Cp 15

9.3K 870 22
                                    

Mentari mulai bersembunyi diantara pegunungan, bulan mulai menampakkan dirinya mengganti sang mentari yang kelelahan. Nampak seorang pria berambut emas kini berhadapan dengan pria berambut biru gelap dan sama sama mengeluarkan aura dominan mereka.

"Hahh... ada apa kau mengunjungi Axel ?" Tanya Helios dengan matanya yang fokus ke arah lukisan pria bermata coklat gelap

"Aku ingin meminta bantuanmu." Jawab Axel, Helios yang mendengar itu menaikkan satu alisnya menatap seraya Axel

"Apa untungnya bagiku ?"

"Menjadi mate sempurna Kean, tidak maksudku Leorio."

.

.

.

Disisi lain Kean menatap rembulan yang hanya menampakkan setengah wujudnya. Dia meminum coklat panasnya seraya mengusap perutnya. Sesekali bayi dalam perutnya menendang yang dibalas kekehan oleh Kean.

"Aku merindukanmu Rio.." ucap Kean lirih dengan mata berkaca kaca

Seandainya ia tak hamil

Seandainya ia menggugurkan anak ini dari awal

Seandainya dia langsung meminum obat pencegah kehamilan.

Deg!

"Tidak.. tidak boleh berpikiran seperti itu. Anak itu anugrah dari Tuhan." Ucap Kean menghalau niat buruknya sendiri

Tak lama Kean mendengar suara mobil memasuki pekarangan. Mobil ber cat hitam, berkilauan karna terkena terpaan cahaya rembulan.

Deg!

"Bajingan ini!" Batin Kean

Seorang pria keluar dari mobil. Rambutnya yang hitam arang terkena paparan cahaya rembulan, garis pahatan wajahnya yang bak lukisan dewa dewa yunani menambah kesempurnaannya, tak lupa mata berwarna ungu gelap yang menekan itu yang akan membuat siapapun tunduk, kini dalam ke adaan teracak dengan kemeja penuh darah tapi tak mengurangi ketampanannya. Di tangannya menggenggam sebuah tas berukuran sedang.

"Alxanderro Fransisco." Ucap Kean penuh penekanan

Alxan yang mendengar seseorang memanggilnya kini menoleh. Alxan cukup terkejut mendapati adik iparnya yang terduduk di teras rumah dengan perut buncit (?)

"Jadi, dia beneran hamil toh.." Batin Alxan
"Ohh.. adik ipar.." jawab Alxan, Kean yang mendengar itu mengepalkan tangannya

"Aku bukan adik iparmu!!" Teriak Kean

"Hati hatilah.. nanti keponakanku kenapa kenapa." Ucap Alxan lalu berlalu masuk ke mansionnya, Kean ingin nenahannya tapi ia takut anak anaknya terluka.

"Apa kau dari rumah lacurmu itu ?! Cih.. sepertinya matamu telah rusak! Karna berani menyelingkuhi kakakku yang bahkan 1000× lebih sempurna dari lacurmu itu!!"

"Yap.. Eleanor ku yang paling cantik didunia." Batin Alxan
"Tidak. Aku baru saja membunuh kaki tangan sang antagonis cerita." Ucap Alxan lalu berlalu meninggalkan Kean sendirian di teras rumah.

"Antagonis cerita ?" Batin Kean

Alxan lalu masuk ke dalam rumah, tak lupa ia langsung ke kamar anaknya. Alxan naik melalui tangga ke lantai 2 tempat kamar anak anaknya, ia menoleh ke arah pintu berwarna biru gelap.

'Mikaelldo'

Nama yang tertera di pintu. Alxan perlahan lahan membuka pintu, lampu belajar sang anak sulungnya itu masih menyala. Mike ternyata lagi belajar dengan Migu di pangkuannya, Migu sudah tertidur lelap, kedua tangannya melingkari leher sang kakak, dan kedua kakinya menjuntai ke bawah kursi.

I'm (not) figuran [{ M-preg}]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang