S e m b i l a n b e l a s

1.5K 154 15
                                        

9 bulan sudah, akhirnya Jean akan melahirkan.
Perut Jean juga sudah terlihat lebih membuncit walaupun seperti orang yang sedang hamil 5 bulan.

Tidak apa, Jean mensyukuri itu semua. Beberapa Minggu lalu saat check up ke dokter kandungan, beberapa hari lagi Jean akan melahirkan.

Jean juga sudah tak sekolah sejak 2 Minggu yang lalu, Jake dan Jean merencanakan itu semua, Jake bilang jika Jean harus berpura-pura sedang izin untuk pergi ke luar negeri ikut orang tuanya.

Awalnya Jean takut mengikuti ide Jake, namun akhirnya ia mengikuti saja ide yang Jake buat.

Ngomong-ngomong, soal perlengkapan bayi, Jean hanya mengumpulkan baju-baju bayi miliknya, untungnya ibu menyimpan baju-baju bayi miliknya di gudang, masih bagus semua untungnya.

Saat Jean melihat baju bayi miliknya ia benar-benar tak menyangka bahwa baju bayi miliknya nanti akan di gunakan oleh bayi nya.

Sangat mengharukan, tapi belum tentu untuk orang tua jean, jean benar-benar takut dengan ekspresi wajah orang tuanya saat dirinya hamil di luar nikah seperti ini.

Lupakan saja dulu, Jean tak mau banyak pikiran.

Sesuai jam, Jika sudah menunjukkan waktu jam 12 siang, Jean harus meminum susu ibu hamil serta vitaminnya, supaya bayi nya tetap sehat.

Jean melangkah menuju dapur untuk mengambil gelas untuk susu nya.

Namun baru beberapa langkah Jean meringis kesakitan di bagian perutnya, Jean merasakan sakit nya bukan main.

Jean sampai tak kuat berdiri, Jean benar kesakitan di bagian perutnya, "sakit...shh".

Jean melirih kesakitan merasakan kontraksi yang di alaminya.

Jean menyeret tubuhnya untuk menggapai ponselnya, setelah mendapatkan ponselnya Jean mencari kontak milik Jake.

"Jake angkat Jake...aku mau ngelahirin shh.."

Jean tak henti-hentinya menangis kesakitan, Jean kesal karena tidak bisa di hubungi.

Jean baru tau, pasti Jake masih berada di jam pelajaran, ponsel nya pasti di silent.

"Tolong...." Lirih Jean terus memanggil, walaupun ia tak yakin ada orang yang mendengar nya.

Jean benar-benar sudah tak tahan, ia ingin menutup matanya sekarang juga.

Tapi ia tidak boleh melakukan itu, Jean melirik bagian selangkangan nya yang sudah mengeluarkan darah bercampur dengan air ketuban miliknya yang pecah.

"Jean kamu harus bertahan, demi anak kamu sama Jake" Jean terus berusaha menyemangati diri nya sendiri.

Ceklek...

Jean merasa bersyukur setelah mendengar pintu terbuka, namun ia langsung  terkejut dan ketakutan setelah melihat orang yang baru saja masuk.

"Mama...papa..." Jean sungguh tercengang melihat orang tuanya walaupun keadaannya yang sudah hampir tak sadarkan diri.

"Jean, kamu kenapa nak!" Mama Jean langsung menghampiri Jean yang sudah melemas.

"Kamu kenapa nak?" Bingung papa Jean panik.

"Pah tolongin Jean dong cepetan bawa ke rumah sakit" pinta mama Jean kesal.

papa Jean langsung membawa tubuh anaknya menuju mobil dan membawa nya ke rumah sakit.

Kedua orang tua itu masih belum mengerti apa yang terjadi dengan putri nya, tapi sebisa mungkin mereka harus cepat sampai ke rumah sakit karena melihat darah yang mengotori piyama bergambar stroberi yang Jean gunakan.

♡♡♡

Jake berlari di lorong rumah sakit, ia buru-buru ke rumah sakit saat orang tua Jean menelfon Jake tadi.

Awalnya Jake takut mendengar suara makian dari papa Jean, namun setelahnya Jake panik karena papa Jean bilang jika Jean sedang melahirkan.

Makannya Jake dengan berani ia langsung buru-buru kerumah sakit.

BUGH..
satu tonjokan dilayangkan ke pipi kiri Jake saat Jake baru saja sampai di depan ruang operasi, dimana Jean sedang di tangani.

"Oh jadi kamu yang udah hamilin anak saya?, Dasar bajingan kamu" Jake merasa tercekat saat kerah seragam nya langsung di tarik oleh papa nya Jean.

Mama Jean nampak berusaha memisahkan suaminya dari Jake, karena Jake sudah babak belur saat ini.

Untungnya ada satpam yang lewat dan membantu memisahkan papa Jean dan Jake.

"Maafin saya om, ini salah saya"

"Iya memang ini salah kamu, anak saya anak baik-baik. Ini ulah kamu pasti kamu yang udah memperdaya anak saya makannya dia mau ngelakuin sama kamu, liat sekarang masa depan anak saya jadi rusak" papa Jean nampak hendak menginjak Jake yang tengah bersujud di hadapan dirinya.

Untungnya lagi-lagi mama Jean dan satpam di rumah sakit tersebut berhasil menahan emosi papa Jean.

"Pah udah pah, kasian dia pah, kasian..." mama Jean menangis dan memeluk suaminya.

Mereka berdua merasa gagal menjadi orang tua bagi Jean.

Jake hanya bisa terduduk di lantai, sembari menatap pintu ruang operasi dengan tatapan kosong apalagi keadaannya yang sudah babak belur karena papa nya Jean.

"Saya akan membawa masalah ini ke kepolisian, saya akan adukan ini semua dengan tuduhan pemerkosaan pada anak saya" ucap papa Jean masih emosi.

Jake sama sekali tak merespon, ia hanya terdiam walaupun papa Jean mengancam dirinya akan di bawa ke kantor polisi.

"Papa jangan main bawa anak orang ke kantor polisi, kita belum tau dari Jean apa dia di perkosa sama dia"

"Mah! Jean itu anak kita, kita yang ngurusin Jean dari kecil, kita yang tau Jean kaya gimana dia gak mungkin mau ngelakuin itu kalo gak di paksa sama bocah bajingan itu" tunjuk papa Jean pada Jake.

"Setelah semuanya ini terjadi papa bilang yang ngurusin kita?, Kita aja gagal pah jadi orang tua buat Jean" ucap mama Jean.

Papa Jean menatap istrinya itu tak suka, karena yang di katakan istrinya itu membuat dirinya kesal pada dirinya sendiri.

Ceklek..
Pintu ruang operasi terbuka, memperlihatkan beberapa suster yang membawa sebuah kain yang menutupi infant bed yang sudah pasti ada bayi di dalamnya.

Jake langsung berdiri namun di tahan oleh papa nya Jean, agar Jake tidak mendekat pada bayi di infant bed tersebut.

"Jangan sentuh cucu saya"

"Om tolong om, biarin saya liat anak saya"

Dengan kasar papa Jean mendorong Jake hingga tersungkur di lantai.

"Berani-beraninya kamu, sampai kapan pun saya tidak akan memperlihatkan wajah bayi itu sama kamu"

"Om tolong om" mohon Jake, Jake benar-benar sangat memohon pada papa Jean.

"Suster cepet bawa bayi itu, sebelum bajingan ini melihat wajah bayi itu"

Suster tersebut langsung membawa infant bed nya menuju ruangan khusus bayi.

Papa Jean menarik tubuh Jake kembali yang hendak mengejar infant bed yang di dorong oleh suster.

"Cepet kamu pulang sana, saya gak segan-segan bunuh kamu kalau masih di rumah sakit ini"

"Nak kamu pulang ya, jangan disini" ucap lembut mama Jean pada Jake.

Dengan langkah berat Jake harus pergi meninggalkan rumah sakit tersebut, dari pada Jake benar-benar di bunuh oleh papa Jean dan tidak bisa melihat Jean dengan anaknya mending dirinya mengalah dahulu.[]

Hehew triple update))

Klo gaje sorry ye, btw klo banyak typo maklum, nanti klo dah end mau di revisi biar rapih.

Chukkae Jean dah lahiran huhu ㅠㅠ

Tapi kasian Jake gak boleh liat anaknya:((

Tbc

Young Parents | Jake  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang