Tak..Tik..Tuk..
Tak..Tik...Tuk..
Tak..Tik...Tuk..
Suara papan keyboard laptop, yang di mainkan dengan jari sang pemilik benda elektronik tersebut.
Di atas kasur Ivy terlihat serius menatap laptopnya dari tadi, gadis itu sedang mengerjakan tugas yang diberikan dosennya hari ini. Meskipun sebenarnya tugas itu dikumpulkan beberapa Minggu lagi, tapi ivy bukanlah tipe orang yang suka menunda tugas dari dosen hingga menumpuk. Ivy adalah tipe anak yang giat dalam mengerjakan tugas kuliahnya. Berbeda dengan sofia, gadis itu terlihat seperti tidak memperdulikan tugas-tugas mata kuliahnya. Bahkan tugas yang sudah diberikan dosen Minggu lalu, belum dia kerjakan sampai sekarang Hingga tugasnya menumpuk. Ketika sudah mendekati waktu pengumpulan tugas itu tiba, barulah sofia mulai merepotkan ivy untuk membantunya mengerjakan tugasnya. Padahal ivy sudah lelah mengomeli sofia, supaya gadis itu tidak malas untuk mengerjakan tugas kuliahnya, tapi yang dilakukan sofia hanya mengeluh! Mengeluh! Dan mengeluh! Ivy sendiri lelah melihat sahabatnya yang satu ini.
Di ruangan yang sama sofia berkaca didepan cermin dengan memakai piyama tidur, melihat setiap inci wajahnya yang barusan dia bersihkan dengan sabun muka. Ini rutinitas Sofia setiap malam sebelum tidur, bisa dibilang skincare rutin. Diatas meja sofia sudah menyediakan mangkuk kecil, berisi masker wajah bertekstur pasta dengan kuas-nya. Sofia mengaduk sedikit masker itu sebelum nanti dia aplikasikan pada wajahnya.
"Lo ngerjain apa sih ivy dari tadi serius banget lo, mending skincare-an sama gue biar cantik." Ajak sofia sembari memberi olesan masker pertama diwajahnya dengan kuas. Ivy yang berada dibelakangnya, tidak menggubris sedikitpun ucapan sofia, gadis itu masih sibuk dengan laptop dan bukunya.
"Kita sebagai cewek harus rajin perawatan diri terutama muka. jaman sekarang, kalau gak cantik gak glowing gak mulus, gak bakal di hargai!, Tapi kalau kita goodloking, orang-orang bakal memperhatikan kita dan hidup terasa lebih sempurna." Celotehan sofia Sok tau, dan masih dengan mengoleskan masker diwajahnya. Tidak ada tanda-tanda respon dari ivy, gadis itu sepertinya tidak tertarik dengan apapun kecuali tugas kuliahnya.
"Jadi, lo itu harus bersyukur punya sahabat kayak gue, udah cantik, seksi, baik, jago masak lagi, kurang apa coba gue, i'm so Perfect!" Sambung sofia lagi memuji dirinya dengan percaya diri.
Sofia melirik dari cermin, melihat ivy yang tetap fokus mengerjakan tugas kuliah, tanpa merespon dirinya yang mengoceh dari tadi.
"Vy, lo dengerin gue ngomong gak sih dari tadi?" Ragu Sofia karena merasa diabaikan, pandangannya masih tetap menghadap cermin sambil mengoleskan masker.
Tidak ada suara apapun yang keluar dari mulut ivy, hanya kedua alisnya yang bergerak menangapi Omelan sofia, tapi sayangnya sofia tidak menyadari.
"Ivy!
panggil sofia kesel sambil berbalik menghadap ivy, Dengan wajahnya yang sudah setengah tertutup masker berwarna putih.
"Geisha ivyyyyy!!!, Lo tuli apa gimana sih!" Teriak sofia merasa kesal.
Ivy mengehentikan aktivitasnya sembari menarik nafasnya jengah.
"Apaan sih Sofiaaa,.., lo gak liat gue lagi ngerjain tugas kuliah apa! Jawab ivy yang ikutan kesal.
"Gue tau, tapi apa salahnya lo nge-respon ucapan gue meskipun cuman bilang, iya, oh, oke, eumm, emangnya susah! Gue ngomong sama lo dari tadi bukan ngomong sama dinding!
"Yaudah, sekarang lo mau ngomong apa cepetan biar gue denger, tugas kuliah gue masih banyak nih." Ucap ivy mengalah.
"Males! Udah gak mood gue."sinis sofia, berbalik lagi menghadap cermin dan melanjutkan memakai masker.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABNORMAL
Teen Fiction*Jangan lupa tinggalkan jejak ya THANKS~ •~• Ini semua karena karma itu! Beberapa tahun silam, terjadi sebuah sumpah yang akhirnya menjadi kesialan, untuk kehidupan seorang cowok yang sekarang mengidam venustraphobia. ya, sebuah rasa takut kepada...