Hari berganti hari dan tak terasa telah sebulan Moontae bekerja sebagai pengawas perkebunan di tempat Bae Korain. Selama itu juga Rose dan Lily kerap bertemu dengan pemuda itu di taman yang terletak tidak jauh dari perkebunan. Kecuali hari ini, karena Lily harus pergi ke kampus untuk mengurus dokumen kelulusan sehingga yang ada di taman hanya Rose, Moontae dan Nara. Mereka bertiga sedang mengupas dan menyantap buah Peach yang baru dipetik oleh Moontae sambil berbincang ringan. Setelah beberapa saat, Nara pamit pulang duluan karena ada yang diharus dilakukannya di rumah sebelum kembali bekerja di kebun. Sehingga saat ini hanya ada Rose dan Moontae.
“Kalau begitu jatah peach Nara bisa buat aku.” Ujar Rose sambil terkekeh memecah kekakuan yang tiba-tiba menghampiri. Ini pertama kalinya ia hanya berduaan dengan Moontae.
Moontae tersenyum “Kalau kau mau aku bisa mengambilkannya lagi untukmu”
“Tidak usah, aku bisa sakit perut nanti karena terlalu banyak makan buah” Rose tersenyum kecil namun dalam hatinya sedikit gugup hingga tak sengaja ibu jari tangannya terkena cutter pengupas hingga berdarah.
“OUCH!”
Rose teriak kaget, dengan cepat ia menghisap ibu jarinya yang mengeluarkan darah. Sedangkan Moontae dengan sigap langsung merobek pinggiran kaosnya setelah itu melilitkannya di jari Rose yang terluka. Rose tertegun melihat sikap Moontae. Setelah jari Rose yang terluka telah tertutup, Moontae menatap wajah Rose dan selama beberapa saat mereka hanya saling bertatapan hingga tiba-tiba Rose mencondongkan wajahnya. Jantung Rose berdebar, apakah akhirnya ia akan mendapatkan ciuman pertamanya. Namun tiba-tiba Moontae langsung berdiri menjauhi Rose hingga membuat gadis itu terperanjat kaget. Wajah Rose menjadi merah dan salah tingkah.
“Gomawo, aku pulang dulu” Tanpa menatap wajah Moontae, Rose langsung beranjak berdiri kemudian berlari meninggalkan taman. Ia merasa malu sangat malu.
***
“Rose, apa kau belum tidur?” Lily menyapa adiknya yang sedang duduk ditempat tidur.
“Belum, aku masih melihat-lihat majalah. Eonnie, bagaimana menurutmu kalau aku jadi penyanyi saja?” tanya Rose tiba-tiba.
Lily mengerutkan kening “Omo, memangnya kau bisa nyanyi?”
“Tentu saja, bahkan aku bisa sambil dance juga seperti para idol. Kau mau lihat?” Rose langsung berdiri, ambil posisi siap-siap untuk show.
“Tidak usah! lain kali saja nde” Lily langsung menggoyangkan tangannya menolak.
Ekspresi Rose tampak kecewa hingga gadis itu mengerucutkan bibirnya. Namun Lily tak menghiraukan.
“Rose, apa pendapatmu tentang Oppa Moontae?” tanya Lily kemudian.
“Mwo? Apa maksudmu Eonnie?”
Gadis berambut hitam sebahu itu menarik napas dalam “Rose, aku mau jujur padamu. Sebenarnya aku sangat menyukai Oppa Moontae. Menurutku dia laki-laki sempurna tidak seperti laki-laki lain yang pernah kutemui sebelumnya. Dia dewasa, tampan dan suka bekerja keras. Rose, bagaimana menurutmu kalau aku jadian dengan Oppa ?” tanya Lily lagi sambil mencondongkan tubuhnya hingga wajah gadis itu begitu dekat dengan wajah Rose.
“Ja..jadian? Apa Oppa Moontae sudah menyatakan perasaannya padamu?” tanya Rose gugup, masih terkejut dengan curhatan hati Lily.
Lily menegakkan kembali tubuhnya “Belum sih, tapi aku yakin dia punya perasaan yang sama denganku. Setiap kita bertemu sikapnya selalu baik padaku”
“Tapi Eonnie, bukannya Oppa Moontae selalu bersikap baik dengan semua orang?”
Lily menghela napas “Rose, aku tidak pernah memiliki perasaan seperti ini dengan orang lain selain Oppa Moon Tae. Apakah itu cinta?” ucap Lily dengan mata berbinar-binar. “Rose, kau mau kan bantu aku untuk mendapatkan Oppa?” tanya gadis itu lagi penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun Rose In Your Eyes
RomanceNam Sun Bi, Pemuda tampan anak tunggal dari keluarga mafia Nam Bobae yang sangat disegani di Busan. Sun bi adalah seorang mafia sejati yang hanya peduli dengan uang dan kekerasan. Sampai suatu ketika orang tuanya menjodohkannya dengan seorang gadis...