-Muzan!!-

655 117 18
                                    

Tanjiro memasukkan Nezuko ke dalam kotak saat Nezuko tertidur, kami menatap Kazumi yang terduduk dengan tatapan kosong.

"Kazumi-san, Kau baik-baik saja?"

"Aku...kehilangan tunanganku, bagaimana aku bisa baik-baik saja?" Ucapnya dengan suara lirih, air matanya bercucuran.

"Kazumi-san, meski seberapa banyakpun kau kehilangan. Kau harus tetap melanjutkan hidupmu. Separah apapun luka yang anda derita--"

"Memangnya Bocah sepertimu tau apa!!!!"

"Hei itu tidak sopan..."

Tanjiro meraih tangan Kazumi yang sedang memegang erat kerah Kimono Tanjiro. Dia tersenyum membuat Kazumi terdiam.

"Ini.....siapa tau disana ada barang milik Satoko-san" setelah memberikan itu, Tanjiro beranjak pergi. Dia menarik tanganku

"Maaf! Maaf karna aku mengatakan sesuatu yang kejam kepadamu!"

Tanjiro hanya tersenyum dan melambai kemudian Kamipun pergi darisana

"Tanjiro, kau terlalu baik! Kau bahkan mungkin bisa membimbing Seseorang untuk menusuk jantungmu!"

"Jika Itu [Y/N] kurasa mungkin aku bisa menyerahkan jantungku jika itu memang keinginanmu"

"A-apa!! Tidak! Jangan berkata begitu.
.... Aku tidak akan pernah mau melihat Tanjiro terluka"

"Yah, sama. Aku juga tidak mau melihat mu terluka"

"Koaak! Lokasi selanjutnya adalah asakusa di prefektur Tokyo! Dikatakan bahwa disana ada iblis yang bersembunyi"

'cih, gagak penganggu!'

"Eh? Langsung ke lokasi berikutnya?"

"Tentu saja!"

"Tapi....."

"Sudahlah, ayo cepat pergi!"

Pada akhirnya kami langsung ke lokasi berikutnya tanpa istirahat. Saat sampai ternyata tempat ini sudah sangat maju. Bahkan kereta api sudah dibuat disini.

Mungkin sekarang Tanjiro gugup karna Tangannya sangat gemetar, dia memegang aku dan Nezuko berlari di jalan yang ramai ini. Dia berbelok ke sebuah gang kecil namun disana ada seseorang yang sedang berciuman.

"M-maaf menggangu kalian"

'oh astaga, Dasar manusia tak punya Malu! Dia menodai Mata Tanjiro saja'

Pada akhirnya Tanjiro kelelahan dan memutuskan untuk keluar dari jalan utama, kami bertemu sebuah Penjual Udon dan Tanjiro memesan 2 Mangkuk udon. Meski aku tak bisa merasakan makanan manusia tapi aku masih bisa memakannya jadi Aku harus berpura-pura sebagai manusia normal.

Yah, setidaknya di depan orang yang tak tau apa-apa.

"Aah, aku tidak pernah ke tempat seperti ini sebelumnya~ terlalu banyak orang..."

"Hahaha, kau lucu deh Tanjiro. Masa sih belum pernah melihat orang banyak begini"

"Soalnya aku tinggal di gunung, dan desa terdekat juga penduduknya tidak seramai ini"

"Yah, karna Ini kota besar~"

Tak lama kemudian pesanan kami sudah siap, aku mulai memakannya bersama Tanjiro tapi saat di tengah-tengah dia berdiri dan menjatuhkan Udonnya.

"Tanjiro....?"

Dia langsung berlari dengan tergesa-gesa sambil membawa pedangnya.

"P-paman, maaf karna memecahkan mangkoknya aku akan membayarnya. Kami akan kembali secepatnya tapi kami harus melakukan sesuatu dulu, aku titip adik ku yah paman!"

ᴋɪᴍᴇᴛꜱᴜ ɴᴏ ʏᴀɪʙᴀ x ʀᴇᴀᴅᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang