16

1K 203 6
                                    

Helaan nafas Onjo begitu berat menunjukkan betapa gelisahnya ia sekarang. Dibanding sepenuhnya menyalahkan Jimin atas semua yang terjadi, Onjo justru lebih menyalahkan dirinya sendiri.

"Nggak usah mikirin Namra, perbaiki dulu hubungan lo sama Cheongsan," saran Isak.

Saat ini Onjo memang paling merasa bersalah pada Namra. Sejujurnya ia senang saat Namra yang tertutup mau terbuka dan mulai dekat dengannya. Bahkan ia sudah tidak pernah terpikir sempat menyukai Suhyeok karena ia tahu dunia Suhyeok isinya cuma Namra.

"Namra baik-baik aja, ada Suhyeok. Lo yang nggak baik-baik aja," imbuh Isak.

Iya, Isak benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya, Isak benar. Yang Onjo lihat Namra sedang tertawa bersama Daesu, ada Suhyeok di sisinya.

Onjo yakin perlahan semua akan membaik satu persatu, dan ia berniat memulainya dari Cheongsan.

Memang sudah lama Onjo dan Cheongsan tidak pernah bicara dari hati ke hati. Terakhir saat Cheongsan mengeluhkan nama restoran ibunya yang serupa dengan namanya lalu menjadi curhat panjang lebar.

"Gue nggak belain Suhyeok. Tapi kalau jadi Suhyeok gue juga akan ngelakuin hal yang sama. Coba lo pikirkan perasaan Namra."

Onjo berucap sangat pelan agar Cheongsan tidak salah sangka. Lagipula Suhyeok bukan menolaknya di depan banyak orang seperti yang Cheongsan tuduhkan. Suhyeok cuma minta maaf dan Onjo memahami itu.

"Gue baik-baik aja. Gue bahkan udah nggak punya perasaan apa-apa buat Suhyeok. Ada orang yang lebih gue khawatirkan. Gue kesel tapi gue nggak bisa marah."

"Siapa?"

"Lo."

Hening. Hanya hembusan angin di atap yang terasa dingin. Cheongsan masih bergulat dengan perasaannya sendiri hingga kata-kata Onjo terasa sulit untuk ia cerna.

 Cheongsan masih bergulat dengan perasaannya sendiri hingga kata-kata Onjo terasa sulit untuk ia cerna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat lo bilang suka sama gue, gue seneng tapi gue juga takut. Takut ada yang berubah," lanjut Onjo.

Itu alasan ia menghindari Cheongsan dan tidak ingin membahasnya lagi. Onjo takut persahabatannya dengan Cheongsan akan rusak jika perasaan mereka berubah.

"Maaf," ucap Cheongsan lemah. Ia memang yang membuat semuanya kian rumit.

"Minta maaf ke Suhyeok bukan ke gue."

"Kenapa Suhyeok lagi?"

Masih ada nada tidak terima ketika Onjo membahas Suhyeok. Wajar karena Cheongsan merasa cemburu, ia merasa tersisih.

"Gue udah nggak suka sama Suhyeok. Suhyeok punya Namra. Harus gimana biar lo percaya? Apa kita pacaran aja?" tanya Onjo frustasi. Ia kehabisan akal bagaimana cara meyakinkan Cheongsan.

Tapi Cheongsan menjawabnya dengan gelengan.

"Gue nggak mau kita pacaran karena lo terpaksa. Gue maunya kalau itu atas kemauan lo sendiri. Meski nggak tau sampai kapan gue tetep bakal nunggu."

Onjo tidak menyangka Cheongsan akan menjawab demikian. Karena itu ia lekas mengangguk dan tersenyum lebar.

"Kalau gue udah siap gue bakal bilang. Tapi sampai saat itu lo jangan ninggalin gue. Lo harus selalu ada buat gue. Lo nggak boleh berubah," pintanya.

Yang tentu disetujui Cheongsan. Dan Cheongsan juga setuju untuk minta maaf pada Suhyeok.

Meski Suhyeok menjawabnya dengan candaan. Karena Suhyeok memang orangnya seperti itu, tidak mau membesar-besarkan hal yang menurutnya remeh.

"Gue maafin tapi kasih gue ayam goreng gratis."

Lagipula, Suhyeok tengah dipusingkan dengan angka-angka dan rumus matematika.

Lagipula, Suhyeok tengah dipusingkan dengan angka-angka dan rumus matematika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue beneran nggak suka matematika, gue sukanya Namra."

Kurang sabar apa Namra, mau marah tapi pacar.

BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang