Part 2: The Good Old Times

497 75 1
                                    



Mari kembali ke masa ketika Krist masih duduk di bangku kelas satu di suatu SMA yang berada di Chiangmai. Pada hari itu adalah hari pertama Krist masuk SMA. Teman-teman di sekolah barunya banyak yang sudah saling mengenal karena berasal dari SMP yang sama. Krist tidak menyangka bahwa mereka sudah punya geng masing-masing.

Sementara Krist harus siap menghadapi hari pertama di SMA nya seorang diri, karena Krist bukan berasal dari Chiangmai. Ia lahir dan besar di Bangkok. Namun, keluarganya harus pindah ke Chiangmai karena tuntutan pekerjaan ayah Krist. Krist berusaha untuk tahan sendirian padahal ia paling tidak bisa sendiri, karena ia adalah orang yang harus selalu punya teman. Jika sendirian, Krist menjadi pendiam dan nampak tidak ramah.

Seperti dugaan Krist, teman-teman sekelasnya sudah memiliki teman sebangku masing-masing. Di SMA itu, seluruh meja dan kursi dibuat berpasangan untuk dua orang. Krist sudah menduga ia akan duduk sendiri karena ia memang tidak kenal siapa-siapa disana. Hingga datanglah seorang pria berkacamata yang datang di saat bel masuk nyaris berbunyi. Ia datang dengan terburu-buru, lalu langsung duduk di bangku samping Krist karena hanya itu bangku yang tersisa.

"Aku duduk sini ya?", ucap pria berkacamata itu.

"Iya.", jawab Krist yang berusaha menjadi ramah. Mungkin orang itu bisa menjadi teman pertamanya di SMA. "Kenalin gue Krist.", ucap Krist sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Pria berkacamata itu membalas jabat tangan Krist, "Aku Singto.", jawabnya.

Setelah itu, mereka banyak berbincang hingga akhirnya Krist mengetahui bahwa Singto juga anak pindahan dari Bangkok. Jadi mereka sama-sama tidak punya teman dari SMP yang sama di sekolah itu. Sejak itulah Krist menjadi dekat dengan Singto, padahal sifat mereka sangat bertolak belakang.

Semakin lama mengenal Singto, Krist jadi tahu bahwa Singto adalah tipe murid idaman yang cerdas, penurut, suka belajar, dan tidak suka membuat onar. Sangat berbeda dengan Krist yang sering tidur di kelas, malas mengerjakan PR, dan malas belajar. Lagipula Krist punya Singto si murid rajin yang selalu mencatat dengan sangat rapi, nanti Krist tinggal fotocopy catatannya. Soal mengerjakan PR sih gampang, Krist juga tinggal minta jawaban dari Singto.

Tak butuh waktu lama bagi Krist untuk memiliki banyak teman di sekolah barunya itu, karena ia adalah seorang social butterfly. Ia bisa masuk ke dalam circle mana saja dengan mudah, karena sifatnya yang ribut dan asik membuatnya mudah berbaur. Sementara Singto lebih pendiam dari Krist. Ia tidak bergaul dengan banyak orang, hanya ada beberapa orang yang lumayan dekat dengan Singto—sesama anak ambis di kelasnya.

Meskipun sudah punya teman baru masing-masing, tapi Krist dan Singto masih sangat dekat. Krist adalah teman terdekat Singto hingga dapat dikatakan sahabat, begitu pula sebaliknya. Krist memang memiliki banyak sahabat, tapi Singto berbeda. Posisi Singto berada di paling atas jika diharuskan memilih siapa yang terdekat.

Orang-orang yang melihat Krist dan Singto juga tidak habis pikir bagaimana bisa dua orang yang nampak tidak sefrekuensi itu malah sangat dekat. Padahal keduanya sangat berlawanan. Krist si anak yang tiap hari dipanggil guru BK dan Singto si ketua kelas.

Krist memang tidak suka belajar secara akademis. Penyelamat nilai-nilai ulangan harian Krist tentu saja teman sebangkunya. Siapa lagi jika bukan si ranking satu di kelas? Singto Prachaya.

Guru-guru yang mengajar di kelas Krist nampaknya menyadari bahwa Singto yang selama ini membantu Krist dalam ulangan. Sehingga tempat duduk mereka dipisahkan oleh sang guru. Semenjak dipisah dari Singto, Krist semakin menjadi-jadi di dalam kelas. Ia tidak pernah mendengarkan gurunya dan selalu tertidur. Singto pun nampak menunjukkan penurunan nilai. Entah karena apa.

"Singto. Kenapa rata-ratamu menurun?", tanya guru BK di sekolah. "Semester kemarin rata-ratamu 95, sekarang menjadi 90. Kalau menurun lagi bisa tidak sampai 90. Apa kamu ada masalah dalam belajar?"

Turn Back The FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang