Beomgyu 13

9.8K 929 21
                                    

Enjoy
___

"Gyu ikutlah bibi ke Tiongkok"

Si manis tersenyum sambil mengisi gelas yang ia ambil untuk bibinya. Ia menoleh sekilas menghadap bibi cantiknya.

"Boleh"

Setelah berucap si manis kembali menatap gelas yang tengah ia isi. Saluran dispenser yang menyalurkan air itu mati secara otomatis lantaran gelasnya sudah terisi penuh.

Si manis berjalan menghampiri bibinya yang berada di meja pantry dengan wajah gembira yang sulit untuk dijelaskan.

"Kamu serius?!"

Sontak Winwin menegakkan bahunya yang sempat lesu hingga minus lima puluh.

Namun, si manis tidak menjawab dan hanya berjalan menghampiri bibinya dengan segelas air putih yang berada digenggaman kecilnya.

Ia menyodorkan gelas itu kehadapan Winwin dengan tangan kanannya.

Bibir kecil itu berucap sambil terkekeh yang membuat wajah gembira Winwin luntur bagai tersapu air dalam sekejap.

"Boleh, kalau Gyu sudah menyerah"

Si manis semakin menahan tawanya kala bahu sang bibi kembali turun dengan wajah datarnya.

"Gyu hanya bercanda bibi hehe... "

Bilah bibirnya mengumbarkan senyuman yang bisa dibilang jahil.

"Dasar beruang nakal. Rasakan ini"

Dengan gencar Winwin mencubit hidung bangir milik ponakan tersayangnya. Tidak terlalu kuat,  namun sang empunya mengaduh. 

"Bibi... sudah-- a-air... airnya bisa tumpah bibi"

Winwin tidak perduli jika air digenggaman tangan mungil Beomgyu tumpah hingga membasahi lantai ataupun celana yang Winwin kenakan.

Ia masih ingin mencubit gemas hidung beruang milik si manis.

Tidak lama setelahnya, tatapan Winwin menyendu ketika kalimat yang tadi diucapkan oleh Beomgyu mulai ia pahami.

Cubitan itu perlahan terlepas dan si manis yang peka dengan sekitar merasakan bahwa Winwin sedang memikirkan sesuatu.

"Bibi ada apa?"

Sang bibi tampak diam, ia masih merenungi dan kalimat itu terus berputar dalam ingatannya.

"Maaf, Gyu minta maaf bibi Winwin. Gyu keterlaluan karena sudah tidak sopan pada bibi. Gyu minta maaf, Gyu minta maaf"

Winwin tersadar dari lamunannya dan melihat Beomgyu yang sudah menggengam tangannya dengan wajah bersalah.

"Kapan kamu akan menyerah dengan semua ini?"

Dengan suaranya yang pelan, satu pertanyaan ia utarakan. Ia tak perduli bahwa pertanyaanya akan membuat keponakannya sakit hati atau tersinggung.

Tidak. Winwin bukan menyuruh Beomgyu untuk menyerah dengan pilihannya, akan tetapi Winwin sudah tidak bisa... tidak bisa melihat anak yang dititipkan oleh mendiang kakak iparnya harus terus menderita di usia yang terbilang masih sangat belia.

Tidak seharusnya anak sebelia Beomgyu hidup dilingkungan kejam seperti saat ini. Harusnya ia mendapat kasih sayang serta cinta secara cuma-cuma dari keluarganya, bukan malah sebaliknya, berjuang untuk di hargai atau memelas untuk diberikan kasih sayang dan cinta.

Ia tahu, sekeras apapun Beomgyu berusaha ia akan semakin menderita. Fisik juga batinnya akan terus terluka seiring ia berusaha, bahkan Winwin sudah mengenal kakaknya sebelum Beomgyu hadir.

Gelas Kaca || BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang