-bawa aku-

783 134 10
                                    

Saat mataharinya Terbit, Iblis itu berteriak kencang dan Menghilang seperti debu. Tanjiro agak kaget namun dia langsung berbalik melihatku.

"[Y/N]-san kan juga iblis....kan?"

Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya.

"Bagaimana iblis bisa melawan matahari! Aku baru pertama kali melihatnya"

"Yah, kan sudah kubilang kalau aku ini spesial"

"Sepertinya Iblis ini sudah bisa mengendalikan Dirinya....tapi tidak dengan adikmu"

"Jika nanti adikmu merebut nyawa orang yang tidak bersalah, apa yang akan kau lakukan? Saat itu kau harus membunuh adikmu"

"Jangan sampai itu terjadi! Apakah kau mengerti!"

"Ha'i"

"Sekarang aku akan mengujimu, apakah kau pantas menjadi Pemburu iblis dan melindungi adikmu!"

"Lalu untuk iblis ini, apa yang akan kau lakukan? Jika kau akan memakan manusia maka kita akan bertarung sampai mati disini"

'hui, serem banget sih~'

"T-tidak.....aku akan ikut sama Tanjiro! Tujuan kami sama. Dan aku juga bisa mengobati lukanya karna aku adalah dokter"

"Hem, baiklah! Sekarang gendong adik mu dan ikuti aku!"

Kami berlari, Namun Tanjiro jauh tertinggal. Aku memelankan lariku untuk menyamakannya.

"Tanjiro....kau kelelahan? Sini biar aku yang bawa Nezuko"

"Tidak, jika Dia akan membawa adiknya dalam pertarungan maka dia harus bisa berlari sambil menggendong adiknya!"

Kami sampai sebelum matahari terbenam, Tanjiro benar-benar kelelahan namun tidak diberi istirahat oleh Urokodaki. Kini Tanjiro ditugaskan untuk mendaki gunung.

"K-kalian akan meninggalkan Nezuko disini? Biar aku yang menjaganya...."

"Em...yah meski kalian masih tidak percaya padaku tapi aku benar-benar iblis baik! Aku tidak akan melukai Nezuko"

Tanjiro tersenyum padaku dengan wajahnya yang kelelahan.

"Tidak, aku percaya padamu
[Y/N]-san. Karna aku tidak mencium bau darah seperti iblis lain jutsru aku mencium Bau tanaman obat dari dirimu"

"Ahh... Tanjiro~ baru kali ini ada yang mempercayaiku yang merupakan iblis ini" aku menangis haru.

Mereka pergi tak lama kemudian Orokodaki kembali tanpa Tanjiro, aku tau bahwa dia akan menyuruh Tanjiro kembali sendiri sebelum matahari terbit tapi aneh kalau aku tak bertanya.

"Tanjiro, dimana Tanjiro?"

"Dia akan datang, jika dia tidak pingsan"

"Ambil Futon disana"

Aku mengambilnya, satu untuk Nezuko.

"Kau tidak ingin tidur?"

"Yah, aku....ngantuk. tapi aku sudah biasa tidur di luar meski Salju, hujan. Jadi tidak masalah"

"Anda bisa tidur, aku benar-benar tidak akan melakukan apapun yang membahayakan"

"Tidak, aku akan menunggu anak itu"

Semalaman kami begadang, Sudah hampir pagi. Pintu rumah tergeser, Tanjiro kembali dengan luka Disekujur tubuhnya.

"Astaga Tanjiro!" Aku bergegas memapahnya dan membaringkannya di Lantai, jika di Futon maka akan Kotor karna bajunya penuh lumpur.

"Aku mengakui Mu Tanjiro!" Ucap Urokodaki.

Sejak saat itu mereka berlatih bersama, Luka-luka Tanjiro juga tidak terlalu parah seperti pada saat hari pertama, Namun Nezuko masih tetap tertidur sejak hari kami pergi ke rumah Urukodaki.

Rumah yang hanya berisikan aku dan Nezuko, sekarang aku harus mengatur rencana untuk hidupku kedepannya. Meski aku mati, aku mungkin tidak akan kembali ke Duniaku. Kemungkinan aku akan bereinkarnasi lagi atau Menghilang selamanya.

Jadi selama disini aku akan Menikmati kehidupanku, meski akan ada rintangan yang berat. Aku tidak akan menyerah dan terus Hidup. Aku akan membantu Tanjiro dan Nezuko.

Jika aku manusia, Mungkin aku ingin menjadi Pemburu iblis. Tapi aku adalah iblinya kan? Bagaimana bisa Iblis menjadi pemburu iblis, tapi selama 20 tahun ini aku melakukan hal yang sama seperti pemburu iblis lainnya.

"Ah, di kemudian hari aku pasti akan terlibat dengan Para pemburu iblis dan pilar. Tapi jika aku bisa meyakinkan mereka bahwa aku iblis baik maka aku akan bisa melindungi Leherku"

Sudah 6 bulan lamanya Tanjiro berlatih dan Nezuko tertidur, aku merawat Nezuko. Kadang-kadang Tanjiro akan Datang dan menatap adiknya dengan khawatir. Dan aku selalu mengatakan kata yang sama.

"Dia tidak akan mati, aku akan terus merawatnya. Nezuko akan kembali menjadi manusia, aku berjanji bahwa dia akan Baik-baik saja! Jangan khawatir dan berlatihlah"

Dia menghela nafas dan tersenyum, berterima kasih padaku.

Kini pelatihan akhirnya adalah membela batu besar, Sudah beberapa bulan dan aku memutuskan untuk mengunjunginya.

"Tanjiro!" Teriakku, dia menatapku dan ikut melambai.

"Aku membawakan Cemilan"

Kami duduk di atas salju dengan cemilan dan teh Yang sudah kusiapkan, Aku juga membawa obat untuk menyembuhkan lukanya.

"Aku heran, bagaimana cara Membela batu besar ini yah"

"Tidak! Harusnya aku bertanya, apakah batu besar ini bisa dibelah?"

"Bisa, Batunya bisa di belah dan kau pasti bisa melakukannya"

"[Y/N] mau bisa membelahnya?" Entah sejak kapan kami mulai sangat akrab. Kini saling memanggil dengan nama

"Bisa, tapi aku tidak tau kalau pedang, soalnya aku pakai benang. Benangku sangat tajam"

"Lihatlah" aku mengeluarkan benang dari tanganku, Tanjiro memegangnya tanpa sempat ku tahan dan melukai tangannya.

"Aku sudah bilang kan, kalau benangku tajam? Kenapa kau nekat menyentuhnya sih"

"Aku penasaran"

"Hah, lain kali kau tidak boleh melakukannya! Aku tidak mau menyakiti Tanjiro"

"[Y/N]......"

"Ne, Tanjiro. Jika aku adalah manusia...... Mungkin aku sudah Mati sebelum bertemu denganmu"

"Aku mencium bau kesedihan dari dirimu" ucap Tanjiro.

"Aku ingin menjadi manusia kembali Tanjiro. Aku ingin hidup di sebuah rumah sederhana bersama keluargaku nanti, tanpa ada yang namanya iblis lagi"

"Kita akan bersama-sama membunuh raja Iblis itu dan menjadikanmu dan Nezuko manusia lagi. Saat dunia Sudah terhindar dari Bahaya iblis. Ayo hidup bersama"

'bersama...... Yah, kita bertiga dan 2 teman lainnya. Kita akan tinggal di rumah Tanjiro, menjalani hidup damai'

Setelah 6 bulan lamanya, Akhirnya Tanjiro berhasil memotong batu besar itu dan Diizinkan untuk mengikuti ujian Pemburu iblis.

"Silahkan dimakan, Aku belajar memasak Makanan loh untuk Tanjiro"

"[Y/N], kau tidak makan?"

"Em....bolehkah iblis makan makanan manusia? Selama 20 tahun ini aku belum pernah makan Selain darah hewan atau daging hewan"

"Ini enak, Coba rasakan masakanmu"

Tanjiro menyuapiku, aku ragu-ragu untuk memakannya namun jika disuapi oleh Tanjiro seperti ini maka aku akan sulit menolaknya.

Aku memakannya, tidak ada rasa. Hambar dan aku tidak merasa kenyang memakannya.

"Aku tidak bisa merasakan rasa masakannya, Mungkin karna aku iblis"

"Eh, benarkah? Tapi ini enak. Terima kasih [Y/N]"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED.

ᴋɪᴍᴇᴛꜱᴜ ɴᴏ ʏᴀɪʙᴀ x ʀᴇᴀᴅᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang