Haruskah Suhyeok berterimakasih pada Gwinam karena akhirnya ia punya kesempatan untuk bicara banyak dengan Namra?
Kelas yang sepi dan tinggal mereka berdua membuat Namra leluasa menceritakan tentang dirinya. Tentang masalahnya dengan Gwinam bahkan tentang ibunya yang selalu menuntutnya untuk menempati ranking pertama.
Namra sendiri tidak menyangka, ia bisa seterbuka ini pada Suhyeok. Harus ia akui, Suhyeok satu-satunya orang di sekolah yang membuatnya merasa nyaman. Ia merasa dijaga dan dilindungi.
"Kenapa belain gue? Bukannya kalian berteman?"
"Dulu. Daripada punya teman Gwinam mending punya teman alay kayak Daesu sama Woojin."
Biarkan saja Daesu dan Woojin di rumah telinganya berdengung karena dibicarakan.
Namra tertawa meski hanya sekejap.
"Gue iri," katanya.
Satu yang Suhyeok tangkap, kalimat itu terlalu jujur menggambarkan bahwa sebenarnya Namra kesepian.
"Gue terlalu sibuk belajar sampai nggak punya teman."
"Teman sekelas kita banyak, mereka baik-baik nggak gigit," canda Suhyeok agar mencairkan suasana.
"Gue takut mereka nggak suka sama gue."
Memang Namra yang terlalu mencemaskan banyak hal. Ia berada di kelas yang sama dengan Joonyoung, si peringat kedua yang selalu menganggapnya saingan. Ada juga Nayeon, tetangga yang tahu seluk beluk keluarganya. Belum lagi anak-anak lain yang sering menatapnya aneh atau membicarakannya secara terang-terangan. Kadang, ia merasa diperlakukan seperti serangga yang tak berharga.
"Mungkin gue memang aneh, gue beda."
"Nggak, lo nggak aneh. Lo cuma unik, lo itu menarik. Jadi jangan ngerasa kalau lo berbeda."
Namra tersenyum, Suhyeok bahkan tak sepintar dirinya tapi kenapa kata-katanya begitu menenangkan.
"Kenapa lo baik sama gue?" tanyanya.
Satu hal yang patut Namra pertanyakan. Selama ini Suhyeok yang selalu mengajaknya bicara lebih dulu. Suhyeok sering melakukan hal-hal konyol serta tidak penting yang menurut Namra justru lucu. Suhyeok juga yang membelanya disaat yang lain tak ada yang peduli.
Butuh beberapa detik sampai akhirnya Suhyeok menjawab dengan menatap lekat Namra.
"Karena gue suka sama lo. Alasan kenapa gue nggak pernah manggil nama dan selalu manggil ketua kelas, gue takut ketahuan."