The Advantage: Caution "EASE"

389 54 20
                                    

"It's Alright"
-

December 2023

Satu tahun sudah terlewati. Bayangan pertarungan dan luka masih teringat jelas di kepala Irene. Selama itu pula Irene tidak pernah tidur nyenyak, awalnya ia rajin mengkonsumsi obat yang diberikan dokter pribadinya namun saat ini tidak lagi. Menurut Irene semua itu sia-sia, setiap malam Irene selalu memimpikan tentang Ivory. Bahkan ketika ia sedang berkaca tiba-tiba saja wajahnya berubah menjadi sosok Ivory.

Disinilah dia, setelah sibuk menghadiri dan memimpin meeting, juga undangan Natal dan pesta perayaan Christmas eve di Zadar, Irene tiba di Milan siang itu. Empat jam perjalanan udara dari Zadar ke Milan dan satu jam perjalanan darat, ia tiba di Liguria. Irene berdiri di jembatan dimana ia terakhir dapat memeluk Ivory dan melihat Kakek Matius. Sorot mata Irene mendapati garis polisi masih terpasang namun sudah pudar termakan waktu, kerusakan fasilitas yang mereka dulu perbuat masih tetap sama, tak ada perbaikan sama sekali.

"Mereka bilang masih belum ada biaya untuk perbaikan jembatan dan beberapa fasilitas disini"

Irene menoleh ke belakang, ia mendapati Vigra sedang berjalan kearahnya dengan tersenyum. Setelah setahun lamanya ini pertama kalinya Irene bertemu dengan Vigra. Debaran detak jantung Irene masih sama yang Irene rasakan saat dulu ia bertemu dengan Vigra di Pulau Vis. Vigra terlihat mempesona dengan comma-hair berwarna pirang.

"Apa kabar Irene?" tanya Vigra saat mereka berhadapan

Irene tersenyum. Iya, senyum yang sama saat dulu di Pulau Vis. "Mencoba untuk tetap baik-baik saja, but I'm much better now. Kamu sendiri? Bagaimana keadaanmu di Milan sejauh ini?"

Vigra memasukkan tangannya ke saku celananya berdiri menghadap kearah jembatan yang rusak dan terbengkalai. Sesekali angin mengenai rambutnya hingga tiap untaian bergerak tak teratur di sekitar matanya. "Milan baik kepadaku, begitu pula aku yang juga mengobati luka lama."

"Apa masih sakit?" tanya Irene mendongak memandang wajah Vigra dari samping

"Tentu masih" jawab Vigra lalu menoleh kearah Irene, "Kau mau mengobatiku?"

"Emang apa yang bisa ku lakukan?"

"Kau yakin bisa?"

Sedari tadi Irene memandang benda berkilauan yang melingkar di jari manisnya. Tepat satu jam yang lalu Irene resmi menyandang status menjadi istri Vigra. Acara mewah yang diadakan di Milan dengan kerabat dan teman dekat hadir meramaikan pesta pernikahan keduanya. 

Meski pernikahannya terdengar cepat namun semua itu karena Irene ingin mengabulkan keinginan Ivory sebelum gadis itu pergi. 

Ivory ingin melihatnya bahagia

Ivory ingin Irene berdiri di altar bersama pria yang ia cintai

Ivory ingin melihat Irene dan Vigra bahagia

"Ada yang ingin bertemu denganmu" Ucap Vigra merangkul mesra pinggang Irene

Irene tersenyum menyelipkan rambutnya di belakang telinga mengikuti kemana Vigra membawanya.

"Così bello miele Irene" ucap pria bertubuh tegap dengan balutan tuxedo buatan designer ternama

"Petra!" pekik Irene lalu menghamburkan tubuhnya untuk memeluk Petra. Sudah lama Irene tak bertemu dengan pria kepercayaan keluarganya.

"How are you pretty?" tanya Petra membalas pelukan dengan mengusap punggung Irene

"I miss you" ucap Irene menghiraukan pertanyaan Petra

The Advantage: CAUTION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang