Part 11: Scandal

412 62 5
                                    



⚠️TW⚠️
NSFW 🔞







Setelah selesai berdiskusi dengan anggota bandnya, Krist kembali ke kos Singto. Pacar Krist itu juga baru saja pulang dari kampusnya.

"Sudah pulang babe? Gimana tadi tanda tangan kontraknya?", tanya Singto begitu masuk kamar dan melihat kekasihnya sudah pulang duluan.

"Udah sih yang. Tapi tadi sempet ada masalah gitu."

"Masalah apa?", Singto terlihat khawatir.

"Gapapa kok udah kelar masalahnya. Aku mandi duluan ya, yang...", ucap Krist sembari menanggalkan pakaiannya sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Mau bareng? Aku juga belum mandi.", ucap Singto.

Biasanya Krist akan menolak, karena jika ia mandi bersama dengan pacarnya yang ada bukan hanya mandi. Tapi sudah cukup lama mereka sibuk masing-masing hingga tidak sempat saling mendekatkan diri.

"Kali ini boleh. Tapi pelan-pelan ya ayang. Kan udah lama....", ujar Krist dengan tatapan memelas yang malah semakin membuat Singto gemas.

Singto tersenyum penuh makna. Tanpa basa-basi ia menyambar bibir pacarnya sembari mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi. Singto mendesak pacarnya itu ke tembok. Ia melepaskan pakaiannya dan juga melepaskan seluruh busana yang masih menutupi tubuhnya dan tubuh pacarnya hingga keduanya sama-sama tak terbalut dengan busana apapun.

Singto mendesak pacarnya lagi hingga Krist terhimpit di antara tembok dan tubuh pacarnya. Sementara bibir keduanya masih belum terlepas. Keduanya saling melahap dan melumat bibir satu sama lain, meluapkan kerinduan mereka yang haus dan lapar akan keintiman.

"Hahh... Singhh...", Krist masih terengah-engah karena ciuman yang membuat napasnya tercekat. Rasa geli menjalar dari ceruk lehernya, dimana Singto tak henti menghisap leher jenjangnya sembari jemari pacarnya itu memainkan bagian sensitif yang ada di dadanya.

"Hnghhh...."

"Kamu suka dipegang disini kan?", ujar Singto sembari memilin nipple kekasihnya.

Singto memutar tubuh Krist agar membelakanginya. Bibirnya mengecup bahu Krist, satu tangannya masih memainkan nipple pacarnya itu, dan satu tangannya yang lain melakukan prepare di dalam hole pacarnya.

Meskipun Krist sudah bilang agar pacarnya pelan-pelan, namun tetap saja pacarnya itu sudah tidak sabaran.

"Aku rasa sudah cukup longgar.", ujar Singto yang mulai mengarahkan barang tegak miliknya untuk memasuki hole pacarnya. Krist terperanjat. Rasa ngilu mengalir dari bagian bawahnya dan membuatnya berteriak secara spontan.

"Ahh!! Sakit... Pelan-pelan... Punyamu itu besar yang!", Krist protes.

"Ah iya maaf... Tahan sebentar ya babe. Aku gerak pelan-pelan."

Ini bukan kali pertama hole milik Krist dimasuki. Saat pertamanya malah lebih menyakitkan daripada yang saat ini dirasakannya. Saat pertamanya adalah ketika ia dan Singto mulai tinggal bersama.

Saat pertama kali, Krist tak yakin sanggup melakukannya meskipun akhirnya bisa dan setelahnya dua hari penuh tidak bisa berjalan. Karena sekarang sudah cukup sering pacarnya itu melakukan penetrasi di dalam holenya, lama-lama Krist mulai dapat menikmatinya.

"Ahhh... yess...", desah nikmat yang terlepas dari bibir Krist ketika ia mulai menikmati pergerakan kekasihnya.

"Enak?"

"Hnghh hmm... enak yang..."

Singto menyentuh barang milik pacarnya dan mengocoknya. Tangan Krist langsung menghalangi tangan Singto. "Jangan! Nanti aku keluar."

Turn Back The FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang