Pengen

216 31 5
                                    

Dua minggu setelahnya Shi Ying benar-benar sembuh dari penyakitnya. Ususnya udah baik-baik aja. Akhirnya dia nggak makan bubur lagi. Tapi perutnya masih sakit sih.

"Yun~"
Shi Ying narik ujung kemejanya Xie Yun yang mau berangkat ke kantor. Baru mau pasang dasinya, bidadarinya manggil. Jadi Xie Yun ya nengok.

"Iya, sayang."

Wajahnya langsung merah karna dipanggil sayang sama calon suami. "Udah boleh makan buah, nggak?"

"Boleh. Mau dibeliin?"

"Mau. Beliin ya~ terserah deh. Poko buah."

"Hn. Pasang dasi dulu ya, abis itu aku kerja. Nanti pas pulang Yun bawain." Kedua pipi Shi Ying digepit sama Xie Yun. Gemes banget pengen makan. Tapi Shi Ying baru sembuh. Pikir Yun.

"Iya. Sini aku bantuin."

Shi Ying semangat banget masangij dasi kayak biasanya. Kemarin sakit jadi nggak bisa bantuin. Sekarang dah sembuh jadi bisa deh. Untung sama-sama tinggi jadi dia nggak usah jinjit.

Xie Yun senyum aja liatnya. Seneng akhirnya Shi Ying sehat. Liat Shi Ying sakit bikin dia ikut sakit.

"Masih sakit?"

"Enggak"

Shi Ying selesai masang, terus bahu Xie Yun ditepuk-tepuk. Akhirnya simpul hasil karyanya keliahatan bagus. Dia nggak sadar kalo dari tadi ada yang merhatiin sampai kerasa bibirnya basah.

Xie Yun ngelumat bibirnya. Sempet kaget tapi Shi Ying juga rindu. Dua minggu kehindar karena Xie Yun nyebelin. Yun megang pinggang rampingnya Ying biar makin deket.

"Mnh"
Shi Ying menggerang tiba-tiba ketika lidah Yun masuk nyari lidahnya. Mereka gelud di dalm mulutnya Ying. Xie Yun kebawa alur sampek nggak sadar sekrang narik lidahnya Shi Ying keluar terus diisepin kuat.

Mereka keenakan sampek bunyinya clap clap clap slruup.

"Eugh.." Shi Ying kehabisan napas. Bahu Xie Yun di dorongnya.

"Udah.. Hah hah hah."

Xie Yun senyum seneng lagi. Saking cintanya sampek Xie Yun nggak mau lepasin calonnya. "Makin sayang kan."

Cup

Kening Shi Ying dikecup dong. Makin deg-degan Shi Yingnya. Dia nggak berani liat mukanya Xie Yun karena nanti ketahuan lagi blushing-blushing tahi.

"A-ayo sarapan."

"Ayo."


Siang hari pas cuaca lumayan terik, Shanshan baru aja pulang. Dia liat iparnya lagi glosoan di karpet ruang keluarga.

Capek rasanya sekolah. Pulangnya siang panas-panas kalo lagi nggak banyak jadwal.

"Bang, ganti dong tivinya. Liat spongbob." kata Shanshan sambil lempar tas di sofa.

"Ih Shanshan ganti baju dulu. Bau tahu."

"Ya ampun Bang. Lebai banget. Mager aah"
Shanshan ikut rebahan tengkurep di depan tipi. Ganggu Shi Ying lagi nonton orang putus gegera selingkuh.

"Kamu ganti baju dulu gih."

"Enggak mau." Shanshan makek jurus andalan pas lagi ngalem.

"Aku bilangin bunda lo nanti."

"Ok ok jangan kasih tahu bunda. Shanshan ganti baju sekarang."

"Bagus."

Shanshan baru aja berdiri dan ambil tasnya di sofa. "Bang jangan diganti tipinya aku denger Loh."

In Your Arms {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang