Jake berjalan cukup cepat menuju ruang rawat inap papanya.
Jake membuka pintu ruang rawat inap dengan amat sangat pelan, ia bisa melihat papa nya yang terlelap di brangkar.
Jake menggenggam tangan papanya itu dengan erat.
"Permisi.." seorang dokter datang menghampiri Jake.
"Ah iya dok"
"Anda anaknya?" Tanya dokter tersebut.
"Iya dok saya anaknya"
"Bisa ikut saya sebentar" Jake mengangguk dan ikut dokter itu keluar dari ruangan rawat inap papanya.
"Saya ingin mengatakan bahwasannya jantung tuan Shim sudah mulai melemah dan rawan sekali untuk nya, dan saya ingin meminta persetujuan dari pihak keluarga untuk memasangkan ring jantung untuk tuan shim, apakah pihak keluarga setuju untuk itu?"
Jake kini diam pasalnya ia tidak tau apakah tindakan itu baik untuk di lakukan.
"Saya tau, anda mungkin bingung karena anda pasti tidak mengerti dengan penjelasan saya, intinya pemasangan ring jantung ini agar jantung tuan shim sedikit lebih membaik"
"Saya tunggu papa saya siuman dulu ya dok, saya juga gak bisa langsung ambil keputusan gitu aja"
Dokter itu mengerti, "Yasudah kalau begitu, saya permisi dulu ya" pamit dokter tersebut.
Kini Jake menghela nafasnya cukup berat,ia kembali menuju ke ruangan papa nya kembali.
Jake dapat melihat banyak sekali alat-alat rumah sakit yang menempel di tubuh papanya itu.
Rasanya Jake juga ikut sakit melihat kondisi papanya, kalau bisa Jake rasanya ingin menggantikan posisi ayahnya itu.
Jujur saja Jake itu cengeng jika menyangkut hal orang tua, apalagi ia hanya memiliki papa nya saja di dunia ini.
Kalian harus tau walaupun Jake selalu mendapatkan didikan keras dari papanya, Jake sama sekali tak membenci ataupun dendam oleh papanya itu.
Karena Jake tau papa nya ingin yang terbaik untuk dirinya, dan Jake tau itu cara papa nya mendidiknya.
° ° °
Hampir dua hari papa Jake tak sadarkan diri, namun untungnya hari ini papa Jake sudah siuman.Namun papa Jake saat ini kesehatan nya sudah mulai drop, Sangat drop bahkan.
"Pah, papa mau ya pasang ring jantung biar jantung papa lebih baik" bujuk Jake pada sang papa.
Papa Jake nampak menggeleng, "papa gak mau pasang ring jantung"
"Papa Please ini demi kesehatan papa, Jake mau papa sehat lagi, ya"
Jake tak henti-hentinya membujuk ayahnya agar mau memasang ring jantung, apalagi kemarin kata dokter, papa nya harus segera melakukan operasi pemasangan ring jantung karena kondisinya sudah mulai melemah.
Jake sedikit terkejut saat papa nya memegang kepala Jake dan mengusap nya dengan lembut.
"Maafin papa ya Jake, papa udah salah didik kamu dengan cara kasar" ucap papa Jake dengan suara yang sulit sekali di keluar kan.
"Papa pengen pas papa pergi nanti, kamu harus sukses di Australia, belajar sungguh sungguh papa pengen liat kamu berhasil"
Jake sudah banjir air mata mendengarkan ucapan papa nya yang seperti wasiat.
"Papa mau kamu setelah lulus langsung pergi ke Australia ya, jangan tunda-tunda papa bakal pantau kamu dari atas"
Papa Jake berbicara nya sudah mulai ngelantur dan itu membuat Jake semakin menangis.
"Papa pamit ya.." setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya itu papa Jake menutup matanya.
Jake lantas berlari keluar memanggil dokter, dokter dan suster yang mendengar nya pun langsung berlari cepat menangani papa Jake.
Namun saat Jake melihat raut wajah dokter yang menangani papa nya, Jake sudah harap-harap cemas.
"Sus catat hari, tanggal, dan waktu kematian nya" ucap dokter tersebut.
Jake seketika langsung merengkuh tubuh papa nya yang sudah tak bernafas lagi, Jake menangis sejadi-jadinya.
Bahkan kaki Jake rasanya tak kuat berdiri saking lemas nya menerima kenyataan yang ada.
Dokter yang berada di samping Jake pun tak hentinya memberikan usapan lembut di bahunya.
° ° °
Setelah 3 Minggu kepergian ayahnya, di hari itu juga Jake mendapatkan surat kelulusan sekolah nya yang mengatakan bahwa dirinya lulus dari sekolah nya.Jake hanya bisa memamerkan surat kelulusan nya di hadapan nisan sang papa.
"Nih pah, Jake udah lulus sekolah pah, tuh liat pah Jake lulus dengan nilai terbesar pah, papa bangga kan sama Jake?"
Jean, serta kedua orang tua Jean yang menemani Jake ziarah ke makam papa nya pun meneteskan air matanya sedih melihat Jake yang rapuh di depan nisan papa nya.
Jake melirik Jean yang mengusap air matanya dengan satu tangan karena tangannya yang satunya ia gunakan untuk menggendong areum.
Jake bangkit dan menghampiri Jean, ia mengambil alih areum yang tengah asik mengemuti jempolnya.
Jake membawa areum ke Nissan kakek nya.
"Adek liat nih, ini rumahnya papa nya papa nah samping nya itu kuburan mama nya papa, hehe areum bingung ya..ini rumah kakek nenek nya areum loh" ucap Jake menjelaskan pada bayi berumur 3 bulan itu
"Pah mah, ini areum anaknya Jake, maafin Jake yah pah mah udah bikin kalian kecewa, maafin Jake juga yah pah udah gak jujur sama papa kalau Jake udah nakal Sampe bikin areum hadir ke dunia, tapi mama sama papa di atas sana gak marah kan kalau liat anak Jake yang selucu ini, mirip buntelan kapas haha"
Jean serta kedua orang tua Jean tersenyum melihat Jake bergurau.
Setetes air turun dadi atas langit mengganggu aktivitas ziarah mereka.
Jean menghampiri Jake yang mungkin tak sadar bahwa hujan mulai turun.
"Jake ayo pulang, udah mau hujan"
Jake lantas tersenyum ke arah Jean dan mengangguk.
"mah pah Jake pamit ya sama areum sama Jean sama orang tuanya Jean juga, nanti kapan-kapan Jake datang lagi nengokin kalian"
Jake mencium Nisan papa dan mama nya, dan langsung beranjak pergi sembari menutupi kepala areum dari tetesan air hujan mengunakan telapak tangannya.
Mereka bergegas pulang ke rumah karena hujan akan turun besar tak lama lagi, Jake berharap dilain waktu nanti ia bisa lebih lama di makan kedua orang tuanya.
Tanpa ada nya hujan yang turun menganggu dirinya berziarah.[]
TBC
HEWOO...hehe next chapter kayanya bakal end nih.
Dari chapter ini coba kalian tebak, apakah happy ending atau sad ending menurut kalian nantinya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG PARENTS | JAKE [✓]
Fanfiction[🔞] Lika-liku perjalanan kisah Jake dan Jean yang harus mengalami kesulitan di masa-masa muda nya karena perbuatan mereka sendiri. ↳please look at the text below↲ ⎙ This story is purely from my own writing, there is no plagiarism element in any sto...