Mendekati hari 30 semenjak putusnya hubungan Jungkook dan Taehyung dan hampir 2 minggu yang lalu suara terakhir Taehyung yang ia dengar saat pria itu mengucapkan selamat untuk hari specialnya.
Mulai membiasakan diri melewati hari hari tanpa adanya sosok yang selalu mengisi hari dan relung hatinya. Membenamkan dalam dalam ke dasar sanubarinya sebuah rasa yang kadang kala menyeruak ingin timbul kepermukaan mencari penyejuk kegundahan hati tidak membuatnya larut dalam kesedihan akibat yang namanua merindu.
Rindu..
Siapa bilang Jungkook tak rindu Taehyung.
Amat.....
Sangat malah...
Tapi sekali lagi dia bisa apa. Hatinya akan terasa semakin perih kala mengingat jika yang di rindu sedikitpun tak memberi celah lagi untuk dia bisa merasakan hangatnya pelukan kala rindu itu terbalaskan. Manisnya sebuah ciuman kala bibir itu berucap kata sayang. Dan nikmatnya sorga kala raga itu bersatu bersentuhan.
Kenangan
Hanya tinggal kenangan
Yang akan selalu di simpan rapi di sudut hati seorang Jeon Jungkook. Pemuda manis itu pertama kali mengenal bagaimana itu cinta, bagaimana itu di manja di perhatikan bahkan di sayang sepenuh hati dan bahkan pertama kali dalam hidupnya mengenal yang namanya bercinta lewat pemuda itu.
Kim Taehyung
Dialah yang pertama kali memberi segalanya.
Di tempat lain
Sebut saja pemuda berparas tampan bak dewa itu, pemuda yang hanya dengan sekali menetap matanya kau akan merasa seolah dia akan mampu membawamu dalam kendalinya. Yang kharismanya tak terbantahkan.
Kim Taehyung masih di ambang kebimbangan. Berfikir keras akan dua pilihan . Antara ingin menyudahi derita hati yang berkepanjangan akibat tak kuat menahan hati yang juga tak jauh beda dengan mantan kekasihnya. Terasa menyiksa sanubarinya kala perasaan itu datang.
Tapi bimbang melanda saat dia berprasangka sendiri. " Apa Jungkook akan memaafkannya jika dia mau meminta maaf dan meminta kembali...?"Ketukan yang terdengar terburu dan tak sabaran terdengar jelas di telinga Jungkook saat dirinya tengah asik begelimang kertas kertas putih. Awalnya abai dan memilih acuh. Namun suara bising dari pintu itu begitu mengganggu sehingga ia memilih meletakkan kertas kertasnya dan melangkah membuka pintu.
" Siapa yang malam malam begini datang bertamu..." gerutunya.
Onix hitamnya dibuat melebar saat tangannya berhasil menarik knop pintu dan membukanya lebar lebar. Bahkan belum sempat Jungkook mengeluarkan suara hendak bertanya " Ada apa ...?" Tubuhnya sudah di tabrak oleh tamu yang tak di undangnya itu.
Brukkk.
Nyari oleng kalau saja dia sendiri tak berusaha menahan dengan kedua kakinya.
Tubuhnya di dekap erat oleh tamu yang nyatanya seorang pria yang hampir sebulan ini di rindukannya. Membenamkan kepala diperpotongan leher dan bahunya mengusap lembut dan seakan menuntun Jungkook agar terbenam di perpotangan lehernya juga. Bisa di rasakan nafas memburu dan debaran jantung pemuda itu akibat dada mereka yang saling berhumpitan. Terakhir ucapan yang begitu halus dan yang paling ingin Jungkook dengar akhirnya dari keluar dari mulut pemuda itu.
" Maafkan aku Jungkook..ah.....Maaf....sekali lagi.....aku tak mempercayaimu...." Ucapnya sedikit terputus nyaris tergagab.
" Kau tau...merindukanmu adalah hal yang paling menyiksaku...aku yang salah....tak mendengar penjelasanmu..." lanjutnya lagi kini dengan semakin memebemkan kepalanya lebih dalam di bahu Jungkook.
Perasaan menghangat itu jujur Jungkook rasakan lagi. Lega...seolag beban berat di bahunya terangkat sudah. Taehyung mau mengerti saja itu sudah lebih dari menjelaskan semunya. Karna sejatinya Jungkook memang hanya bersahabat dengan gadia itu. Karna kekasihnya adalah Taehyung dari dulu dan sampai kapanpun.
Maka tak ada alasan bagi Jungkook untuk tidak mengangkat kedua belah tangannya membalas pelukan Taehyung yang sudah dari mendekapnya erat. Membuat perasaan nyaman yang selalu dia rasa kala berada di dekapan Taehyung itu kembali dia rasakan lagi. Dan kali ini Jungkook membalasnya dengan sangat erat.
" Susulit itu..?" Taehyung yang tadi duduk di sofa kini beralih mensesajarkan diri dengan Jungkook yang tengah merungut mengerjakan tugasnya.
Dengan Laptop di depan muka dan kertas kertas tugasnya serasa membuat kepala Jungkook mau pecah. Membuat Taehyung yang tadi duduk di sofa menunggu mantan kekasih yang telah kembali itu menyelesaikan tugas kuliahnya. Ternyata Taehyung tak mau ego. Memberi waktu pada sang pacar untuk menyelesaikan tugas yang harus di kumpulkan besok ketimbang meladeninya.
" Mau gila rasanya....dosen dosen itu seenak jidat memberi tugas. Menyuruhku begadang tiap malam.....Hyung...liat...aku kurus kan...mataku cekung tidak... ?" Kembali....Jungkook kembali merengek manja pada Taehyung. Dan itu adalah yang paling di suka Taehyung.
" Sini...biar kulihat...." Taehyung meraih laptop dan mulai mengerjakan tugas Jungkook.
" Yeiiii......" persis seperti bocah yang di beri hadiah Jungkook kegirangan.
Jungkook awalnya ingin memeperhatikan wajah serius Taehyung yang kini tengah asik berkutat dengan komputer berjalan itu. Tapu lama lama dia bosan Taehyung kalau serius jadi membosankan.
Kaki Taehyung yang tadinya duduk bersila dia tarik ke depan. Meski sempat kepentok meja saat kepalanya merunduk ke kolong meja kecil itu untuk menarik kaki Taehyung agar duduk berselonjoran.
Taehyung hanya mengerut dan menautkan alisnya saat melihat apa yang di lakukan Jungkook. Lalu senyumnya mengembang saat di lihatnya kepala Jungkook sudah mendarat di pahanya. " Ingin bermanja rupanya anak kelinci ini"
Dan sapuan halus penuh rasa sayang di berikan di atas kepala Jungkook sebelum akhirnya melanjutkan tugas yang seharusnya bukan dia yang mengerjakan.
" Hyung...." Kelinci kecil itu bersuara.
" Hmm..." di jawab dengan deheman tenang Taehyung sambil tangan terus mengetik di keyboard komputer kecil itu.
" Kencan yuk.....udah lama sekali...." Lagi.....manja sekali nada nya.
Taehyung sejenak tersenyum lalu menunduk mencium pucuk kepala Jungkook menghirup aroma manis dari rambut hitam Jungkook.
" Weekend ya....!!!" Jawab Taehyung tenang.
" Call..."
Detik berikutnya Taehyung tak lagi mendengar senandung dari mulut manis Jungkook. Lebih terdengar seperti suara nafas yang tercekat akibat pasokan udara ke paru paru sedikit terganggu.
Jungkook sudah mendengkur.
Pantas suara berisik korokanya terdengar. Posisi tidur yang yang baik menyebabkan dengkuran halus itu malah terdengar lucu di mata Taehyung selalu....Jungkook selalu menggemaskan.
Perlahan tubuh Jungkook di angkat sangat hati hati oleh Taehyung. Sedikit kepayahan saay Taehyung mencoba berdiri dengan berat beban di tangannya. Setelah berhasil lalu dia melangkah membawa bongkahan daging membalut tulang Jungkook itu ke kamar untuk di baringkan nya di ranjang agar nyenyak dan nyaman tidur sang pacar.
" Kau selalu berhasil membuatku tunduk padamu.....bocah...." Lirihnya saat tubuh Jungkook sudah sempurna tertidur dengan nyaman dengan selimut sebatas dada.
Taehyung memeta sebentar wajah imut itu. Tak pernah ada kata bosan di matanya kala melihat pemandangan di hadapannya kini. Sampai akhirnya getar ponsel di kantong celana mengganggu aktifitas menatap wajah kekasih.
Sebuah pesan singkat dari orang yang paling ingin dia hindari tapi tak punya alasan untuk mengelak karna dia sendiri dia punya hutang pada pemuda itu.
Sebuah hutang yang tak akan bisa pernah dia bayar meski dengan cara apa pun.
Jihoon
Hyung..
Dimana...?
Bisa kita bertemu...?Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with me
Teen Fiction" Aku ingin punya anak Jungkook " taekook Boy x boy Lapak fujoshi