.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Oh, sialnya.
Tau bocah tengil satu ini akan ikut, sebaiknya Kevan mengelak pulang tadi.Ya, Kevan bersama Tristan sudah berada di salah satu cafe dekat rumah sakit tempat mereka bekerja. Ketika diajak untuk bertemu Terry dan Johnny tadi oleh Tristan, Kevan sudah membulatkan tekadnya untuk memberitahukan hal penting tersebut kepada sahabatnya.
Tapi, tekadnya berada di ambang kehancuran ketika irisnya melihat wajah tengil Naga yang sedang duduk tenang disebelah Johnny sambil asik memakan fruit pancake miliknya.
Tristan yang menyadari Kevan tengah kebingungan hanya menggelengkan kepalanya sambil menahan tawa. Oh lihatlah, bahkan tangan putih Kevan nampak mengerat pegangannya pada berkas yang dibawanya.
"Heh! Kenapa, Van? Bengong terus"
"A-ah, e-engga. Gue gapapa"
Hah, kenapa harus gugup!
"Bang Kevan kenapa? Nyembunyiin sesuatu ya?" tanya Naga sambil memicingkan matanya curiga kepada Kevan.
Kevan gelagapan. Kenapa manusia dihadapannya ini terlalu peka keadaan?!
"Engga.. Abang cuma kepikiran sama pasien Abang aja" jawab Kevan sambil tersenyum kecil.
"Pasien Abang yang mana?? Pasien Abang 'kan banyak"
"Itu--"
"Hust! Naga ga boleh kepo-kepoan, ah. Itu privasi antara dokter sama pasien, kamu ga boleh tau. Sekolah sana yang bener" potong Tristan cepat sebelum Kevan melanjutkan ucapannya.
"Hih! Naga sekolahnya udah bener tau, bang" balas Naga mengerucutkan bibirnya.
Tristan hanya terkekeh kecil sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Sedangkan Johnny dan Terry hanya menggelengkan kepalanya dan Kevan menghela nafas lega karena Tristan dapat mengalihkan bocah menyebalkan didepannya ini.
Johnny memahami sesuatu. Sepertinya memang benar ada yang disembunyikan sahabat jeniusnya itu. Lihatlah bagaimana caranya mencuri-curi pandang pada adiknya diam-diam. Mungkin Kevan ingin memberitahukan sesuatu tetapi hal tersebut tidak boleh didengar adik kecilnya.
Itu sudah kebiasaannya sejak masa sekolah. Dan dirinya paham itu.
Johnny sontak menoleh ketika Naga bangkit dari duduknya. "Mau kemana?" tanyanya.
"Gue mau ke toilet dulu, bang. Angkat telepon nih, sekalian buang air kecil lah" jawabnya sambil menunjukkan layar ponselnya yang terlihat bahwa Reza tengah menelponnya.
"Ya udah, sana"
Naga mengangguk kemudian segera berjalan menuju toilet sedikit tergesa. Tristan dan Kevan saling melempar tatap kemudian mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[-] The Zion's Diary
FanfictionLee Jeno ft. NCT Ini tautan kata demi kata yang membuat kalimat dan kalimat yang membuat sebuah paragraf. Disini cerita sang tokoh utama tersampaikan. Dalam cerita sendu, bahagia dan marahnya tersampaikan disini. Mari, aku ceritakan bagaimana dia me...