VACUUM|22

66 4 0
                                    


Sedangkan dia arah penonton Ada Anya dan Anatasya yang sedang menonton pertandingannya.

Anatasya terus terusan memaksa Anya supaya ia gabung dengan mereka karena saat itu mereka lihat tim lawan sangat lihai bermain dan dengan mudahnya mengambil bola dan mencetak ke arah gawang yang menjadikannya sebuah gol.

Sedangkan Anya tak menggubris Anatasya yang dari tadi bibirnya tak berhenti berbicara.

Anya sedang fokus pada taktik lawan. Menurut Anya cukup mereka cukup pintar menyiapkan strategi untuk bermain saat ini.

Waktu terus berjalan, dan pertandingan mulai memanas karena salah satu dari tim dari sekolahnya marah dan itu manuai keributan.

Sedangkan Anya melihat tim lawannya itu tenang tenang saja saat Tifanya melakukan itu.

Sekarang  Anya tahu bahwa itu juga strategi licuk yang mereka pakai untuk membuat lawannya semakin emosi dan panik karena kalah telak.

Sampai akhir pertandingan Anya melihat skor sementara dari abnak pertama adalah tim lawan 4 dan tim sekolahnya 0, sama sekali tidak mencetak gol.

"Nyaa, lo gak kasian apa sama tim sekolah kita. Please gabung ya, mereka pasti butuh lo."bujuk Anatasya.

"Mana mungkin gu-"ucap Anya santai. Ia belum selesai berbicara Anatasya sudah memotongnya.

"Ah lo.mah tega."kecewa Anatasya karena Anya susah di bujuk.

"Gue belum selesai ngomong Anaku sayaang."ucapnya sembari merangkul temannya itu.

"Jadi apa?Mana mungkin apa?"tanya Anatasya sembari menatap Anya yang sudah mulai serius.

"Mana mungkin, setelah gue liat taktik mereka gue gak ikut gabung."ucapnya sembari tersenyum ke arah Anatasya.

Anatasya yang mendengar jawabannya itu langsung memekik kegirangan dan memeluk Anya kencang, sehingga membuatnya sesek.

"Ana, gila lo ya. Mau bunuh gue. Sesek nih."ucap Anya kesal dan Anatasya pun melepaskan pelukannya.

"Ah hehe iya maaf maaf. Udah sana cepetan gabung. Babak kedua udah mau mulai. Nanti gue bakal teriak dan dukung lo."titahnya sambil mendorong dorong badan Anya. Ia terlalu senang. Akhirnya ia bisa luluh juga setelah perjuangan panjang lebarnya Anatasya yang ngomong tanpa jeda dan membuatnya haus.

Anya pun berjalan ke bawah, dan Anatasya juga berjalan ke bawah.

"Ngapain lo?ngikutin gue?"Tanya Anya.

"Geer lo. Gue mau beli air minum, haus gue dari tadi ngomong oanjang lebar, akhirnya lo luluh juga kan."ucap Anatasya lebay.

"Ngapain juga dari tadi nyerocos,gada yang nyuruh juga."gumam Anya yang masih bisa terdengar oleh Anatasya.

"Gue denger Anyaa."ucap Anatasya sembari mendelik tajam arah Anya. Sedangkan yang di tatap malah cengengesan dan berlari ke tempat lokernya.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Anya benar benar gak datang. Padahal tim kita butuh lo banget. "gumam Alisya

Babak kedua akan segera di mulai, sorak penonton saat kedua tim memasuki lapangan.

"Ayo guys, kita gak boleh nyerah. Kita harus semangat.Apapun yang terjadi kita gak boleh emosi."ucap Alisya menyemangati mereka.

"Sya,kaki gue gak kuat,sakit."saat pertandingan akan di mulai, tiba tiba Tifanya merasakan sakit yang amat sangat di bagian bokongnya, akibat ia terjatuh saat babak pertama, dan yang pertama jatuh ke lantai adalah bokongnya.

Alisya yang panik memanggil tim medis untuk membawanya dan di obati lebih lanjut untuk memastikan itu tidak parah.

Yang membuatnya lebih panik, tim mereka tidak ada cadangan karena Sandra dengan Cideranya,dan Rachel yang sedang izin keluar kota.

Saat tubuh Tifanya di angkat menggunakan tandu, tak lama seorang wanita datang dengan baju futsalnya, rambutnya yang sebahu sengaja ia ikat,memperlihatkan leher jenjangnya.

Kehadirannya sungguh membuat semua mata menuju ke arahnya.

Mereka bertanya tanya, siapakah dia?
Para murid disana terkejut saat orang yang selama ini mereka hina berada di tengah lapangan dan akan mengikuti permainannya.

Anatasya sedari tadi tersenyum lenar karena rekannya itu akan bermain.

Anatasya sekarang berada di bawah dan duduk bersebelahan dengan Abangnya.

Ia tak di marahi karena, ya tahulah kakek mereka yang mempunyai sekolah ini.

Syakil dan teman temannya dari tim futsal juga terfokus pada wanita yang berjalan dengan baju futsal tim sekolahnya.

"ANYAAAAAA SEMANGAAAAT!!GUE DO'AIN LO CETAK GOL SAMPE 6 GOL"teriak Anatasya kepada Anya yang baru saja tiba di lapangan.

Anya pun tersenyum dan mengacungkan jempol ke arahnya.

Syakil yang dari tadi memperhatikannya,sedikot terpana, apalagi saat ia melihat senyuman di wajahnya. Menurutnya ia begitu manis.






Anya mulai beraksi guys!!!! Ah greget gue juga. Padahal gue yanh nulis ya.

 

VACUUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang