11

1.3K 227 2
                                    

Sepanjang sejarah hidupnya, baru kali Suhyeok berangkat paling pagi diantara teman-teman kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang sejarah hidupnya, baru kali Suhyeok berangkat paling pagi diantara teman-teman kelasnya. Entah mimpi apa ia semalam, yang jelas hatinya kini tengah berbunga-bunga. Penyebabnya tentu karena ia telah memenangkan hati ketua kelas, Namra.

"Lo tidur di sekolah?" heran Hyoryung. Ia yang pertama datang setelah Suhyeok.

Menurutnya mustahil Suhyeok datang paling awal kecuali ia ketiduran di kelas dan tidak pulang.

Belum juga Suhyeok menjawab pertanyaan Hyoryung, Jimin di belakangnya ikut menimpali.

"Lo mau nyontek PR?" tuduhnya.

Suhyeok jadi kesal sendiri, sekalinya berangkat pagi kenapa banyak yang terheran-heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suhyeok jadi kesal sendiri, sekalinya berangkat pagi kenapa banyak yang terheran-heran. Padahal ia memang sengaja ingin berubah menjadi lebih baik demi Namra. Masuk sekolah tepat waktu, atribut lengkap, dan selalu mengerjakan PR.

"Tunggu, memang hari ini ada PR?" tanyanya baru ingat.

Untungnya jawaban Hyoryung sesuai dengan apa yang ia ingin dengar.

"Nggak ada."

Syukurlah.

Suhyeok pikir selesai sampai di sini, nyatanya datang Nayeon yang makin menuduhnya macam-macam.

"Tumben rajin, mau cari muka ya di depan Namra?"

"Astaga, dosa apa gue pagi-pagi kena fitnah."

Tadinya Suhyeok kira Namra akan berangkat pagi tapi nyatanya ia tunggu-tunggu tak kunjung datang. Justru kemudian Isak dan Onjo yang muncul dengan tatapan aneh ketika melihatnya.

 Justru kemudian Isak dan Onjo yang muncul dengan tatapan aneh ketika melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, gue lagi kerajinan," tegas Suhyeok sebelum mereka berkata apapun.

"Cheongsan mana?" tanyanya.

Biasanya di mana ada Onjo di situ ada Cheongsan.

"Nggak tau, gue tinggalin," geleng Onjo.

Suhyeok jadi yakin kalau antara Onjo dan Cheongsan belum ada kemajuan seperti ia dan Namra. Rasanya ingin sekali memamerkan pada dunia bahwa kini mereka pacaran. Ingin sekali memberitahu seluruh penghuni sekolah bahwa Namra membalas cintanya. Bahkan lebih dari itu, kemarin mereka ciuman. Suhyeok hampir gila dibuatnya.

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri?" heran Daesu.

Orang ke sekian yang memicingkan mata curiga begitu melihat Suhyeok.

"Nggak apa-apa."

Suhyeok memang menyangkal tapi senyumnya justru makin melebar. Biarkan saja teman-temannya menganggapnya tidak waras.

Sampai akhirnya orang yang ia tunggu sejak tadi akhirnya muncul. Namra datang berbarengan dengan Cheongsan.

"Pengkhianat lo," bisiknya begitu Cheongsan melewati bangkunya.

Cheongsan memilih tak mau menggubris perkataan Suhyeok karena ia sendiri tengah risau dengan sikap Onjo yang mengacuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cheongsan memilih tak mau menggubris perkataan Suhyeok karena ia sendiri tengah risau dengan sikap Onjo yang mengacuhkannya. Lagipula ia tak sengaja datang bersama Namra.

Karena diabaikan Suhyeok beralih pada Namra yang kini duduk di bangkunya.

"Namra nggak akan hilang, nggak usah dilihatin terus!!" teriak Cheongsan lantang. Sengaja agar semua mendengar termasuk Namra.

Sepertinya Cheongsan masih dendam karena Suhyeok penyebab ia mengakui perasaannya pada Onjo padahal belum siap.

Suhyeok sampai ternganga karena tingkah Cheongsan ini. Hampir ia membungkam mulut Cheongsan dengan kaos kaki kalau tidak melihat Namra tersenyum manis padanya. Suhyeok langsung pura-pura anteng.

"Mantan preman disenyumin ketua kelas aja mleyot, dasar lemah," komentar Woojin yang baru datang.

Tapi Suhyeok membiarkannya, ia sedang berada pada mode kalem.

BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang