ALASKAR 19

217 12 3
                                    

Langkah kaki jenjang Kejora menyusuri koridor yang terlihat hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang. Hari ini, Kejora sengaja datang lebih pagi agar terhindar dari drama kemacetan jalan.

“Hai ra”.

“Hai”. Kejora menghampiri Bryan, teman sekelasnya. “Ada apa?”.

“Tumben lo pagi banget datangnya. Nggak mau drama macet?”. Tebak Bryan tepat sasaran.

Kejora tersenyum membalasnya. Bryan adalah salah satu murid dikelas Kejora dan dia merupakan ketua kelas disana. Sifat ramah yang Kejora miliki membuat semua orang senang bila bersenda gurau dengannya.

Rangkulan pada bahu Kejora mengalihkan perhatian kedua insan itu. Kejora refleks menoleh. Disampingnya sudah berdiri seorang cowok berdasi dikepala. Dia Laskar.

“Cabut lo!”. Tanpa ekspresi apa-apa Laskar berkata. Bryan yang tak mau ambil pusing. Dia melangkahkan kaki dan pamit pada Kejora.

“Duluan ra!”. Ucap Bryan.

Kejora mengangguk dan menatap Laskar yang sekarang berada disampingnya. Kejora melepaskan tangan kekar Laskar dari bahunya. Laskar yang merasakan itu, langsung beralih menatap Kejora.

“Baru dateng udah usir-usir orang!”. Omel Kejora.

“Ganggu”.

Kejora menghela nafasnya dan kembali melangkahkan kakinya. Laskar yang melihat itu lantas mengikuti Kejora. Mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah Kejora.

“Kenapa berangkat nggak telfon gue?!”. Tanya Laskar.

“Pengen aja”.

“Oke. Mulai sekarang lo berangkat dan pulang sekolah bareng sama gue”.

Kejora memberhentikan langkahnya setelah mendengar ucapan Laskar, “Kok gitu?”.

“Pengen aja”.

Kejora mengerutkan keningnya. Merasa ada yang berbeda dengan Laskar hari ini. Tangan Kejora beranjak menempelkan telapaknya ke kening Laskar. “Sakit lo?”.

“Kemana seorang Laskar Mahesa Adinata. Ketua geng motor Eagles. Titik tumpu berandalan anak SMA yang kemarin? Kerasukan jin apa lo? Tukeran jiwa sama Tegar lo? Salah makan obat? Atau malah kurang? Nyebelin banget”.

Ck,nanya satu-satu dong! Latihan jadi wartawan lo?!”. Laskar menggeleng-gelengkan kepalanya. “Pertama, Laskar Mahesa Adinata sedang berusaha membuat tersenyum putri bintang. Kedua, Gue nggak kerasukan. Ketiga, Jiwa gue nggak ketuker sama Tegar. Keempat, Gue tidak sedang makan obat karena gue nggak sakit”. Jelas Laskar.

“An—”.

Official, Official!! Yang nyata udah jadian. Yang fiksi masih halu!”. Teriakan Guntur dari arah lapangan menyita perhatian mereka.

“Korban virtual nih boss! Senggol dong”. Sahut Tegar yang duduk disampingnya.

“Baper kok sama ketikan!! Malu sama typo!!”.

“Baper sama bos kita dong!! Aku menyebutnya tampan dam pemberani”.

“Makan besar kita! Ketua kita lagi deket sama cewek nih!”. Sahut Angga meledek Laskar.

“Bangsat lo! Bacot!”. Geram Laskar menatap tajam ketiga teman dholimnya itu.

Ck, Laskar!! Jangan gitu ahh!”. Omel Kejora.

“Mereka yang mulai ra!”.

“Mereka kan cuma bercanda”. Laskar menghela nafasnya gusar. Kalau tidak karena Kejora, sudah dipastikan ketiga cowok itu bakalan habis ditangannya.

ALASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang