Setelah mengantar Rose bekerja ke Butik, Sunbi melanjutkan perjalanan menuju Klub malam miliknya. Sesampainya di Klub, Sunbi menghentikan mobilnya dan bergegas masuk kedalam menuju ruang kantor yang terdapat di lantai dua. Suasana Klub sangat sepi karena hari masih siang sedangkan jam buka sehari-hari dimulai dari jam delapan malam.
Sunbi membuka pintu ruang kerja dan mendapati kedua sahabatnya sudah menunggunya di dalam.
“Sunbi, ada apa kau memanggil kami pagi-pagi?” tanya Hwan.
“Ne, aku masih mengantuk nih” tambah Kyu sambil menguap.
Sunbi melirik arlojinya “Aigoo, jam sebelas kalian bilang masih pagi?!” decaknya sambil menggelengkan kepala.
“Jam kerja kita berbeda. Aku baru bisa tidur jam empat pagi dan biasanya jam segini baru bangun, kau seperti yang baru tahu saja!” dengus Kyu kesal. Semenjak kejadian dirumah Sunbi tiga hari lalu, Kyu dan Sunbi tidak pernah saling menghubungi hingga tadi pagi Sunbi menelpon Kyu dan memintanya segera datang ke klub.
“Kyu, apa kau masih marah? jadi kau masih nggak percaya aku, sahabatmu sendiri dari dulu?” tanya Sunbi tajam.
Kyu menjadi salah tingkah. “Maafkan aku Sunbi, sepertinya aku terlalu berlebihan saat dirumahmu kemarin.” Jawab Kyu sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
Sunbi menghela napas lega “Arasseo, aku senang kita sudah berbaikan kembali.”
“Sudahlah, kita bertiga sudah lama bersahabat. Jangan sampai ada apapun yang dapat merusak persahabatan kita, termasuk soal wanita. Aratji!” ujar Hwan sambil memegang bahu Sunbi dan Kyu.
Ketiga sahabat itupun tersenyum mengangguk.
“Oh iya, aku memanggil kalian kesini untuk bicara soal update terakhir pengiriman miras dari Itali. Seperti yang kalian tahu itu adalah proyek besar yang sangat penting dan waktunya tinggal tiga hari lagi. Appa minta aku untuk ikut memastikan langsung di lapangan agar semua berjalan lancar.” ujar Sunbi dengan wajah serius.
“Jangan khawatir Sunbi, kami akan membantumu” tegas Hwan.
“Senin besok jam dua belas malam, kapal akan bersandar di pelabuhan Busan. Kita bertiga harus standby mengawasi langsung disana. Pastikan jangan sampai ada pihak lain mengetahui soal ini, apalagi kepolisian. Misi ini tidak boleh sampai gagal, Arasseo!” tekan Sunbi ke dua sahabat terbaiknya.
Kyu terdiam, hatinya menjadi resah. Ia telah membuka rahasia proyek ini ke Lily. Tapi Lily bukanlah pihak lain bukan? Dan dia pasti tidak akan membocorkan kesiapapun, tak ada gunanya untuk Lily. Kyu mencoba menenangkan hatinya.
🍂🍂🍂
Lily turun dari taxi dan berjalan menuju Klub malam tempatnya bekerja. Seperti biasa, karena Klub masih belum buka Lily akan masuk lewat pintu khusus pegawai di samping gedung yang berada di lorong gang kecil. Lily berjalan menyusuri lorong ketika tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
“Lily, kesini”
Lily menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat seorang pemuda tinggi berjaket hitam dan memakai topi yang hampir menutupi wajahnya sedang berdiri di seberang lorong.
“Moontae...” Lily pun bergegas menghampiri pemuda itu.
“Oppa, akhirnya aku menemukanmu!” teriak Lily senang.
“Ssst!” Moontae menaruh jari telunjuknya di depan mulut. “Lily, bisa kita bicara sebentar?” tanyanya pelan.
“Tentu saja!”
“Kalau begitu ikut aku, kajja” Moontae di ikuti Lily, berjalan menuju mobil yang terparkir di ujung lorong. Mereka masuk kedalam mobil, setelah itu Moontae menyalakan mesin mobil lalu pergi menuju jalan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun Rose In Your Eyes
RomanceNam Sun Bi, Pemuda tampan anak tunggal dari keluarga mafia Nam Bobae yang sangat disegani di Busan. Sun bi adalah seorang mafia sejati yang hanya peduli dengan uang dan kekerasan. Sampai suatu ketika orang tuanya menjodohkannya dengan seorang gadis...