Begitu masuk kelas, Suhyeok langsung diserbu pertanyaan tentang apa yang terjadi antara Gwinam dan Namra. Padahal ia sendiri tengah risau akibat pernyataan cintanya pada Namra kemarin.
"Soal Gwinam, nanti kalian bakal tau sendiri," jelasnya singkat.
Karena memang Namra melarangnya untuk bicara. Nanti dalam hitungan hari seluruh sekolah akan tahu masalahnya. Tinggal tunggu saja.
Sejenak Suhyeok melirik Namra di tempat duduknya. Tampak tenang dan dingin seperti biasa.
Padahal Suhyeok tidak yakin kalau Namra sungguh baik-baik saja. Terlebih, anak-anak sekelas terus membicarakannya.
"Pokoknya, barang siapa yang gangguin ketua kelas, urusan sama gue. Langkahin dulu mayat Daesu."
Sengaja Suhyeok membanting tasnya ke atas meja sambil mengoceh yang terdengar sebagai omong kosong belaka.
"Gue lagi yang jadi tumbal."
Si pemilik tubuh gempal bernama Daesu akhirnya bersuara karena tiba-tiba dibawa-bawa.
Woojin di sampingnya jadi ikut menimpali.
"Ogah, ngelangkahin dia takut kesandung."
"Kualat lo adik ipar."
"Gue bukan adik ipar lo!" amuk Woojin.
Saat Daesu berulah dengan bilang menyukai kakaknya, Woojin akan bertindak semena-mena. Lalu drama keluarga cemara mereka dimulai hingga Suhyeok terpaksa melerai.
Dibalik kericuhan itu, tanpa sengaja Suhyeok beradu pandang dengan Onjo yang membuatnya seperti ketahuan telak.
Onjo memang sejak awal sadar kalau perlakuan Suhyeok ke Namra berbeda. Suhyeok baik ke teman-temannya, ia ramah ke semua orang, tapi pada Namra seolah rela melakukan segalanya.
Suhyeok menyukai Namra, terlihat jelas dari tatapan matanya. Onjo yakin keputusannya memang tepat saat ia memilih mengubur perasaannya dalam-dalam daripada makin terluka.
Dan Suhyeok baru ingat satu hal. Name tag Onjo yang buru-buru ia selipkan ke saku seragam Cheongsan.
"Baru ketemu nyelip di mesin cuci," katanya.
Ia juga menawarkan diri untuk menjelaskan pada Onjo tapi Cheongsan melarang. Katanya biar Onjo menjadi urusannya. Sampai sini Suhyeok tidak mau ikut campur lagi. Lagipula ia punya urusan sendiri, hatinya yang jungkir balik karena Namra.