VACUUM|3

71 8 0
                                    

Saat ini Anya berada di rumah sakit.

Ia di rawat inap selama 3 hari.

Kondisinya saat ini belum sadar.

"Anya, kenapa kamu seperti ini nak?"ujar mamanya menangis sambil mengelus rambut Anya.

Dalam hatinya,Riza merasakan hal yang sama.

Ia sedih dengan kondisi adik kesayangannya saat ini.

Tetapi ia harus terlihat tegar agar bisa menyemangati mamanya.

"Udah mama jangan nangis"nasihat Riza sambil memegang pundak mamanya.

Tak lama Anya sadar.

"Kamu udah sadar nak?"pekik mamanya senang.

"Aku di mana mah?"tanya Anya yanh baru setengah sadar.

"Kamu di rumah sakit nak"ucap mamanya yang memegang lembut tangan Anya.

Pikiran Anya pun berputar saat ia mengunci dirinya di kamar.

Ia pun berpikir saat ia di hina dan di benci oleh teman teman sekolahnya bahkan sahabatnya sekali pun.

"Aku bukan pembunuh"pekik Anya yang membuat Mamanya dan Kakaknya panik.

"Aku bukan pembunuh!!"pekiknya semakin kencang.

"AKU BUKAN PEMBUNUUH!!!"teriaknya menggila.

Riza mendekap Anya dari samping, mencoba menenangkan adiknya.

Separah ini kah kejadian itu yang membuat adiknya menjadi menyalahkan dirinya sendiri.

"Iya Anya bukan pembunuh"ujar Riza sambil mengelus rambutnya.

"Kakak di sini?"ucap Anya saat tahu siapa yang sedang memeluknya.

"Kakak percaya kan?"tanya Anya lagi.

"Iya sayang kakak percaya Anya bukan pembunuh"ujar Riza menenangkan lagi.

"Kenapa cuma mama,ayah sama kakak aja yang percaya?Kenapa Arka engga?Kenapa Arka asal tuduh aja sama Anya?Kenapa Arka benci Anya sampai putusin Anya?Kenapa sahabat Anya menjauh dari Anya?kenapa semua murid di sekolah nyalahin Anya atas semua ini?Padahal Anya gak salah!Anya gak ngelakuin itu!"tangis Anya pecah dengan pertanyaan yang bertubi tubi.

Hati Riza sakit mendengar semua keluh kesah adiknya.Begitupun dengan mamanya yang tidak kuat melihat anak bungsunya seperti itu.

"De?"tanya Riza saat merasa tidak ada pergerakan dari Anya.

"Anya gak sadar lagi"panik mamanya.

"Panggil dokter ma"pekik Riza panik.

•••

Sudah tiga hari Anya di rawat di rumah sakit.

Kini kondisina sudah membaik dan boleh di bawa pulang.

"Sekarang Anya bisa pulang"ujar mamanya sambil mengelus rambut panjangnya.

Anya mengangguk dan tersenyum simpul.

Di lorong perjalanan menuju perjalanannya keluar rumah sakit,ia melihat mantan pacarnya,sahabat Arka dan kedua sahabat Arka sedang duduk di luar ruangan.

Anya berpikir itu adalah ruangan dimana Layla dirawat.

Rasa sakit pun menghampirinya.
Ia pun menutup mata mencoba tenang dan bersabar.

Ia mengangkat tangannya kanannya sebagai penghalang agar mereka tidak melihatnya.

"Kenapa de?"tanya Riza melihat sikap adiknya.

"Enggak papa kak"ucap Anya dengan pelan.

Sesampainya di luar Anya di gendong masuk ke dalam mobil.

Mobil pun melaju menuju rumahnya.

♥♡

Lanjut yuuu

Next

VACUUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang