[FOLLOW SEBELUM BACA]
Ini tentang, Atharka Putra Malendric yang temperamental dan Binara Helvana yang penurut, sabar, dan selalu mengalah kepadanya.
Selama menjalin hubungan sikap Atharka selalu berubah-ubah. Yang selalu memarahinya walau hanya kare...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍁
"Gue nggak mau nyesel, gue nggak mau lo dimilikin orang lain, lo cuma punya gue. Punya Atharka Putra Malendric seorang. Selamanya."
***
SINAR rembulan begitu cantik, bintang-bintang gemerlapan di antaranya. Di bawahnya sedang ada yang duduk sembari mengayunkan kakinya ke depan dan ke belakang.
Pikirannya dipenuhi kebingungan, tentang hari besok yang ia harus hadapi, baru saja satu bulan berpacaran dengan Rega, tetapi sekarang, hubungannya sudah diambang perpisahan.
Atharka meminta Binar untuk berpikir lagi, apakah Binar tetap ingin bertahan atau pergi. Otak gadis itu dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang belum jelas jawabannya. Hatinya terasa sakit saat ia tau Atharka ingin mengakhiri hubungannya, rasanya ia ingin berteriak dan memukul wajah cowok itu sekarang juga, tapi untuk berbicara saja rasanya masih berat.
"Sayang ... hei, kok nangis sih anak mama?" Dinda---Mama Binar datang lalu mencoba bertanya pelan.
Gadis itu menghapus air matanya dengan cepat. "Enggak kok, Binar nggak nangis."
Dinda tersenyum simpul. Ia ikut duduk di ayunan yang berada di taman belakang rumahnya itu. Kemudian ia mengelus kepala Binar lembut dan membawanya ke pelukan hangat miliknya. Nyaman. Hangat. Itu yang Binar rasakan saat ini.
"Setiap masalah itu pasti ada jalan keluarnya, Tuhan kasih kamu cobaan karna percaya kamu pasti bisa hadapin semua ini, terkadang ada kalanya kita di atas, ada kalanya kita di bawah, roda kehidupan itu terus berputar. Sekarang kamu boleh nangis, tapi inget satu hal, kamu nggak boleh nyerah."
"Sekarang, temuin Atharka di ruang tamu, bicarain masalah kamu sama dia baik-baik."
Binar mengerutkan keningnya antara bingung dan terkejut. "Atharka? Di ruang tamu? Sejak kapan?"
"Barusan. Athar udah cerita semua sama mama ... sekarang kamu temuin dia ya?"
"Mah, Binar nggak mau ketemu Atharka sekarang, Bi-"
"Cepetan, keburu Atharka pulang," potong Dinda, lalu pergi meninggalkan Binar. Wanita paruh baya itu tau tentang masalah-masalah seperti ini. Karena ia juga pernah muda, kan? Lagipula ia sangat menyukai pacar anaknya itu, menurutnya Atharka sangat baik, sopan, dan jujur. Ini saja saat memiliki masalah dengan anaknya ia sudah lebih dulu cerita pada Dinda ketimbang Binar sendiri. Pokoknya menurut Dinda, Atharka adalah tipe mantu idealnya banget.
***
"Atharka ke mana?"
"Ya di rumahnya lah, lo ngapain nyari Atharka lagi? Ngajak balikan?" tanya Revan pada Alice tidak suka.
"Kalo iya kenapa emang? Bukan urusan lo juga 'kan," balas Alice tak kalah sinis.
"Cih, gue nggak yakin Atharka mau balikan sama nenek lampir kayak lo," ledek Gavin. "Pernah pacaran sama cewek kayak Lo aja gue can't believe," lanjut cowok itu seraya menatap Alice dari atas sampai bawah seolah menilai.
Chalvin yang tadinya sibuk mengotak-atik mainan Lego kesukaannya, lalu ia ikut angkat menyindir Alice. "Apa yang lo lakuin sekarang ini murahan. Lo ngejar cowok yang jelas-jelas udah punya cewek."
"Gue nggak peduli! Cepetan kasih tau gue Atharka ke mana?!"
Satupun dari mereka tidak ada yang menjawab, Revan kembali bermain game di handphone miliknya, Gavin sibuk memakan camilan, dan Chalvin ia melanjutkan kegiatannya untuk memperbaiki menyusun legonya yang sudah terpasang setengah. Hal itu justru membuat Alice naik darah, ia rela jauh-jauh ke markas mereka hanya untuk menemui Atharka, tetapi nyatanya cowok itu tidak ada di sana.
"Arghh, sialan lo semua!"
***
Binar menghampiri Atharka yang sedang berada di ruang tamu, rasanya malas sekali ia menatap wajah cowok itu lagi. Apalagi ia paling benci jika harus menatap sepasang bola mata coklat milik cowok itu, dari dulu Binar sangat menyukai mata milik Atharka, mata coklat nan indah itu berhasil menarik perhatian Binar. Namun, juga dapat membuat cewek itu takut karena dapat berubah sangat tajam saat menatapnya.
Mata keduanya bertemu, di detik yang sama juga entah dorongan dari mana hingga membuat Atharka menarim Binar ke dalam pelukannya. Sedangkan gadis itu diam membeku tanpa pergerakan.
"Gue minta maaf, gu–gue nggak mau putus sama lo, kasih gue kesempatan satu kali lagi ya?"
Binar melepaskan pelukan Atharka. Ia menatap lekat mata Atharka. "Hal apa yang buat kamu dateng ke sini?"
Atharka menunduk sebentar. "Gue nggak mau nyesel, gue nggak mau lo dimilikin orang lain, lo cuma punya gue. Punya Atharka Putra Malendric seorang. Selamanya."
"Tapi aku nggak bisa, Ka, terlalu kamu kekang, oke kamu boleh ngekang aku, tapi aku mohon banget sama kamu, jangan sampe kelewatan, kita ini masih pacaran, Ka ..." ucap Binar menyadarkan.
Atharka pasrah kali ini, lebih baik ia menurut saja dengan apa yang dikatakan Binar, ia tidak mau memperburuk suasana. "Iya, gue ngerti, gue minta maaf," ujar Atharka tulus.
"Jadi? Sekarang gimana?" tanya Atharka lagi.
"Apanya yang gimana?" tanya Binar tidak mengerti.
"Mau maafin gue?" tanya Atharka sabar.
"Iya, mau," jawab Binar malu-malu.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PUBLISHED : 1.52 pm. typed with 747 words.
maaf ya kemarin ga update. honestly, ini tuh selesai diketiknya semalem, cuma ga langsung aku publish hihi. oh iya, tadi tuh orang nomor satu di indonesia dateng ke kota ku guyss-!! so, perwakilan osis disuruh sambutt. keren bgt woiii 🥵‼️