Chapter 15 ~ The Lost Lily

165 28 9
                                    

Suasana Butik Madam Jasmine di sore hari masih tampak disibukkan oleh pengunjung padahal waktu telah memasuki jam tutup Butik yaitu pukul lima sore. Rose sedang membantu memilihkan gaun untuk dua orang gadis kakak beradik yang datang bersama ibunya. Sudah banyak pilihan gaun yang Rose tawarkan namun mereka masih belum menemukan gaun yang cocok. Sikap mereka yang angkuh dan sombong juga semakin menguji kesabaran Rose.

“Gaun ini tidak bagus, warnanya terlalu gelap membuat kecantikanku tidak terpancar” ujar gadis pertama yang merupakan kakak dari gadis kedua.

Gadis keduapun menimpali “Gaunku yang ini juga tidak bagus, terlalu simple dan ketinggalan jaman.” Ia kemudian menoleh ke arah Rose “Apa kau tidak bisa memilihkan gaun yang lebih bagus dari ini? Kau mau membuat kami di tertawakan di pesta nanti ya?”

“Pasti dia tidak pernah ke pesta elit seperti kita sehingga tidak tahu betapa pentingnya memiliki penampilan menarik di sebuah pesta. Kau tahu, di pesta nanti banyak pria super kaya yang datang dan bisa kami jadikan pacar” timpal gadis pertama ikut menyerang Rose.

“Aigoo girls, jangan bicara seperti itu. Gadis pelayan itu terlihat masih polos. Mungkin dia belum pernah pacaran dan pergaulannya berbeda dengan kita” ujar Ibu kedua gadis itu menengahi namun melihat Rose dengan satu sudut bibir terangkat.

Rose menarik napas dalam mencoba menahan emosi dan tetap tenang. “Mianhae, kalau kalian kurang cocok dengan gaun itu aku bisa mencarikan yang lain”

Namun kedua gadis itu tak meresponse Rose, tatapan mereka sedang tertuju ke arah pintu depan Butik.

“Aigoo lihat pemuda yang baru datang itu! Ia sangat tinggi dan tampan!”

“Ne, dan pria itu pasti kaya raya. Sepertinya dia baru turun dari mobil mewah yang terparkir di depan itu”

Lelaki muda yang kedua gadis itu bicarakan berjalan ke arah mereka. Kedua gadis itupun menjadi jadi salah tingkah dan langsung merapihkan penampilan mereka.

“Rose, ayo kita pulang”

“Sunbi, kenapa kau kesini? Aku masih belum selesai bekerja”

“Aigoo, tapi sekarang kan sudah lewat jam lima. Aku sudah menunggumu di depan Butik cukup lama”

“Tapi Sunbi, aku masih ada pelanggan” Rose melirik ke arah Ibu dan dua gadis kakak beradik itu.

Sunbi ikut melirik juga ke arah yang sama dan baru menyadari kehadiran orang lain selain Rose.

“Annyeong...” sapa kedua gadis ke Sunbi dengan tersenyum manis.

Sunbi membuka kacamata hitam yang sedari tadi dikenakannya dan menatap mereka dengan dahi mengerut “Apa aku mengenal kalian?”

Raut wajah kedua gadis itu berubah merah padam. “Mian, memangnya apa hubunganmu dengan gadis pelayan itu?” tanya salah satu gadis penasaran.

“Rose? Dia adalah istriku” jawab Sunbi datar.

“Mwo?!” kedua gadis itu terperanjat kaget dan saling berpandangan tak percaya.

Sunbi menoleh ke Rose “Ayo kita pulang sekarang"

“Tapi Sunbi...”

“Rose pulanglah, biar aku yang melanjutkannya.” Sela Madam Jasmine yang tiba-tiba datang menghampiri.

“Sunbi, titip salam ya untuk Ibumu”

Sunbi mengangguk “Terimakasih bibi...” ia kemudian meraih tangan Rose dan menuntunnya keluar Butik.

“Laki-laki suami Rose tadi adalah putra tunggal Nam Bobae, salah seorang pengusaha terkaya di kota ini.” ucap Madam Jasmine ke tiga pelanggannya yang masih tampak diam mematung menatap Sunbi dan Rose hingga pergi menjauh.

The Sun Rose In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang