5 bulan kemudian...
"Kamu bakal nginep disana berapa hari?"
"Kata bu irene seminggu"
Kini Jean merasa sedih akan di tinggal seminggu oleh jake.
"Hey why?" Tanya Jake lembut, saat sadar kekasihnya terlihat sedih.
"Padahal dedek bayi nya lagi sering-sering nya pengen deket papa nya"
Jake gemas sekali melihat Jean yang dalam mode manja seperti ini.
Jake mengubah posisi nya menghadap perut Jean, memang posisi Jake sejak tadi itu tiduran di paha Jean.
Jadi Jake gampang tinggal memiringkan kepalanya sudah berada di depan perut Jean.
"Adek gak mau di tinggal papa, Iya?"
Jean tersenyum melihat interaksi Antara jake dan bayi di perutnya, seolah-olah bayi di dalam perut Jean mendengar apa yang Jake ucapkan
"Oh iya je, kayanya dedek bayinya udah hampir 5 bulan kan ya" Jean mengangguk tanpa ragu.
"Tapi kok perut kamu ngak membuncit ya?" Tanya Jake bingung
Jean juga bingung, ia juga tak mengerti perutnya tidak seperti wanita hamil pada umumnya.
"Aku juga ngga tau Jake"
"Apa jangan-jangan kamu keguguran?, Cuma kamu nya aja yang gak tau".
"Ngawur ih Jake" sentak Jean, kepada Jake yang asal bicara.
"Pokoknya sebelum aku pergi ke olimpiade kita harus ke dokter kandungan dulu buat check up kondisi adek bayinya"
"Iya"
Membuat Jean dan Jake jdi kepikiran saja kan ujung-ujungnya.
° ° °
Kini mereka sudah berada di dokter kandungan biasanya, Saat dulu mereka datangi di awal tau jean hamil.
Sedikit atmosfer asing bagi mereka, walaupun mereka pernah kesini tapi masih membuat mereka merasa tak leluasa.
"Wah Jean, sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabar mu?" Tanya dokter itu yang sebelumnya pernah menanganinya beberapa bulan lalu.
"Baik dok"
"Kalian kenapa tidak pernah check up setiap sebulan sekali?"
Ucap dokter itu terlihat teduh kepada Jean, seperti menyayangkan kelalaian Jean yang tidak pernah konsultasi atas kandungan nya.
Jake dan Jean hanya diam, karena mereka memang tidak mengerti harus apa, semua ini terjadi begitu saja kan.
"Baiklah, saya mengerti kalian masih tetap anak-anak walaupun sebentar lagi akan menjadi orang tua" terdapat helaan nafas dari dokter tersebut di akhir kalimat nya.
"Baiklah kalian kesini karena ada keluhan apa?" Tanya dokter.
"Ini dokter, usia kandungan Jean sudah memasuki usia 5 bulan tapi kenapa perut Jean masih kecil gak buncit kaya orang hamil pada umumnya" jelas Jake
"Mari di cek dahulu disana" ucap dokter tersebut sembari membawa Jean menuju brangkar.
"Jake..." Lirih Jean, Jake berusaha membuat Jean untuk mengikuti saja dokter tersebut.
"Relaks Jean" tutur Jake.
Butuh waktu 15 menit bagi Jean bersama dokter tersebut untuk mengecek kandungan Jean.
"Gimana dok?" Tanya Jake saat dokter yang menangani Jean sudah duduk kembali di bangkunya.
"begini, untuk masalah seperti ini sudah sering terjadi. Jadi jangan takut ya. Bayinya tetap sehat dalam rahim ibunya"
"Ini hanya karena faktor dari Jean yang baru pertamakali hamil, hal ini dapat di sebabkan karena otot perut dan rahim yang masih ketat dan tidak terlalu longgar"
Kini Jake dan Jean dapat bernafas lega mendengar penuturan dokter.
"Oh iya, apakah kalian ingin mendengar jenis kelamin bayi nya?" Tanya dokter
Kini Jean dan Jake saling menatap satu sama lain.
"Iya dok, kita pengen tau" ucap Jake antusias.
"Bayinya berjenis kelamin perempuan selamat ya" ucap dokter tersebut.
Tentunya Jake tak bisa menahan wajahnya yang sedang senang mendengar bahwa anaknya berjenis kelamin perempuan.
"Ini bener dok?" Tanya Jake tak percaya
"Iya" jawab dokter sembari tersenyum.
"Wah je, kita dapet baby girl" ucap Jake antusias.
Jean ikut senang melihat Jake sebahagia itu.
Ia tak bisa membayangkan saat bayi nya lahir nanti akankah orang tuanya akan ikut senang juga seperti Jake dan juga dirinya?.
"Saya harap di jaga baik-baik ya bayinya, selama 4 bulan kedepan sebisa mungkin checkup ya tiap bulannya, supaya saya bisa memantau perkembangan bayinya. Kalian akan menjadi tanggung jawab saya Sekarang."
"Baik dok saya akan mengikuti aturan dokter, terimakasih".
° ° °
"Nanti kalo aku tinggal kamu rajin-rajin makan ya di rumah, pikirin dedek bayinya juga ya" Jean hanya mengangguk.
"Jangan cuma ngangguk-ngangguk aja, laksanain"
"Iya iya bawel"
"Bawel demi kesehatan kamu emang salah, hm?" Tanya Jake sembari menyelipkan kedua lengannya di pinggang Jean, memeluknya dari arah belakang.
Jake menyadari wajah Jean nampak teduh, dan lesu. Itu membuat Jake menjadi bingung dengan perubahan ekspresi Jean.
"Hei, kenapa kok jadi cemberut gitu?" Tanya Jake lembut sembari mengusap perut Jean.
"Aku masih tetep takut Jake" ucap Jean melirih
"Takut kenapa?"
"Takut suatu saat nanti papa mama bakal kecewa, aku gak tau harus gimana"
"Shutt..." Jake membalik tubuh Jean dan langsung ia bawa kedalam pelukannya.
"Kamu jangan bilang kaya gitu, ada aku. Ini salah kita berdua bukan salah kamu sendiri jadi kalo kamu di marahin aku juga harus di marahin. Karena aku yang buat masalah ini".
"Maksud kamu dedek bayinya yang salah?" Ucap Jean sudah tak terima.
"Bukan begitu maksudnya, dedek bayinya suci tapi orang tuanya yang salah" ucap Jake.
Kini tangisan Jean semakin besar, menggema di ruang televisi rumahnya.
"Mood bawaan bayi emang kaya gini ya.." ucap Jake sembari terus mengelus kepala Jean.
Kini Jean sudah setengah tertidur di dekapan hangat Jake.
Tidur ya je, nanti besok udah waktunya aku pergi. Cuma sebentar kok.[]
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents | Jake [✓]
FanfictionJake dan jean harus menjadi orang tua muda di usia nya yang masih belia akibat kenakalan yang mereka lakukan di masa sekolah, dengan berbagai struggle yang mereka alami mampukan mereka melewati semuanya? ↳please look at the text below↲ ⎙ This story...
![Young Parents | Jake [✓]](https://img.wattpad.com/cover/300582725-64-k167534.jpg)