2.7

553 55 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kalian pasti bisa menebak dan membayangkan bagaimana rusuhnya Naga bersama teman-teman satu frekuensinya itu. Saka yang berniat menginap sendirian di rumah Zion pun tidak tersampaikan karena tiba-tiba Reza, Ezlan dan Yanan muncul di depan rumahnya mampir ingin main. Dan.. sungguh. Saka ingin menceburkan Papanya yang terlalu ember karena menjawab kebingungan Yanan ketika ia ingin pergi dengan tas penuh di punggungnya.

Dan menyebalkannya lagi, ketiga anak itu langsung lari pulang ke rumah masing-masing dan tiga puluh menit kemudian mereka muncul di depan rumah Zion dengan tas penuh juga tepat ketika ia hendak memasuki rumah sahabat sipitnya.

Dan lagi, sialnya seperti sekarang ini. Saka dan Zion hanya menutup telinga mereka dengan earphone milik Zion sambil mendengarkan musik dengan volume besar demi mengabaikan keributan sahabat-sahabat jelmaan setannya yang sedang bertingkah.

Hanya kata penghubung 'dan'  yang bisa Saka gunakan untuk meluruhkan isi hatinya yang benar-benar dongkol akan sifat dasar Naga dan antek-anteknya.

Namun, tetap saja.

Mau mengabaikan mereka berempat bagaimanapun caranya juga tidak bisa. Netra mereka berdua masih berfungsi dan tidak kuat juga menutupnya lama-lama. Mereka masih bisa melihat ricuhnya Naga dan Yanan hingga membuat kamar Zion yang sudah seperti kapal pecah.

Dan kalian tau apa yang mereka lakukan saat ini?

Mereka sedang perang bantal, pemirsa.

Pun dengan Reza yang biasanya tidak pernah melakukan hal seperti ini pun seperti dicekoki kegilaan hingga remaja mungil satu itu turut serta dalam keributan yang terjadi sore itu.

"Guys.." interupsi Zion sambil melepas earphone yang sebelumnya bertengger di telinganya.

Tetapi, ia dihiraukan membuat Saka yang duduk di tepian kasur  berdesis kesal atas hal itu. Ia bangkit lalu mendekati Yanan yang jaraknya tak jauh dengan dirinya. Niatnya ingin menegur Yanan dengan menepuk pundaknya. Namun, sialnya ia malah ikut terpukul oleh bantal yang berada di tangan Reza.

BRUKHH!!

"AAKKHH!! WOY! APA SIH?!" Kesal Saka dengan wajah garangnya.

"E-eh, sorry, Sak. Ga sengaja, njir. Yanan tuh, ngeselin banget mukanya minta di goreng pake minyak!" Gerutunya mencari pembelaan.

Yanan yang disebut pun mendengus, "Minyak mata lu pitak! Jadi gue sih? Naga tuh!" Balasnya tak terima.

"Dih! Apa-apaan?! Engga lah, orang—"

[-] The Zion's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang