Seorang gadis muda berambut panjang ikal kecoklatan dikuncir kuda tampak sedang berusaha memanjat sebuah pohon peach besar dan tinggi. Tujuannya untuk memetik buah peach yang telah matang. Sementara dibawah pohon berdiri teman gadis itu yang menatap ke arahnya dengan wajah cemas.
“Nona Rose, hati-hati. Aigoo kenapa kita tidak minta bantuan pekerja kebun yang laki-laki saja untuk memetik buah itu”
“Tenang saja Nara, aku akan baik-baik saja. Lagipula ini bukan pertama kali aku memanjat pohon peach ini.” balas gadis berkuncir kuda itu sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya yang imut membuat wajahnya semakin manis. Kemudian ia meneruskan memanjat semakin tinggi dan bergerak ke cabang pohon. Rose menjulurkan tangannya ke ranting pohon untuk memetik peach yang matang. “Nara, tangkap!” ia lalu menjatuhkan satu persatu buah peach yang berhasil dipetik.
“Daebak Nona Rose, aku rasa ini sudah cukup. Sekarang kau sebaiknya turun” pinta Nara dengan nada memelas.
“Sebentar lagi, disebelah sana masih ada yang telah matang” jawab Rose seakan tak melihat wajah cemas temannya dan malah menganggap sebagai tantangan untuk menggoda gadis malang itu. Ia lalu beralih ke ranting lain yang agak jauh hingga harus mencondongkan tubuhnya untuk memetik peach tersebut.
Nara begitu fokus memperhatikan ke atas pohon bahkan akhirnya sampai menutup mata tak berani melihat tingkah temannya sekaligus anak pemilik perkebunan tempatnya bekerja yang terbilang nekat. Ia tak menyadari ada seseorang yang berjalan mendekati.
Sementara Rose semakin ngotot untuk berusaha memetik buah peach yang berada diujung ranting hingga tiba-tiba cabang pohon yang di injaknya patah dan membuatnya terjatuh dari pohon yang tinggi.
“Aaargh...” teriak Rose kencang. Namun kerasnya tanah dan rasa sakit yang sudah terbayang didepan mata gadis pemberani itu ternyata berganti dengan sandaran empuk sebuah tangan kekar seorang pemuda yang menangkap tubuhnya.
Mata Rose yang tertutup saat terjatuh perlahan membuka dan langsung bertumbukan dengan manik hitam berhias bulu mata panjang yang menatapnya dibawah topi fedora. Tatapannya bagai magnet hingga membuat Rose tertegun tanpa mengucap satu katapun.
“Gwenchana?”
Suara lembut pemilik mata indah di hadapannya itu membuat Rose akhirnya tersadar “Ah ne, gomawo” ucapnya dengan pipi yang terasa memanas.
Untuk beberapa saat kedua pasang mata indah itu hanya saling menatap sampai suara kencang Nara menyadarkan mereka.
“Omo Nona Rose, gwenchana?”
Pemuda tersebut langsung menurunkan tubuh Rose yang sedari tadi berada dalam dekapannya dengan sedikit gugup.
“Aku nggak papa Nara, Moon Tae-ssi telah menolongku” jawab Rose ke arah pemuda disampingnya. Ucapan gadis itu membuat Pemuda itu sedikit salah tingkah berusaha menyembunyikan senyuman senang dibibirnya. Rose ternyata mengingat namanya. Padahal baru semalam mereka bertemu untuk pertama kalinya saat pesta panen anggur. Pertemuan yang tak akan dilupakannya.
“Moon Tae-ssi, untung ada kau. Gomawo” ucap Nara sambil menundukkan kepala ke pengawas perkebunan yang baru tadi pagi dikenalkan ke seluruh pekerja kebun termasuk dirinya.
“Itu bukan apa-apa. Yang terpenting kau baik-baik saja Nona Rose” ucap Moon Tae lembut kembali menatap Rose dengan manik hitamnya yang membuat Rose lagi-lagi hanya bisa tertegun.
“Kalau begitu aku mau meneruskan berkeliling kebun lagi.” pemuda itu kemudian menambahkan.
“Moon Tae-ssi, mian aku ijin mau menemani Nona Rose dulu” timpal Nara dengan wajah sungkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/297221114-288-k580576.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun Rose In Your Eyes
Storie d'amoreNam Sun Bi, Pemuda tampan anak tunggal dari keluarga mafia Nam Bobae yang sangat disegani di Busan. Sun bi adalah seorang mafia sejati yang hanya peduli dengan uang dan kekerasan. Sampai suatu ketika orang tuanya menjodohkannya dengan seorang gadis...