Part 12: It's Gonna Be Okay

419 64 3
                                    



The sun has lost its sight

The clock has lost its row

What should I do if the rain never stop?

And I can't find the place to hide

I can't hold it any longer to watch them fade away

To watch you with someone else.

(The Wall - For Revenge)

"Stop! Stop!", seru Nont menghentikan bandnya yang sedang latihan salah satu lagu dalam album sebelum memulai rekaman. "Krist! Lo kenapa? Daritadi tempo lo kemana-mana.", tegur Nont.

"Sorry bang gue lagi gak fokus."

"Fokus Krist! Kita gak punya banyak waktu buat latihan. Kalo lo ada masalah mending selesaiin sekarang atau pikirin nanti bukan sekarang."

"Sorry bang.", Krist membuang jauh-jauh segala pikiran overthinkingnya, karena tidak mungkin teman-teman bandnya harus menunda rekaman hanya karena Krist yang sedang tidak fokus.

Then I will build the wall to say goodbye

The strong one that you can't walk through this way

Even you broke the wall, I will deny.

Setelah selesai rekaman, Krist pergi ke sudut ruangan. Nont menghampiri Krist untuk meminta maaf karena tadi ia sedikit keras.

"Krist. Sorry ya tadi gue ngebentak—", Nont terperanjat ketika melihat Krist yang sedang menangis. "Krist. Gara-gara gue ya? Sorry banget gue gak maksud."

"Gak. Bukan gara-gara abang. Gue lagi banyak pikiran aja."

"Ada apa Krist? Mungkin gue bisa bantu."

"Bang. Kalo lo nemuin bekas lipstick cewek di baju pacar lo, apa yang bakal lo lakuin bang?", ucap Krist.

"Ini pacar lo? Si Singto? Yang bener Singto ngelakuin itu?!",ujar Nont yang tak percaya.

"Makanya gue gak tahu bang. Salah gue dimana? Apa gue yang salah gak ngeluangin waktu lebih banyak buat dia jadi dia cari orang lain?"

Nont terlihat ragu untuk menjawab karena takut salah. "Lo gak bisa langsung tarik kesimpulan pacar lo selingkuh cuma gara-gara bekas cap bibir. Lo udah tanya langsung ke dia?"

Krist menundukkan kepala dan nampak lunglai, "Belum bang... Gue belum ada waktu ketemu."

"Coba lo omongin berdua dulu. Biar lo gak overthinking gini terus karena ngaruh ke semua kerjaan lo."

"Iya bang.", jawab Krist yang terdengar tak bersemangat. Sebenarnya alasan Krist tidak bertanya pada pacarnya karena ia takut. Ia takut jika kekhawatirannya benar. Apakah hubungannya akan berakhir jika ia bertanya? Lalu untuk apa ia kembali ke masa lalu jika sama saja tidak ada Singto dalam hidupnya?

Krist kembali ke apartemennya setelah selesai rekaman hingga larut malam. Krist ragu untuk menghubungi pacarnya. Terakhir kali mereka chat sudah tiga hari yang lalu. Tiba-tiba sebuah pesan chat masuk dan tertulis 'ayang' pada layar handphone Krist.

Kamu dimana?

Krist menjawab kalau dia berada di apartemen. Lalu Singto meneleponnya.

"Aku udah di lobby apartemenmu.", ucap Singto melalui sambungan telepon.

Krist terkejut karena tiba-tiba saja pacarnya itu sudah berada di bawah. Krist langsung bergegas turun menuju lobby. Krist melihat pacarnya yang tersenyum canggung pada dirinya. Singto terlihat tidak bersemangat seperti biasanya, apalagi sudah hampir satu bulan lamanya mereka tidak bertemu. Biasanya Singto akan langsung memeluk Krist karena terlalu rindu.

Turn Back The FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang