l i m a

1.5K 162 27
                                    

Sepulang dari sekolah, Jean bergegas menuju lemari pendingin mengambil batu es, dan menaruhnya di sapu tangan yang selalu ia bawa-bawa kemanapun.

Dengan hati-hati dirinya mengobati bekas tamparan cilla di sekolah tadi.

Jean akui tamparan cilla sangat lumayan menyakitkan.

Tok...tok..

Jean melangkah menuju depan pintu, dan membuka pintu rumahnya.

"Jake, ngapain kesini?"

Jean menatap atensi Jake dengan tatapan dingin nya.

ia benar-benar tak ingin melihat Jake untuk hari ini, ia teringat tadi pagi saat cilla melendoti lengan Jake.

"Je, biarin aku masuk"

"Mau ngapain? Aku lagi gak mau liat muka kamu"

Jean berusaha menutup pintu rumahnya, namun Jake tentunya tak tinggal diam.

Jake berusaha membuka pintu Jean, tentunya Jean menyerah untuk terus menutup pintu rumahnya, karena kekuatan Jake jauh lebih besar darinya.

Kini Jean langsung meninggalkan Jake yang sudah menutup pintu rumahnya, benar-benar menyebalkan batin Jean.

Jean kembali duduk di sofa mengobati bekas tamparan di pipi nya.

"Sini biar aku yang obatin"

Kini Jake duduk di samping Jean.

"Siniin" ucapnya merebut saputangan yang Jean genggam.

Dan mengompres pipi Jean.

"Kamu lain kali jangan diem aja, lawan Cilla kalo dia jahatin kamu" Jean langsung menoleh ke Jake dengan dahi yg menggerut.

"Jadi kamu tau, yang nampar aku Cilla?" Jake hanya mengangguk dan fokus mengobati pipi Jean.

"Terus kalo kamu tau, kenapa kamu gak bela aku Jake?"

"Maaf" ucap Jake lirih.

Jean merolling eyes kan matanya malas, mendengar kata 'maaf' yang keluar dari bibir Jake.

"Jujur aku capek backstreet terus. Aku juga mau kaya orang lain di akuin pacarnya di depan orang banyak".

"Jean, tolong ngertiin aku"

"Kamu kenapa sih Jake?, Ok. Kita backstreet emang karena kamu ikut olimpiade dan di suruh Bu Irene buat gak pacaran supaya gak ngeganggu olimpiade mu nanti, tapi hyunjin aja sama yeji pacaran padahal hyunjin ikut olimpiade kaya kamu".

Jake hanya diam, menaruh sapu tangan yang ia pegang ke meja.

"Je, udah minum susu?" Tanya Jake berusaha mengalihkan topik.

"Tuh liat, kamu ngalihin topik Jake. Pasti kamu gak bisa jawab gini karena ada yang di tutupin kan."

"Ngak ada je, aku benerin gak nutupin apa-apa"

"Bohong kamu" Jean nampak sudah tak kuasa membendung air matanya, sungguh cengeng sekali dirinya ini.

"Shut..jangan nangis je" Jake membawa tubuh Jean ke dalam dekapan nya, Jean sama sekali tak menolak. Ia bahkan menenggelamkan wajahnya di dada Jake.

"Kamu kebiasaan, kalo aku marah selalu kaya gini. Sengaja kan biar aku lupa kalo marah" kini Jean beralih memukuli dada Jake.

"Makannya jangan marah terus, aku gak mau kamu marah ke aku"

Kini kedua nya saling menatap satu sama lain.

"B-bikinin aku susu cepetan" ucap Jean gugup, ia salting sebenarnya di tatap Jake. Maka dari itu ia sengaja mengalihkan suasana.

"Mau susu?" Tanya Jake, jean mengangguk.

"Ini susu kamu ada" goda Jake menunjuk dada Jean.

"Ih, nyebelin banget ih" kini Jake mendapatkan pukulan keras di dadanya.

Namun Jake langsung kabur ke dapur untuk membuat susu Jean.

"Kebiasaan ih" kesal Jean.

°°°
Kini keduanya tengah berada di kasur milik Jean, Jean memposisikan kepalanya di lengan Jake.

Jake merasa senang Jean mau memaafkan nya, ia kira hari ini tidak akan melihat wajah cantik Jean, sebab gadisnya sedang marah dengannya.

"Oh iya Jake, kamu mau nyalonin buat pentas seni drama, Sama cilla?"

"Mau" Jean mendelik mendengar kata yang keluar dari mulut Jake.

"Mau kalo sama kamu" katanya, sambil tersenyum.

Huft..hampir saja Jean marah lagi.

"Kamu jangan bercandain aku kaya gitu, mau aku marah lagi?" Kini Jake menggeleng.

"Ya lagian kamu, yakali aku mau ikut pentas drama sama Cilla"

"Bisa aja, kan kamu genit sama cewek"

"Ih mulutnya"

"Emang bener kok"

"Eh fitnah kamu ya" kini Jake sengaja mendusel-duselkan wajahnya di perpotongan leher Jean.

Jean hanya bisa merintih kegelian, Jake sangat tau titik kelemahan Jean ada di lehernya.

"Capek Jake jangan hahaha" Jean tak henti-hentinya merasa kegelian dengan perbuatan Jake.

"Hah..capek"

Kini keduanya sudah kembali diam, saling menutup matanya.

"Jadi mau makan kamu" ucap Jake lirih.

"Ih ngak"

Kini Jean agak sedikit bringsut dari tubuh Jake, ia minggir ke belakang, dan membelakangi Jake.

"Yaudah kalo kamu gak mau, kamu diem aja biar aku yang main sendiri" kini Jake menarik baju Jean, tapi Jean tentunya tak tinggal diam untuk menahan bajunya.

"Ih apaansii Jake gak mau" Jean terus menahan bajunya supaya tak di lucuti Jake.

"Harus mau, pengen nengokin adek" alibi Jake, padahal hasrat Jake saja yang tak terpenuhi.

Hampir 5 Menitan Jean mempertahankan bajunya dari tarikan Jake, dan akhirnya ia mengalah.

Sekarang Jean hanya tinggal memakai bra warna hitam miliknya.

Jena benar-benar pasrah, ia melihat Jake sudah menatap dirinya dengan kilatan nafsu di matanya.

Tidak butuh waktu lama, kini keduanya sudah mendesah di sepanjang kegiatan yang mereka lakukan.[]

Tbc

YOUNG PARENTS | JAKE  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang