-Terlambat?-

453 84 1
                                    

Sudah seminggu aku tinggal disini, mungkin sekarang Tanjiro Melupakanku? Tidak Mungkin karna Aku sudah seperti keluarganya jadi dia mungkin mencari cara untuk menyelamatkanku.

Malam itu adalah malam dimana Akaza Di beri tugas untuk membunuh Tanjiro, aku Berusaha pergi namun tertangkap oleh Douma.

"Douma! Kumohon! Tanjiro dalam bahaya! Aku harus pergi! Kumohon"

Aku memohon sambil menangis-nangis tapi dia Tidak Bisa melawan perintah Muzan yang melarangnya untuk membiarkanku kabur.

"Douma! Aku mohon padamu Douma! Kupikir kita Ini teman!"

"Maafkan aku [Y/N]"

"Jika sesuatu terjadi pada Tanjiro maka aku akan bunuh diri, Douma. Disaat itu kau akan gagal dalam tugasmu untuk Menjagaku, dan Obat yang kau Inginkan tidak akan kau dapatkan"

"Jangan...... Tapi Aku Tidak Ingin membiarkanmu pergi...."

"Kau egois Douma!"

"Aku memang egois! Jadi tinggal lah disini dan lupakan Tanjiro itu"

"A-apa maksudmu, Tidak akan! Baiklah kau bersikeras. Maka lawan aku sampai salah satu diantara kita mati"

Bodohnya, membuat sebuah taruhan seperti itu. Tentu saja aku akan kalah dan mati.

"Tidak mungkin aku melawanmu"

Aku mengambil Belatiku yang ikut denganku karna selalu ku taruh Di dalam kantong kimonoku.

"Belati ini terbuat dari logam yang sama dengan pedang pemburu iblis. Aku akan mati Disini, detik ini juga"

Sebenarnya Itu hanyalah ancaman, masih banyak yang harus kulakukan tapi aku tau kalau Douma akan menghentikan ku tapi aku tidak tau kalau dia akan menuruti keinginanku.

"[Y/N] kau keras kepala"

"Kita sama, Douma"

"Lagipula kau pikir Tanjiro bisa Selamat jika dia Sudah menjadi target Muzan-sama!"

"Aku Tidak akan membiarkan itu!" Karna marah, tanpa sengaja aku melukai leherku, lukanya cukup parah dan Aku tidak berniat Menyembuhkannya demi simpati.

"Baiklah! Jangan lakukan itu, aku akan membawamu"

Jawaban itu sungguh tidak terduga dari Mulut Douma, tapi seperti yang dia katakan. Dia benar-benar membawaku kabur malam itu dengan kecepatan penuh.

"Douma, kau tidak akan mati setelah ini kan?"

"Aku tidak tau, tapi tentu saja aku akan mendapat hukuman"

"Maaf"

"Meski seberapa berat hukumannya, aku tidak akan mati. Jadi tenang saja"

"Douma, aku akan mengatakan kejujuran padamu"

"Aku, Berbohong soal Obat yang bisa membuat iblis menaklukkan matahari, dan obat yang dulu kusuntikkan di tubuhku hanyalah sebuah vitamin. Aku masih bisa menaklukkan matahari sampai sekarang"

"Kau Ingin tau bagaimana aku bisa menaklukkan matahari? Saat itu aku sudah berpikir untuk bunuh diri di bawah terik matahari. Tubuhku yang terbakar matahari itu sangat sakit namun tak lama kemudian matahari itu berhenti membakar tubuhku dan aku berhasil menaklukkan matahari. Aku tak tau lagi harus kah aku bersyukur atau Berduka karna bahkan ketika ingin matipun, masih tidak bisa"

"Kau pasti mengalami banyak hal yang sulit. Aku akan mendengar keseluruhannya lain kali, Kita hampir sampai"

Dan Akhirnya kami sampai ke tempat pertarungan Rengoku dan dan Akaza. Pertarungan terakhir mereka sangat Mendebarkan.

ᴋɪᴍᴇᴛꜱᴜ ɴᴏ ʏᴀɪʙᴀ x ʀᴇᴀᴅᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang