2.0

688 86 40
                                    

"Udah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah.."

"Oke, oke. Tapi, obatnya diminum. Gak boleh nolak" tegas Terry sambil meletakkan mangkuk berisi bubur yang tersisa sedikit.

Zion hanya mengangguk kecil, badannya benar-benar terasa tidak nyaman karena demam. Sedari tadi pening juga terus menderanya, tapi dia abai karena tidak terlalu sakit. Ketika Terry baru mengambil paper bag berisi obat yang diberikan Kevan, Zion tiba-tiba bangkit dan langsung berlari menuju kamar mandi.

Terry yang melihat Zion kabur ke kamar mandi seketika panik. Dirinya langsung meletakkan barang yang dipegangnya dan melangkah cepat menuju kamar mandi. Melihat Zion berjongkok di depan kloset sambil memuntahkan semua isi perutnya membuat Terry meringis.

Huekk

Tangannya tergerak memijat tengkuk Zion, membiarkan anak itu mengeluarkan isi perutnya. Setelah di rasa lebih baik, Zion mendudukkan dirinya di lantai kamar mandi sambil bersandar pada tubuh kakak sepupunya. Terry menyalakan keran air dengan volume kecil lalu membasahi tangannya dan  membersihkan wajah Zion dengan air.

"Udah? Masih mual?" Tanya Terry.

Zion menggeleng kecil lalu berdiri dibantu Terry. Remaja itu dipapah sang sepupu menuju kasurnya karena tubuhnya sedang lemah karena sakit.

"Jangan tidur dulu. Itu bajunya basah, ganti dulu" ucap Terry sementara Zion hanya mengangguk.

Terry mengambilkan baju ganti dari lemari pakaian di kamar Zion, dan menyerahkan pada remaja itu. Setelah mengganti bajunya, Zion kembali merebahkan dirinya sambil memijat pelan kepalanya.

"Pusing banget? Makanannya mau diabisin?"

"Engga mau.."

Terry hanya mengangguk lalu membiarkan Zion meminum obatnya lebih dulu sementara dia mengambil baju kotor milik Zion.

"Maaf.."

Terry menoleh, menaikkan sebelah alisnya heran karena Zion meminta maaf. Tangannya kembali menurunkan ember yang berisikan baju kotor dan menghampiri adik sepupunya.

"Kenapa minta maaf, hm?" Tanya Terry sambil mengusap rambutnya Zion dengan pelan.

"Maaf karena ngerepotin.."

Terry menggeleng, "Kamu tuh gak ngerepotin. Justru ini udah tugas Abang buat jaga kamu. It's my duty when your brother is busy. So, stop apologizing and rest now. Ingin sembuh 'kan? Kalau begitu, dah, sekarang istirahat aja" titah Terry sambil menarik selimut Zion sebatas dada.

Zion hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Terry yang menyadari Zion tersenyum pun juga ikut tersenyum, mengecup kening Zion sebelum menyalakan lampu tidur di nakas dan mematikan lampu kamar.

Setelah dirasa Zion memang ingin berkelana menuju alam mimpinya, Terry langsung membawa alat makan dan ember pakaian kotor keluar.

Terry melangkah menuruni tangga perlahan karena pandangannya sedikit terhalang karena terlalu banyak benda yang dibawanya. Perlahan namun pasti, akhirnya Terry sampai di lantai bawah setelah menyebutkan Asmaul Husna dan berdo'a karena takut bila terjatuh.

[-] The Zion's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang