11 - PELAMPIASAN ATHARKA

1K 61 6
                                        

"So, now I want to ask for help, gue nggak mau ada yang bahas tentang dia dulu. Karena kalo inget itu gue bakal sakit,"

***

"MI, Atharka berangkat dulu!" teriak Atharka yang baru selesai sarapan.

Bukan Maminya yang menghampiri cowok itu, melainkan Sesil---Kakak perempuan Atharka yang datang menghampiri cowok itu sembari meminum susu hangat yang ada di tangannya. Ia duduk sebentar di samping Atharka, cowok itu masih sibuk mengikat tali sepatunya.

"Lo nggak mau nyari Arka lagi?"

Deg

Atharka paling sensitif jika harus membahas soal Kakak laki-lakinya----Arka. Lagi-lagi ia harus teringat tentang Arka. Sosok laki-laki yang paling berharga di keluarga itu. Ya meskipun mereka sering berbeda pendapat dan berakhir dengan keributan, tetapi Atharka begitu menyayangi Arka.

Atharka menghirup dan menghembuskan napasnya perlahan. "Kak, lo nggak usah bicarin Arka lagi bisa nggak sih?" tanya Atharka pelan

"Ya ... sorry, gue cuma nanya," jawab Sesil merasa bersalah. Cewek itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Suasana menjadi canggung, aura Atharka terasa lebih dingin dari yang tadi. Sedangkan, Sesil juga menjadi kikuk dan bingung harus membuka topik lagi. Karena, ia sepertinya sudah salah bicara.

"Gue yakin kalo Bang Arka itu masih hidup. Cuma sampai sekarang kita belum bisa nemuin dia aja. Kita bukannya gak mau berusaha. Bahkan, kita udah berusaha nyari Bang Arka." Atharka menjeda ucapannya sebentar. "So, now I want to ask for help, gue nggak mau ada yang bahas tentang dia dulu. Karena kalo inget itu gue bakal sakit," ujar Atharka jujur.

Sesil yang merasa bersalah dan melihat seberapa sakit Atharka pun memeluk adik laki-lakinya itu dengan erat. "Maafin gue ya udah bahas tentang Bang Arka."

Atharka yang menyadari Sesil menangis sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang cowok itu pun, langsung mendorong pundak Sesil perlahan dan mengangkat dagu Kakaknya itu untuk menatap matanya yang berair. Atharka mengusap air mata Sesil secara perlahan. "Kak, lo nggak boleh nangis kayak gini, yang ada gue malah makin sedih. Yaudah gini aja deh, kalo Papa pulang kita cari bareng-bareng, oke?"

Sesil tersenyum dan mengusap air matanya semangat. "Okey."

"Nah gitu dong. Yaudah gue berangkat dulu, bye," pamit Atharka lalu mengambil tasnya dan menyampirkan tas hitam itu di pundak kanannya. Cowok itu berlari pelan ke arah pintu depan yang sebelumnya mengecup puncak kepala Sesil terlebih dahulu. Cowok itu meninggalkan pekarangan rumah mewah itu dengan mengendarai motor sport hitam kesayangannya.

***

"Coklat siapa?" tanya Binar pelan.

Di balik coklat itu terdapat sebuah tulisan kecil, 'dari Atharka' Binar tidak menyangka jika setelah malam itu kini sosok cowok seperti Atharka ternyata juga bisa berubah menjadi sosok yang romantis. Binar duduk di kursinya, lalu perlahan membuka bungkus coklat itu.

"Mau dong coklat!" seru cewek yang ada di belakang Binar menggoda.

"Bagi dong, Bi," pinta cewek yang duduk di samping cewek yang menggodanya tadi.

"Guys, ini tuh dari Atharka. Jadi, spesial buat gue aja. Kalian nggak."

Selina menyebikkan bibirnya. "Gue kan temen lo, anak gue lagi ngidam coklat nih, lo mau anak gue ileran?" ujar Selina dengan bibir yang maju beberapa senti seraya mengelus perut ratanya perlahan.

ATHARKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang