Band Krist mulai tampil di kafe-kafe yang ada di ibukota Negeri Gajah Putih itu. Krist sudah tahu kafe-kafe mana saja yang strategis dan biasanya sering didatangi oleh pencari talent, sehingga Krist langsung membawa teman-temannya untuk manggung di kafe-kafe strategis tersebut dan mencoba peruntungan bertemu dengan pencari bakat yang bekerja di label musik. Krist dan teman-teman bandnya tidak perlu lagi membuang-buang waktu tampil di kafe yang tidak akan memberi mereka peluang. Krist sudah pernah melalui semua pahit manis perjuangan bandnya.Di Bangkok, Krist dan bandnya tampil di sebuah kafe yang bernama The Rock Pub. Rata-rata pengunjung kafe adalah penggemar musik rock yang sesuai dengan aliran band Krist, yaitu pop-rock. Mereka tampil dari kafe ke kafe untuk terus mengenalkan nama band mereka ke para penggemar musik dan juga untuk bertahan hidup. Hal ini telah mereka lakukan selama dua tahun lamanya.
"Pada malam hari ini kami akan membawakan penampilan spesial untuk seluruh pengunjung kafe. Lagu ini adalah original song perdana kami.", ucap Raiva, vokalis dari band Krist.
Di setiap masa yang telah kulewati
Meluap bersama kisah tak terganti
Senja mulai membiru menunggu yang berlalu
Haru air mata menyela iringi rindunya
Krist menabuh drum sembari pandangannya mencari seseorang di antara rombongan pengunjung kafe. Ia mencari kekasihnya yang belum ada disana, padahal lagu itu sudah lagu terakhir yang dibawakan oleh bandnya. Tak biasanya kekasihnya itu datang terlambat. Ketika Krist melihat ke arah pintu masuk, ia melihat kekasihnya tengah berdiri di sebelah pintu dengan napas terengah-engah. Pria itu melambaikan tangan pada Krist dan Krist membalasnya dengan senyuman lebar. Semangatnya bertambah seperti seolah-olah mendapat aliran listrik dari powerbank.
Jika kumerasa sepi
Kembalilah ke tempatku menanti
Sebelum waktu menuntut mati
(Lagu: Serana - For Revenge)
"Krist lo gak ikut balik bareng kita?", tanya si gitaris band pada Krist.
"Gak bang Nont. Gue malem ini mau nginep di kosnya Singto."
"Oh... Jangan lupa dipake kado yang gue kasih. Inget, safety first.", ucap Thanat—bassist band.
"Apaan sih bang!!", gerutu Krist.
Setelah itu, Krist langsung berlari ke arah pacarnya dan menggandeng lengannya. Krist tersenyum manis pada pujaan hatinya itu. Sudah satu minggu lamanya mereka tidak bertemu karena pacarnya sibuk ujian blok.
"Aku kira tadi kamu gak bakal dateng, yang.", ucap Krist.
"Gak mungkin aku gak dateng. Aku kangen banget sama pacarku...", ujar Singto sembari mencubit pelan hidung mancung pacarnya yang menggemaskan itu.
"Hahaha ayok kita pulang ayang.", Krist menarik lengan pacarnya untuk segera keluar dari kafe.
"Nonono... Kita jalan-jalan bentar ya, aku butuh angin."
"Hm? Mau kemana udah malam begini?"
"Jalan-jalan aja naik motor.", jawab Singto sembari menyerahkan helm penumpang pada Krist.
Orang tua Singto membelikan sebuah motor saat Singto keluar dari asrama dan tinggal di kos-kosan. Singto tinggal di asrama selama hampir dua tahun lamanya, barusan saja ia pindah ke kos karena jam malam asrama mengganggu kegiatan Singto yang biasanya belajar bersama teman-temannya hingga larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back The Fate
FantasíaKisah mengenai seorang pria yang terlambat menyadari perasaannya pada cinta pertamanya. Krist Perawat baru mendengar kabar bahwa teman sebangkunya ketika di SMA, sekaligus sahabatnya dan cinta pertamanya telah tiada. Terlambat bagi Krist Perawat un...