Part 18: Won't Let You Go

425 62 2
                                    




Krist dan teman-teman bandnya memutuskan untuk menerima tawaran direktur Nada Music. Direktur Jay langsung membuatkan kontrak dengan Band Krist, yaitu kontrak selama satu tahun dengan fasilitas yang diberikan berupa satu unit apartemen dekat kantor untuk tempat tinggal anggota band.

"Woww.... Ini penthouse anjir bukan apartemen!", seru Thanat yang masih tidak percaya dengan mewahnya tempat tinggal baru band mereka yang diberikan oleh perusahaan. Padahal band mereka belum menghasilkan apapun.

"Gini ya rasanya punya sponsor tajir melintir.", Nont langsung melemparkan tubuhnya ke atas sofa empuk yang berada di ruang tengah. "Raiva. Bini sama anak lo ajak nginep disini lah. Sekali-kali nyenengin bini kan?"

"Iya nanti gue telepon bini gue.", jawab Raiva.

Krist hanya tersenyum senang ketika melihat teman-temannya senang. Ia merasa sangat senang karena dapat membawa teman-teman bandnya ke kehidupan yang lebih baik, bukan ke masa-masa tidak menyenangkan ketika perjuangan mereka lebih sulit daripada saat ini.

"Abang-abang. Gue balik dulu ya.", ucap Krist.

"Balik mana? Ke kosan Singto? Lo yakin gak mau tinggal disini?", ujar Thanat dengan raut wajah tak percaya.

Krist tersenyum, "Balik ke rumah bang.", jawab Krist. Bagi Krist, rumahnya adalah dimana Singto berada. Katakan bucin. Katakan bucin.

"Bulol (bucin tolol) emang susah dah. Dikasih penthouse mewah juga milihnya kamar kos-kosan sempit.", ucap Thanat.

"Biarin bang. Makin sempit makin anget.", jawab Krist dengan nada bercanda.

"Yaampun anak-anak kelebihan hormon emang.", Thanat menggeleng-gelengkan kepalanya.

Album perdana Band Krist yang diorbitkan oleh Nada Music langsung disambut baik oleh para penggemar musik. Ditambah lagi Nada Music sudah memiliki fanclub sendiri dimana sebelum mengeluarkan album sekalipun, banyak yang sudah menjadi fans band Krist. Padahal rencana debut band yang bernama 'For My Revenge' masih desas-desus, tetapi sudah diliput dimana-mana. Apalagi dikarenakan direktur Jay—putra pemilik Nada Music sendiri yang menjadi sponsor band ini.

Pada hari pertama peluncuran album, perusahaan Nada Music langsung mengadakan promosi dengan membuat band Krist yang baru didebutkan itu tampil di acara-acara TV. Malam harinya, Direktur Jay mengajak band Krist untuk makan malam bersama.

Krist baru pertama kali ini makan di restoran fine dining. Ia dan teman-teman bandnya sudah berpakaian formal dengan mengenakan tuxedo yang diberikan oleh manager mereka.

Kapan-kapan ajak Singto kesini deh., ucap Krist dalam hati. Ia juga ingin mengajak kekasihnya makan di restoran mewah, tetapi kekasihnya itu juga sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Lalu Krist melihat Direktur Jay datang bersama dengan pria bule yang Krist tahu adalah suami sang direktur. Tetapi, mereka juga membawa seorang anak laki-laki yang terlihat masih berusia tak lebih dari 3 tahun.

"Jake, say hello to uncles.", ucap Ronnie—suami dari Jay kepada anak kecil yang digandeng olehnya itu.

"Hewlo uncles...", ucap anak kecil berambut hitam kecoklatan dan bermata coklat tua itu. Ia terlihat lebih mirip dengan Jay daripada dengan Ronnie. Krist yang mendengar suara imut anak kecil itu langsung terenyuh. Krist memang suka dengan anak-anak karena begitu menggemaskan. Apalagi anak laki-laki di hadapannya itu tenang dan penurut, ditambah dengan bow tie yang dikenakan anak itu makin membuatnya terlihat imut.

"Jake adalah anakku.", ucap Jay.

"Huh?", Krist langsung menatap ke arah Jay karena terkejut. Ia tidak berpikir anak itu adalah anak Jay, karena seperti yang diketahui, Jay memiliki seorang suami.

Turn Back The FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang