6 - The Tea

249 33 1
                                    

Bab VI: The Tea*

Tea di sini merupakan salah satu slang yang dapat diterjemahkan sebagai gosip karena pelafalannya sama dengan huruf T dalam alphabet. Huruf T digunakan sebagai singkatan dari kata Truth (kebenaran) yang biasanya disembunyikan ketika orang bergosip.

Tea (n) sesuatu yang seringkali menyebar tanpa dikehendaki oleh orang yang dibicarakan dan dapat menjadi pemicu dari munculnya berbagai dampak lanjutan, terlepas dari benar atau tidaknya hal tersebut.

"Be careful what you say, cuz you can't take your words back."

Jay on mulmed
3600+ words

"Good job!"

Raffa membalas ucapan itu dengan senyuman. Ia baru saja menerima laporan belajarnya. Semester ini, ia kembali mendapat peringkat pertama di angkatannya.

"How cool!" ujar Leon. Lelaki itu tersenyum sambil menepuk pundak sahabatnya dengan bangga.

"Congrats, both of you!" ucap Leon kepada Raffa dan juga kepada Dika, yang kali ini mendapat peringkat pertama dan kedua secara paralel.

"Keren banget deh dua manusia ini, pasti gara-gara temenan sama gue!"

"Geez," gumam Dika sambil terkekeh.

"Iyain aja, biar seneng," ujar Raffa. "Lo juga keren, kok. Di antara kita, cuma lo yang nilainya naik. Congrats! Akhirnya kita bertiga sama-sama masuk sepuluh besar," ucapnya.

"Bahaya, nih, posisi gue tambah nggak aman," ujar Raffa dramatis.

Leon terkekeh, Raffa benar-benar tau bagaimana cara membuat perasaan orang lain senang.

"Tunggu aja, ya, Raff, semester depan kayaknya gue tiba-tiba dapet peringkat pertama, sih," goda Leon.

Dika ikut tertawa mendengarnya, "Jangan, Yon, please. Saingan cuma si Raffa aja gue udah kewalahan, kalo nambah lagi gue makin stress kayaknya," ujar anak itu.

Melihat ibunya melambaikan tangan dari luar kelas, Raffa segera menginterupsi, "Gue keluar dulu, ya, sebentar," pamitnya sambil kemudian melompat dari meja yang ia duduki dan berlari ke luar.

Anak itu disambut dengan pelukan hangat dari sang ibu. Dengan bangga, Candytha mengusak pundak kepala putranya. "Congrats, Baby!" ucapnya.

Raffa tersenyum senang, "Apa kata Miss Jean?" tanya anak itu dengan penasaran.

"Well, nilai kamu sebenarnya turun dibanding semester lalu, tapi mungkin semester ini cukup berat karena rata-rata nilai yang lain juga turun."

"Ah, sorry, Mom," gumam Raffa, agak kecewa.

"It's okay, Babe. Kamu pasti sudah mengusahakan yang terbaik," ucap Candytha sambil mengusap bahu anak kesayangannya itu. "Mama pergi duluan, ya?" pamitnya.

"Okay. Hati-hati," ucap Raffa.

"Love you, Sayang!"

"Love you too!"

■■■

Brak!

"Raffa!" kecam Dika dengan tegas. Anak itu berusaha menahan Raffa agar tak menyerang lagi. Beberapa murid kini jadi mendekat ke arah mereka.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang