Chapter 21 ~ Precious Gift

159 23 7
                                    

Busan, 11 November 1992

Rose turun dari taxi dan berjalan lunglai menuju Butik tempatnya bekerja. Ini adalah hari pertama ia ke Butik setelah Sunbi menghilang dan menjadi buronan polisi. Perasaan Rose masih berkecamuk dengan rasa cemas, sedih dan juga kecewa karena sampai hari ini ia belum juga dapat kabar mengenai keberadaan suaminya itu. Dengan langkah berat Rose membuka pintu butik. Tubuh gadis itu terasa lemas karena kurang istirahat. Pikirannya selalu dipenuhi dengan pertanyaan dimana dan bagaimana kondisi Sunbi sekarang.

“Rose, akhirnya kau datang! Aku sangat mengkhawatirkanmu setelah melihat berita mengenai Sunbi dan keluarganya.” Madam Jasmine saat melihat Rose memasuki Butik langsung berjalan cepat menghampiri gadis itu.

Rose hanya bisa terdiam dan matanya mulai berkaca-kaca menahan airmata.

“Oh Rose gwenchana?” Madam Jasmine memeluk erat gadis itu.

Airmata Rose pecah dipelukan Madam Jasmine. “Aku sama sekali tidak mengerti dengan semua yang terjadi. Aku bahkan tidak tahu dimana Sunbi dan kedua mertuaku sekarang, mereka semua tiba-tiba menghilang meninggalkanku sendirian.” isak Rose.

“Rose aku tahu kau tidak bersalah. Tenanglah, kau masih punya aku” Madam Jasmine membelai punggung gadis dipelukannya. “Sekarang duduklah, ceritakan semuanya padaku apa yang sebenarnya terjadi”

Rose mengusap airmatanya lalu duduk di sofa mengikuti Madam Jasmine. Gadis itu kemudian menceritakan kronologi kejadian yang terjadi mulai dari hilangnya Sunbi di hotel hingga kini Rose harus tinggal di flat kakaknya.

“Aigoo, aku tidak menyangka kalau keluarga Nam Bobae adalah seorang mafia. Tega sekali mereka melakukan semua itu padamu” Madam Jasmine mengembuskan napas kasar dengan tatapan prihatin.

Rose hanya diam dan menunduk sedih. Gadis itu tak tahu harus berkata apa.

“Tapi Rose kau masih beruntung karena punya teman polisi yang mengerti keadaanmu bahkan membantumu. Kalau tidak pasti kau akan ditahan pihak kepolisian karena menjadi bagian dari keluarga Nam Bobae.”

Madam Jasmine menarik napas sebelum melanjutkan bicara “Sekarang apa rencanamu selanjutnya?”

Rose masih diam beberapa sesaat sebelum mendongak dan menatap atasannya. “Aku tidak tahu namun yang pasti aku akan tetap tinggal bersama kakakku sampai dapat kabar mengenai Sunbi”

“Arasseo, kau tidak perlu khawatir. Kau bisa bekerja disini sampai kapanpun kau mau. Dan kalau butuh sesuatu jangan ragu untuk memberitahuku, nde” ujar Madam Jasmine lembut.

“Terimakasih Madam” Rose tersenyum lega karena madam Jasmine telah memahami kondisinya. Setidaknya kini ia bisa tetap bertahan di kota ini.

🍂🍂🍂

Bunyi lonceng diatas pintu membuat Rose mengalihkan pandangannya untuk melihat siapa yang datang. Dua orang gadis bersama Ibunya terlihat memasuki Butik. Wajah ketiga orang tersebut tampak familiar.

“Ah ternyata kau masih ada disini” ujar salah seorang gadis ke Rose dengan senyum smirk.

Rose mengerutkan kening mencoba mengingat-ingat. Ah, ternyata mereka bertiga adalah pelanggan sombong dan angkuh yang dulu sampai diusir keluar oleh Madam Jasmine.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Rose mencoba bersikap tenang dan professional.

“Kami hanya ingin tahu, laki-laki yang menjadi buronan di surat kabar ini adalah suamimu kan?” Salah satu gadis itu menyodorkan surat kabar yang berisi headline mengenai kasus Sunbi lengkap dengan foto Sunbi dan Nam Bobae berukuran besar.

Rose sontak terkejut, gadis itu hanya bisa diam menahan rasa sesak yang tiba-tiba menghimpit dadanya.

“Ternyata suami tampan dan kaya raya mu itu tak lebih dari seorang mafia yang menjadi buronan polisi” decak gadis lain.

The Sun Rose In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang