Matahari pagi bersinar dengan cerahnya. Secerah perasaan Rose yang tampak bersemangat karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja di Butik.
Rose, Sunbi dan kedua mertuanya saat ini sedang sarapan di meja makan. Rose melirik ke arah Sunbi dengan senyum yang mengembang. Ia seakan masih tak percaya dan bersyukur suaminya itu mengizinkannya bekerja. Dan berkat bantuan Sunbi juga, kedua mertuanya juga tidak menghalangi keinginan Rose untuk bekerja di Butik.
“Sunbi, kau mau tambah sandwichnya ? Aku bikinin lagi ya” Rose dengan antusias mengambil roti dan selai diatas meja makan.
Sunbi tak kuasa menahan senyum bahagia melihat sikap Rose yang manis. “Oh iya Rose, aku punya sesuatu untukmu.” Pemuda itu mengambil sesuatu dari saku celananya. ”Ambillah ponsel ini, supaya kau bisa menghubungiku setiap saat dan juga sebaliknya, aku bisa selalu menghubungimu. Jadi tidak ada alasan lagi kau pergi tanpa sepengetahuanku, nde”
Rose menerima ponsel dari Sunbi sembari mengerutkan kening “Bagaimana cara menggunakannya?” Rose tahu ada kemajuan teknologi dengan adanya ponsel tapi ini pertama kalinya ia melihat benda tersebut. Di desanya masih sulit untuk mendapatkannya.
Sunbi tersenyum. “Kau hanya perlu mencari nomor telponku dan menekan tombol panggil, mudah bukan?”
Rose mengangguk paham. Ia melihat daftar kontak di ponsel, hanya ada satu nomor di sana bertuliskan “Suami”. Pipi Rose menjadi bersemu merah.
“Apa kau sudah selesai sarapannya? Ayo kuantar sampai butik. Dan nanti pulangnya kujemput ya, kau tunggu saja sampai aku datang, arasseo”
“Nde, gomawo Sunbi” balas Rose sambil tersenyum.
Ibu Sunbi yang memperhatikan percakapan sepasang pengantin baru itu ikut tersenyum-senyum. “Eomma bahagia melihat kalian rukun seperti ini”
Sunbi dan Rose hanya saling mengalihkan pandangan sambil tersenyum kecil.
🍂🍂🍂
Rose sangat menikmati pekerjaannya di Butik. Sikap Madam Jasmine juga sangat baik dan mau mengajari Rose hingga ia cepat mengerti dan bisa bekerja dengan baik.
Satu-satunya yang membuat Rose menyesal adalah keputusannya menerima pemberian ponsel dari Sunbi. Karena suaminya itu kerap menelpon Rose hingga membuatnya kesal.
Tanpa terasa sudah hampir seminggu Rose bekerja di Butik milik Madam Jasmine. Seperti biasa, Sunbi mengantar Rose ke butik sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat kerjanya. Rose membuka pintu Butik dan langsung disambut oleh Madam Jasmine. Butik itu memang menyatu dengan tempat tinggal Madam Jasmine di lantai atas.
“Pagi Rose...”
“Pagi Madam, bagaimana kabarmu hari ini?”
“Perfect, seperti biasa. Karena ada kau yang membantuku.” seru Madam Jasmine semangat.
Rose hanya membalas dengan senyuman dan mulai membantu Madam Jasmine mempersiapkan butik. Tak lama berselang pelanggan mulai datang dan Rose dengan sigap melayani. Tiba-tiba ponsel Rose berdering dan gadis itu menghela napas sebelum mengangkat “Yoboseyo..”
“Rose, gwenchana?”
“Aigoo Sunbi, kau kan baru saja mengantarku kerja kenapa sudah menanyakan kabar?” keluh Rose.
“Memangnya salah kalau aku menanyakan keadaan istri sendiri?”
“Sunbi, aku sedang sibuk dengan pelanggan. Sudah ya telponnya”
“Tunggu dulu Rose, hmm nanti kau makan siang dimana? Bagaimana kalau kita makan siang bareng? Aku jemput ya?”
“Terserah kau saja. Sudah dulu ya, kasihan pelangganku menunggu, nde” Rose kemudian menutup telpon. Namun ia yakin tak lama lagi Sunbi pasti akan menelponnya kembali, seperti biasa. Rose kembali hanya bisa menghela napas.
![](https://img.wattpad.com/cover/297221114-288-k580576.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun Rose In Your Eyes
RomanceNam Sun Bi, Pemuda tampan anak tunggal dari keluarga mafia Nam Bobae yang sangat disegani di Busan. Sun bi adalah seorang mafia sejati yang hanya peduli dengan uang dan kekerasan. Sampai suatu ketika orang tuanya menjodohkannya dengan seorang gadis...