Part 21: Follow Your Heart

518 58 2
                                    



⚠️ TW ⚠️
NDFW 🔞
Harap bijak dalam membaca.


Krist terbangun dari tidurnya dengan napas tercekat. Ia berkeringat dingin karena baru saja bermimpi buruk. Krist melihat ke sekelilingnya. Ia sadar dirinya tengah berada di kamar apartemennya, tetapi ia masih belum bisa membedakan apakah ia masih berada di alam mimpi atau dalam kenyataan. Sama seperti ketika seseorang bangun tidur dan mengira waktu sudah pagi padahal masih malam. Saat itu adalah saat ketika kenyataan dan mimpi tidak dapat dibedakan oleh otak.

Krist melihat sebuah jimat kain berwarna biru yang masih berada di tangannya.

Tidak... Tidak....

Krist mulai menitikkan air mata ketika berjalan ke arah meja ruang tengah dan melihat sebuah kotak coklat. "Tidak... Aku sudah kehilangan dia.... Singto. Singto hu..hu...hu.", Krist menangis histeris hingga sesenggukan sembari memeluk boneka singa yang berada di dekat kotak coklat itu.

Piip... piip... piip..

Tangisan Krist terpecah ketika ia mendengar seseorang sedang menekan password pada gagang pintu apartemennya.

Klik.

Terdengar suara pintu apartemen Krist yang terbuka. Lalu Krist berjalan perlahan ke arah pintu. Ia mengambil sapu sebelum memberanikan diri mendekat ke pintu masuk. Ia mengira ada seorang penyusup masuk ke dalam apartemennya.

Krist terbelalak ketika melihat orang yang masuk ke dalam apartemennya adalah Singto. Pria itu sedang melepas sepatu dan memasukkannya ke dalam lemari sepatu yang berada di depan pintu. Lalu pria itu menoleh pada Krist yang sedang menggenggam sapu di tangannya.

"Babe?", panggil Singto. "Kamu lagi nyapu?"

Krist baru dapat membedakan antara mimpi dan kenyataan. Ia menjatuhkan sapu yang di tangannya ke lantai, lalu Krist langsung berlari memeluk suaminya.

"SUAMIKUUU!!", teriak Krist sembari melemparkan tubuhnya ke pelukan suaminya dan memeluknya erat. Singto juga membalas pelukan suaminya sembari mengelus lembut punggungnya.

"Kamu nangis?", tanya Singto khawatir. Ia sedikit mendorong Krist agar dapat melihat jelas wajah suaminya yang masih sesenggukan itu. Kedua mata Krist terlihat sembab seperti habis menangis hebat.

"Kenapa baby?", tanya Singto lagi.

Krist menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gapapa. Tadi aku cuma mimpi buruk pas ketiduran. Kayanya aku kecapekan dari semalem gak tidur. Sekarang jam berapa?"

"Jam 12 siang.", jawab Singto.

"Katanya kamu mau pulang nanti malam?", ucap Krist.

"Gak jadi. Aku reschedule tiket pesawat karena mimpi buruk."

"Mimpi apa?", tanya Krist.

"Tadi pagi aku bangun kaget karena mimpi buruk. Di dalam mimpi aku lihat kamu kecelakaan. Aku panik karena rasanya kaya kenyataan. Kamu juga gak angkat teleponku jadi aku panik sampai telepon bang Thanat, bang Nont, Raiva semua aku telepon katanya kamu udah balik ke apartemen. Jadi aku langsung reschedule tiket yang paling pagi ke Bangkok."

Krist mengambil handphonenya, lalu ia melihat tanggal di layar handphonenya menunjukkan 4 Juli 2019. Notifikasi handphonenya dipenuhi dengan miscall dari Singto yang jumlahnya sampai 50 miscall, belum lagi miscall dan tumpukan spam chat dari teman-teman bandnya.

"Maaf yang. Tadi aku ketiduran, hpku aku silent dari kemaren."

Singto mengecup pucuk kepala suaminya. "Gapapa. Untung kamu gak kenapa-napa. Tadi memangnya kamu mimpi buruk apa? Mungkin kamu masih ingat."

Turn Back The FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang