03

1.9K 260 4
                                    

"Ketua kelas, jangan lewat sana!"

Antara kaget dan lingkung yang Namra rasakan saat tiba-tiba Suhyeok menarik tangannya dan menyeretnya cepat ke jalan samping sekolah. Setengah berlari ia mengikuti langkah Suhyeok.

"Kenapa?" bingungnya.

Kenapa Suhyeok justru membawanya pergi dari pintu gerbang?

"Ada pemeriksaan atribut, gue nggak pakai kaos kaki," ucap Suhyeok sambil menata nafasnya.

Namra tidak heran dengan kelakuan Suhyeok itu, yang ia heran kenapa ia harus diajak.

"Tapi gue nggak melanggar."

Jadi untuk apa ia lari jika ia bisa melenggang masuk begitu saja.

"Gue kira atribut lo nggak lengkap."

Sengaja Suhyeok memandang Namra dari ujung kaki sampai ujung kepala pura-pura memastikan. Tapi tentu mustahil untuk murid teladan seperti Namra.

"Gue pergi."

Baru Namra berniat kembali ke pintu gerbang saat Suhyeok lagi-lagi menariknya.

"Telat dua menit termasuk melanggar," katanya. Ada kepuasan terdengar dalam nadanya.

Agak ragu Namra mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dan ternyata Suhyeok benar.

"Lo mau buku tata tertib lo yang putih bersih, polos, dan suci itu ada nodanya? Ada coretan guru BK, murid teladan ranking satu melanggar tata tertib terlambat masuk sekolah."

Kata-kata Suhyeok itu bagi Namra terdengar sangat menyebalkan. Gara-gara siapa ia sekarang terlambat masuk?

"Terus?"

Terus Namra harus bolos? Hal yang mustahil ia lakukan. Bisa-bisa ibunya murka.

"Gue tau jalan rahasia, ayo ikut."

Dan Namra terpaksa mengikuti Suhyeok entah ke mana. Langkah mereka terhenti di ujung belakang sekolah dengan tangga tersembunyi. Mungkin disiapkan oleh anak-anak yang sering terlambat.

"Lewat sini?" ragu Namra.

Seumur-umur ia bahkan tidak pernah membayangkan akan masuk sekolah dengan memanjat pagar. Kalau Suhyeok mungkin sudah sering.

"Terserah kalau nggak mau. Gue yakin gerbang depan udah ditutup satpam. Bolos aja, nggak ngaruh lo bolos sehari tetep pinter."

Kenapa omongan Suhyeok makin lama terdengar seperti bisikan setan.

"Kata siapa gue nggak mau?" tantang Namra.

Ia suka belajar, ia suka sekolah, membolos adalah hal yang sia-sia.

Anggap saja sebagai pengalaman yang tidak akan mungkin Namra ulangi lagi. Ini untuk pertama dan terakhir kalinya.

Ia naik setelah Suhyeok dan turun dengan muka kesal yang kentara. Meski tak bisa Namra pungkiri untuk pertama kalinya perasaannya menghangat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang