VACUUM|19

61 3 0
                                    


"ANYA?"Gak salah lo?!!"pekik Aura sembari menurunkan kembali makanannya yang sudah ada di depan mulutnya.

"Gak dong gak bisa!!Lo tahu kan berita akhir akhir ini dan kelakuannya kayak gimana?!masa lo mau masukkin dia gitu aja ke tim kita?!"marah Tifanya.

"Gak ada pilihan lain Ra, Nya, dia itu jago dalam hal futsal. Apalagi nanti tempat final futsal itu di sekolah kita. Apa kita mau di permaluin sama teman teman kita sendiri?"ucap Alisya dan mereka pun mulai berdebat.

"Tapi kalo kita masukkin dia lebih malu maluin tahu. Masa kita masukkin si kriminal itu?!gue gak mau ya nanti kita ikutan di jauhin kayal dia!!"kesal Tifany yang keukeuh pada pendapatnya.

"Atas alasan apa lo bilang dia kriminal?"tanya Syakil dengan nada datar yang membuat mereka diam.

"Y- ya karena dia yang coba bunuh temennya sendiri hanya gara gara cemburu."jawab Tifany sedikit gelagapan karena takut dengan tatapan menusuk dari Syakil.

"Lo tahu ini dari siapa?"tanya Syakil lagi.

"Dari temen temen lah"jawab tifany yang masih takut dan memegang erat lengan Aura yang ada di sampingnya.

"Lo gak bisa menyimpulkann seseorang dengan melihat sepintas,mendengar hanya dari orang orang, mereka bisa aja mengubah kebenarannya. Kenapa kalian membencinya, padahal ia tak salah apa apa kan sama kalian?apa dia berbuat jahat juga ke kalian?enggak kan?!jadi gue mohon. Jadi orang jangan mudah ke hasut omongan orang. Lo tahu lidah seorang itu lebih tajam dari pada pedang, bisa membuat seseorang yang di fitnah itu lebih sakit dari pada di goreskan pedang pada tangannya. Bisa juga buat orang yang di fitnahnya bunuh diri asal lo tahu."ucap Syakil yang membuat mereka juga mengerti. Mereka juga memang salah karena mereka mudah terhasut.

"Ta- tapi video cctv itu jelas jelas menunjukkan bahwa dia bersalah"ucap Aura.

"Lo tahu, orang licik bisa melakukan apa saja untung mengsukseskan rencananya. Gue harap kalian paham.apa yang gue ucapkan!!"jelas Syakil sembari melenggang pergi dari bangku itu dan tiduran di sofa yang berada tak jauh dari kursi yang sedang mereka duduki.

Syakil menenangkan pikirannya. Entah kenapa ia juga yakin kalo wanita itu tak bersalah. Ia juga merasakan apa yang adiknya rasakan. Padahal mereka juga belum pernah bertemu sebelumnya. Aneh memang.
Entahlah, mungkin ini di karenakan Anya yang memang tidak tertarik mengenal murid murid lain selain teman temannya dan pacarnya tentunya. Anya rasa mereka sudah cukup membahagiakan dan tidak peduli di luaran sana siapa atau apa.
Sedangkan Syakil yang sibuk dengan kenakalannya, bolos, dan juga sibuk dengan tim futsalnya.

"Syakil, kita sepakat ngajak Anya buat gabung di tim kita"ucap Alisya yang sudah mensepakatinya dengan semua pemain wanitanya.

"Tapi gue juga gak yakin dia mau ikut. Saat tahun kemarin gue pengen ngajakin dia, tapi pacarnya bersikeras melarang Anya bermain futsal."ucap Alisya gelisah.

Syakil berjalan ke arah mereka dan duduk di antara mereka.

"Mereka udah putus kan?gue rasa gak ada yang halang halangin atau larang larang dia buat main futsal."ucap Syakil singkat akan tetapi itu memang benar.

"Iya nanti gue bujuk dia. Gue sama dia cukup dekat dari dulu, karena dia partner main gue saat main futsal. Kalo kalian liat cara mainnya. Yakin tuh mulut bakal menganga lebar, apalagi lo Dindon."final Alisya.

"Apaan lo panggil gue Dindon, nama gue Dino"kesal Dino sembari melempar sampah makanan ringan ke arah Alisya.

Hal itu membuat Alisya ingin mengamuk. Emosinya sudah di ubun ubun.

"Lo gak akan gue kasih gratisan lagi, dan beli aja sendiri. Mulai hari ini dan seterusnya gak akan gue kasih cemilan gue ke lo, titiiiiiik!!!"teriak Alisya sembari memukul mukul badan Dino.

"Yaah.. Yaah... Jangan gitu dong lisoy, nanti kalo pas nongkrong gue kelaparan gimana. Gue gak mau badann gue kurus amat lisoy. Jangan marah ya ya yaa"bujuk Dino yang malah membuat Alisya ingin mengeluarkan amarahnya. Dia seenaknya memanggil namanya dengan sebutan seperti itu.

"Oh ayolah soy lisoy asoy geboy"ucap Dino yang terua terusan menempeli Alisya.

"DIAM GUE BILANG!!teriak Alisya yang sudah marah sampai puncaknya.

Alisya pun pergi menjauhi Dino yang membuatnya darah tinggi. Alisya bisa saja membuat Dino babak belur. Tetapi ia juga sadar bahwa ia harus mengontrol emosinya.







Aduh lisoynya ngambek nihh
Dasar Dino Dino

VACUUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang