Sepuluh tahun kemudian
Suasana panen di perkebunan anggur milik keluarga Bae Korain berlangsung sangat ramai dengan belasan pekerja. Salah satu yang ikut berpartisipasi adalah Rose. Gadis manis itu dengan semangat turut serta membantu menggunting tangkai anggur yang siap di panen lalu memasukkannya kedalam keranjang.
“Daebak Nona Rose, kau sudah menghasilkan lima keranjang besar” seru Nara, salah seorang pekerja sekaligus teman baik Rose.
“Hebat bukan? Targetku adalah sepuluh keranjang besar!” sahut Rose bangga.
“Aigoo, tapi nanti kau kecapekan. Sebaiknya kau istirahat saja Nona biar kami yang menyelesaikannya” timpal salah satu pekerja yang lain yang usianya juga terlihat tidak jauh berbeda dari Rose.
“Omo, kau pikir aku gadis yang lemah? masak baru lima keranjang saja sudah capek. Aku juga tidak mau kalah dengan para ahjumma disana” Rose menaikkan sebelah alisnya lalu melirik ke arah ibu-Ibu pekerja yang juga sedang giat memanen.
“Bukan begitu Nona, tapi kau kan anak gadis Tuan Bae Korain. Kau tak perlu melakukan semua ini.”
“Wae? Aku senang kok melakukannya”
“Kau memang gadis yang unik. Itu lah kenapa kami semua, para pekerja disini sangat menyukai dan menyayangimu Nona Rose. Selain kau gadis yang baik dan ceria, kau juga sering membantu kami di kebun. Tidak seperti kakakmu Nona Lily yang sangat jarang ke sini.”
“Aigoo, tolong jangan bandingkan aku dengan Lily. Aku sangat menyayangi kakakku. Lagipula Eonnie jarang ke kebun karena dia sibuk belajar. Kuliahnya sebentar lagi akan selesai, jadi dia jarang pulang dan memilih tinggal di asramanya untuk menyelesaikan tugas-tugas” jelas Rose dengan tegas.
“Maafkan saya Nona Rose" ucap gadis pekerja itu sambil sedikit menunduk
Rose menghela napas " Tidak apa-apa, nde"
"Rose, apa kau juga akan kuliah di kota dan meninggalkan perkebunan ini?” kali ini giliran Nara yang bertanya.
Rose terdiam sejenak, tampak berpikir “Belum tahu, karena aku baru akan lulus sekolah tahun ini. Yang jelas aku tidak mau seperti Eonnie yang harus tinggal di asrama dan hanya pulang ke rumah sebulan sekali. Aku sangat menyukai perkebunan anggur ini. Kalau perlu, aku tidak usah melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Aku membantu kedua orang tuaku saja untuk mengurus perkebunan ini”
“Apapun keputusanmu, kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu Nona Rose” timpal gadis pekerja tadi dengan tulus.
Rose tersenyum “Gomawo, Oh iya nanti malam seperti biasa Appa akan mengadakan pesta untuk merayakan panen ini. Kalian semua akan datang kerumah kan?"
“Tentu saja Nona. Kami sudah tidak sabar. Pesta itu yang selalu ditunggu-tunggu saat musim panen”
“Ne, pesta nanti malam pasti akan sangat meriah. Sore nanti Lily juga akan pulang ke rumah!” ujar Rose dengan antusias seraya tersenyum lebar.
Nara dan gadis pekerja yang lain ikut tersenyum melihat Rose. Gadis itu memang selalu menularkan keceriaan ke orang -orang disekitarnya.
🍃🍃🍃
Menjelang sore Rose pulang ke rumah setelah berhasil mengumpulkan sepuluh keranjang besar anggur. Sesampainya di depan rumah ia melihat suasana persiapan pesta mulai terlihat di halaman. Ibunya di bantu oleh beberapa orang pembantu terlihat sibuk mengatur meja dan kursi. Rose pun berjalan menghampirinya.
“Apa Eomma butuh bantuan?” tanya Rose di belakang Ibunya yang langsung membuat wanita paruh baya namun tetap cantik itu menoleh kaget.
“Rose! Akhirnya kau pulang. Kenapa lama sekali di kebun?” tanya Ibunya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun Rose In Your Eyes
RomanceNam Sun Bi, Pemuda tampan anak tunggal dari keluarga mafia Nam Bobae yang sangat disegani di Busan. Sun bi adalah seorang mafia sejati yang hanya peduli dengan uang dan kekerasan. Sampai suatu ketika orang tuanya menjodohkannya dengan seorang gadis...