Chapter 22 ~ The same but different

169 23 5
                                    

Tiga tahun kemudian, Desa Hanok - Gwangjo.

"Aigoo kenapa Lily tidak datang sendiri untuk memberitahu kabar sepenting ini. Dia malah memintamu mengantarkan undangan ini kesini" desah Nyonya Bae Korain sambil menggelengkan kepala. Wajah wanita paruh baya itu terlihat sangat sayu, tangannya memegang sebuah kartu undangan pernikahan yang mewah.

"Tidak apa-apa Ajumma, kebetulan aku memang ingin menengok rumah ini. Sudah lama juga aku tidak bertemu dengan Jason" jawab pemuda yang mengantarkan undangan itu dengan santun. Pemuda itu adalah Moontae. Saat ini mereka sedang duduk di sofa ruang tamu yang sederhana.

Mendengar nama Jason membuat senyuman Nyonya Bae langsung mengembang "Anak itu sekarang sangat aktif, dia suka sekali lari-larian hingga membuatku kewalahan menjaganya" keluh Nyonya Bae sambil mengulum senyum.

"Jinjja? Padahal baru tiga bulan aku tidak ketemu Jason, perkembangan anak itu begitu cepat!" Moontae tersenyum bangga.

"Sering-seringlah datang kesini, Jason selalu senang bermain denganmu. Lagipula ini adalah rumahmu sendiri." Ujar Nyonya Bae dengan semangat.

"Moontae, apa kau kenal baik dengan Jihoon, calon suami kakakku itu?. Sebelumnya eonnie hanya mengabari kami lewat telpon bahwa akan menikah dengan atasannya di tempat kerjanya di Seoul. Namun dia tidak pernah membawa calon suaminya itu kesini" Rose yang duduk di samping Ibunya tiba-tiba menyela membuat wajah Nyonya Bae berubah masam. Dia melirik anak bungsunya sedikit kecewa karena mengalihkan arah pembicaraan.

"Jihoon adalah pemilik klub malam tempat Lily bekerja sekarang" jawab Moontae.

Nyonya Bae mengembuskan nafas berat "Aigoo Lily, anak itu memang selalu seenaknya saja. Aku sudah lelah mengingatkannya. Dia tak pernah mau mendengarkanku lagi." keluhnya pelan.

Moontae menarik napas dan menatap Nyonya Bae "Setidaknya calon suami Lily tidak punya catatan kriminal, aku sudah memeriksanya. Kau tidak perlu terlalu khawatir itu tidak baik untuk kesehatanmu"

Nyonya Bae tersenyum sendu. "Moontae terimakasih atas semua bantuanmu selama ini pada keluargaku. Walau kau tahu kami dari keluarga kriminal namun kau yang seorang polisi tidak menangkap kami dan sebaliknya malah membantu sampai sejauh ini. Kau bahkan memberi kami tempat tinggal saat kami tidak tahu harus kemana ketika rumah dan perkebunan kami disita karena kasus Nambobae"

"Nyonya Bae, aku tahu kau dan juga Rose tidak terlibat dalam semua bisnis terlarang itu jadi tidak ada alasan pihak kepolisian untuk menangkap kalian. Dan keadaan di tempat tinggalmu yang dulu sebenarnya juga sudah tidak aman karena dengan runtuhnya bisnis serta kepergian Nambobae, tidak ada lagi yang akan menjaga kalian dari musuh sesama mafia mereka. Lagipula rumahku ini hanya ditempati oleh pembantu sejak kedua orangtuaku meninggal dunia. Karena pekerjaanku di kota Busan dan jaraknya sangat jauh dari desa ini, aku hampir tidak pernah tinggal dirumah ini lagi jadi kehadiran kalian justru membantu merawat rumah ini."

"Kau memang pemuda yang sangat baik. Aku dan Rose sangat berhutang budi padamu. Rumah dan lingkungan desa ini juga tidak jauh berbeda dengan tempat tinggal kami yang dulu jadi kami pun betah tinggal disini. Moontae, wanita yang menjadi istrimu nanti pasti wanita yang sangat beruntung" Nyonya Bae melirik penuh arti ke arah Rose.

Rose yang merasakan tatapan Ibunya hanya bisa menunduk.

Moontae tertawa kecil "Sayangnya mungkin tidak ada wanita yang mau denganku. Seorang polisi yang jam kerjanya tak menentu."

"Aigoo, menurutku itu bukan masalah karena itu adalah bagian dari tanggung jawab pekerjaan. Apalagi kau baru di promosikan sebagai kepala departemen ditempatmu bekerja. Wanita manapun pasti bangga jika menjadi istrimu. Bukan begitu Rose?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sun Rose In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang