Kim Taehyung pemuda tampan yang kini tengah menjalani tugasnya sebagai Polisi tengah terduduk tepekur si depan meja kerjanya. Pikirannya saat ini mungkin bisa di bilang tidak singkron dengan tubuhnya. Tubuhnya boleh berada di ruangan itu tapi tidak dengan pikirannya.
Selepas perbuatannya yang memutus secara sepihak hubungannya dengan pemuda bernama Jeon Jungkook dia tak lagi terlihat seperti biasanya. Cendrung diam dan banyak melamun. Tak di pungkiri Jungkook adalah sumber semangat dan keceriannya. Hanya mengingat sikap lucu dan menggemaskan yang di pelihatkan Jungkook padanya kala anak itu merengek ingin sesuatu bisa membuat Taehyung tersenyum kecil. Mata bulat dan gigi kelinci itu akan terlihat semakin lucu di mata Taehyung membuat dia suka tidak tahan untuk tidak mencubit pipi atau sekedar menggelitik Jungkook.
Taehyung bukan tanpa alasan memutuskan Jungkook. Hubungan yang hampir 2 tahun mereka jalani itu tentu saja sangat di sayangkan jika harus di akhiri. Tapi di sini Taehyung sedang berusaha bersikap adil.
Dia dengan mudahnya marah hanya karna melihat foto Jungkook dengan teman teman wanitanya. Rasa panas membakar hatinya mengalahkan logikanya dan berakibat kemarahannya pada Jungkook.
Namun kini .....
Semua terbalik. Ujung pisau yang seharusnya dia hujam kan pada kekasihnya itu kini malah berbalik arah. Tepat di muka dan saat ini mungkin bisa saja dia sendiri yang menghunjamkannya pada mukanya.
Taehyung malu....
Taehyung merasa berdosa....
Karna sejatinya dirinya lah sang penghianat.
Saat Jungkook hanya melakukan kesalahan kecil dengan foto foto itu. Taehyung justru malah meniduri orang lain. Saat Jungkook hanya menghabiskan waktu dengan bersenang senang dengan sahabatnya. Taehyung malah mengkhianati cintanya dengan lebih kejam lagi.
Jadi pantaskah dia mempertahankan cintanya. Pantaskah dia mempertahankan Jungkook. Sementara dia sendiri adalah bajingan yang tak tau malu meniduri anak orang tanpa pertanggung jawaban.
Lamunanya terhenti saat suara ponselnya berdering. Taehyung meraih benda tipis yang tergeletak di atas mejanya. Dan seketika senyum getir terlukis di wajahnya kala melihat di layar ponselnya. Sebuah alaram yang sengaja di aktifkannya satu bulan lalu.
Ya....malam ini tepat jam 12 nanti adalah ulang tahun Jungkook.
.
.
.Rasanya malas sekali Jungkook melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah. Ingin lama lama di kampus menghabiskan waktu. Tapi mata kulaihnya sudah selesai. Tak ada kegiatan juga hari ini. Mau ajak teman teman keluar semuanya pada sibuk urusan masing masing jadi mau tak mau jalan satu satunya ya pulang ke rumah.
" Ah......membosankan...." ucapnya saat tangannya capek sendiri memainkan game. Bahkan membaca ff yang biasanya menarik di aplikasi orange itu juga tak mampu membunuh rasa sepinya. Biasanya kalau dia tengah sendiri saat menunggu Taehyung darang ke rumah membaca atau bermain game bukanlah sesuatu yang membosankan. Tapi kenapa sekarang semuanya terasa hambar.
Matanya terkunci pada langit langit kamarnya. Memandang kosong bahkan seolah mampu menembus ke atas sana. Samar tapi jelas Jungkook melihat raut wajah Taehyung yang tersenyum. Dia rindu. Sangat rindu. Tapi tak berani untuk sekedar mengatakannya karna dirinya kini bukanlah siapa siapa bagi Taehyung.
Jungkook bukannya tak ingin mencari tau kenapa Taehyung memutuskannya karna bagi Jungkook apapun yang membuat Taehyung bahagia dia pasti akan melakukannya meski itu menyakiti dirinya sendiri.
" Nggghhh...."
Lenguhan kecilnya membangunkannya dari tidur tak sengaja dari tadi sore. Melirik jam weker yang terletak di nakas samping kanan.
10.55 Pm
" Aku ketiduran...."
Jungkook beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi. Mencuci muka yang rasanya sudah sangat tebal rasanya akibat menangis. Perut laparpun menuntun Jungkook mencari makanan yang kali aja masih saja tersisa di kulkas.
Tinggal satu butir telor satu bungkus mie instans.
Jungkook bersungut sendiri mendapati lemari pendingin nya kosong melompong. Berdecih sendiri sambil menggaruk kepalanya kesal menyadari keteledoranya. Terakhir kali belanja dua minggu lalu dan itu pun dengan Taehyung. Ah tidak tepatnya Taehyunglah yang membelanjakan bahan makanannya. Selalu....
Lambungnya sudah terisi kenyang suda di rasa. Tapi Jungkook kembali bingung apa yang akan di lakukannya mau tidur kan mustahi baru juga bangun.
Jalan terakhir membunuh sepi nya adalah duduk di meja belajar mengeluarkan tugas kuliah yang kebetulan belum di selesaikannya.
Asik sendiri berkutat dengan kertas kertas putih yang bertebaran selama hampir satu jam. Jungkook melirik jam wekernya yang kini menunjukkan pukul 11.53 Pm.Rautnya kembali sendu saat menatap jarum jam yang kian mendekati angka dua belas. Dentingan jarum itu nyatanya mampu membuat jantungnya seketika serasa sakit dan perih sadar bahwa saat ini tepat di ulang tahunnya yang ke 19 th dia sendiri. Tanpa ada teman dan sahabat yang merayakan tanpa ada orang terkasih yang akan memberikanya ucapan selamat.
Drrrttt....drrtt...
Lamunannya terhenti saat ponselnya bergetar. Pikirnya siapa yang menelponnya tengah malam begini.
Tapi nama Taehyung yang muncul di layar ponselnya itu membuat Jungkook membekap mulutnya sendiri seakan tak percaya akan apa yang di lihatnya.
(Bersiaplah untuk menyesuaikan volume)
" Youbuseoo...?" Suara Jungkook di buat sedatar mungkin meski sebenarnya dia tengah gugup bukan main.Sejenak masih hening yang Jungkook terima dari seberang sana. Di lihatnya layar ponsel itu nyatanya sambungan masih terhubung dengan sang penelpon.
" Youbuseo...?" Ulangnya sekali lagi
Dan dengan segenap keberanian yang tersisa Jungkook mencoba memanggil orang tersebut dengan penuh hati hati.
"H...Hyung.....?"
" Sangilchukahee....Kookie..ah...."
Deg
Deg
Jungkook tak dapat mengeluarkan kata kata seketika bibirnya kaku dan kelu tak tau apa yang harus di ucapkan.
Dia terharu dan tak menyangka Taehyung akan menelponnya. Di liriknya Jam weker yang masih setia di nakasnya.
12.00 Pm
Taehyung ingat...
Taehyung tidak lupa...
Dan Taehyung mengucapkannya.....
" Happy Birthday Kookie...."
Hilang sudah segala lara di hatinya hanya dengan satu kalimat itu. Tak apa tak ada pesta. Tak masalah sahabat atau teman temannya lupa. Tapi dengan ingatnya Taehyung akan ulang tahunnya adalah sebuah hadiah spesial yang lebih dari sekedar hadiah barang apapun untuknya.
Dan bolehkah Jungkook berharap kalau ini akan lebih dari sekedar ucapan selamat...?
Jungkook bahagia....Jungkook senang.
" Hyung.....kau ingat....?"
" Tentu...aku ingat...dan maaf aku tak memberimu hadiah....."
" Tak apa Hyung....tak masalah bagiku....a....."
Ucapan Jungkook di potong Taehyung dan saat itu Jungkook sadar bahwa Taehyung hanyalah sekedar memberi selamat untuknya.
" Kook...sudah ya....jaga diri baik baik....bye...."
Jungkook termangu. Sedetik yang lalu dia merasa luar biasa senang menyangka Taehyung akan mengucap permintaan maaf setelah ucapan selamatnya. Berharap Taehyung akan meminta kembali. Tapi lagi lagi hanya angan semata.
" Apa yang kau harapkan Jungkook....." lirihnya.
tbc
Sore
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with me
Teen Fiction" Aku ingin punya anak Jungkook " taekook Boy x boy Lapak fujoshi