09

1.4K 218 3
                                    

"Joonyoung, apa yang terjadi saat otak menghasilkan hormon oksitosin?"

Joonyoung langsung mengernyit saat tiba-tiba Namra menanyainya. Ini bukan sedang lomba cerdas cermat kan? Sampai saat ini ia bahkan belum bisa menyalip prestasi Namra. Lagipula ia yakin Namra tahu jawabannya.

 Lagipula ia yakin Namra tahu jawabannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suhyeok?" tebaknya.

"Lupain aja," sangkal Namra. Harusnya ia tidak perlu bertanya.

Hanya karena kemarin teman-teman sekelasnya mulai mengajak bicara, bukan berarti Namra bisa bertanya banyak hal.

Lagipula Joonyoung benar, alasan dibalik keresahannya kali ini adalah Suhyeok. Suhyeok yang tiba-tiba mengakui perasaannya berhasil membuat Namra kebingungan.

"Namra."

Bahkan suara Suhyeok saat memanggil namanya masih terngiang-ngiang.

"Namra. Ketua kelas!" ulang Suhyeok karena panggilannya terabaikan.

Rupanya Namra tidak bisa membedakan mana halusinasi mana nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rupanya Namra tidak bisa membedakan mana halusinasi mana nyata.

"Joonyoung disuruh Daesu ke atap," lanjut Suhyeok.

Kali ini Joonyoung jadi ikut bingung.

"Ngapain?" tanyanya.

"Ngerumpi kayak biasa, nanti gue nyusul. Gue masih ada urusan sama ketua kelas."

Meski jawaban Suhyeok tidak meyakinkan toh Joonyoung menurut. Mungkin Suhyeok memang sengaja menyuruhnya pergi agar bisa berdua dengan Namra.

Walau akhirnya Suhyeok malah menjadi salah tingkah sendiri.

"Nggak sibuk kan? Mau ikut ke atap?" tawarnya.

Namra tahu teman-teman kelasnya memang sedang berada di atap setelah bersih-bersih tadi. Onjo sempat mengajaknya tapi ia tolak karena rasanya masih canggung.

Tapi saat Suhyeok yang mengajak, apa salahnya Namra mencoba.

"Boleh."

Lalu senyum Suhyeok yang membuat Namra tidak sanggup menatapnya lama-lama. Sebenarnya ia ini kenapa?

"Nggak apa-apa, gue bilang mereka nggak gigit," yakin Suhyeok saat langkah Namra mulai meragu.

Jujur, Namra tidak tahu keputusannya ini benar atau salah. Bagaimana kalau ia tidak paham obrolan mereka? Bagaimana kalau mereka tidak cocok dengannya? Bagaimana kalau mereka terganggu dengan keberadaannya?

Namra yang paling pintar dalam pelajaran nyatanya memang paling susah bersosialisasi.

Langkah Namra sempat terhenti tepat  di depan pintu atap. Ada sebersit niat berbalik dan turun. Tapi genggaman tangan Suhyeok lebih dulu menahannya.

Genggaman yang kini mengambil alih fokus Namra. Jadi seperti ini rasanya saat kadar dopamin dalam tubuh meningkat pesat.

 Jadi seperti ini rasanya saat kadar dopamin dalam tubuh meningkat pesat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang