Namra adalah orang yang selalu mengedepankan logika hingga sering disebut tak berperasaan. Tapi saat kemarin Suhyeok meminta jawaban atas pernyataan cintanya, logika Namra seolah hilang.
Yang Namra tahu hormon adrenalin dalam tubuhnya meningkat hingga menyebabkan jantungnya berdetak tidak teratur. Lalu hormon oksitosin dan vasopressin mempengaruhi otaknya dan menciptakan perasaan nyaman.
Bukan sekedar membalas cinta Suhyeok, jauh lebih dari itu, mereka ciuman. Hal yang membuat Namra terus mempertanyakan kewarasannya. Itulah alasannya tadi pagi sengaja masuk kelas menjelang bel berbunyi, untuk menghindari Suhyeok.
Tapi sekarang Suhyeok justru terus menempel padanya.
"Gue mau pamer ke anak-anak sekelas."
"Pamer apa?"
"Kalau kita pacaran."
Begitu Namra memberinya tatapan tajam seakan mengintimidasi, Suhyeok lekas meralat ucapannya.
"Bercanda," katanya.
Aura dingin Namra memang masih terasa bahkan saat status mereka kini pacaran.
Tapi Suhyeok suka. Ia suka menggoda Namra sampai Namra malas meladeninya.
"Kalau pamer ke Cheongsan boleh?"
"Nggak."
"Ke Woojin?"
"Terserah."
Namra memilih mempercepat langkahnya meski tahu Suhyeok akan tetap mengekor. Dari kelas ke kantin sekarang menuju ke kelas lagi.
Langkah Namra terhenti begitu melewati lapangan basket. Ada beberapa anak yang ia tidak kenal tapi mereka menyapa Suhyeok.
"Nggak ikut main?" tanyanya.
"Kok tau gue suka main basket?"
"Pernah lihat."
Suhyeok tersenyum meski jawaban Namra begitu singkat. Itu artinya Namra mengenal dirinya meski tak sebanyak ia yang mengenal Namra.
Namra suka makan sendiri di kantin. Namra suka menyendiri di perpustakaan. Namra suka memakai airpods biar tak ada yang mengajaknya bicara. Semua hal tentang Namra, Suhyeok tahu.
"Kalau di kelas..."
"Bersikap kayak biasanya, jangan berduaan, tetep berbaur dengan yang lain," potong Suhyeok cepat, mengulang permintaan Namra.
Bahkan Namra sudah mengatakannya berulang kali. Ia sampai hapal, lebih hapal dari rumus matematika.
Tapi Suhyeok tahu apa alasan Namra meminta seperti itu. Karena ia baru beradaptasi dengan anak-anak sekelas. Ia baru merasakan rasanya punya teman. Jadi Suhyeok maklum meski niat pamernya jadi tidak terlaksana.
"Namra, lo sebenernya tau kan kalau gue suka sama lo dari lama?"
"Kenapa tiba-tiba nanya?"
Waktunya benar-benar tidak tepat saat Suhyeok mengatakannya di depan pintu kelas yang terbuka lebar.
"Gue suka sejak kelas satu."
Harusnya Namra senang mendengar pengakuan Suhyeok itu kalau saja Suhyeok mengatakannya tidak di depan teman-teman kelasnya. Untungnya mereka mungkin tidak ada yang mendengar.
Karena itu Namra memilih untuk mengacuhkan Suhyeok saja. Meski Suhyeok masih belum juga berhenti.
"Namra!"
"Apa?"
"Manggil aja."
Rasanya Namra mau marah, tapi dipanggil nama oleh Suhyeok adalah kelemahannya.
Namra akhirnya memilih menuju Onjo dan teman-temannya yang lain. Meski belum akrab, ia mencoba untuk dekat dengan mereka.
Dan Suhyeok suka Namra yang seperti itu terlihat menggemaskan baginya.
Mau berhenti sampai sini tapi nggak bisa move on 😭😭