Enjoy
___"Dokter, nanti Beomie bisa jalan lagi kan?"
Dokter muda itu tersenyum tipis, menoleh tatkala terdengar lirihan yang mendayu di udara. Tangannya yang bersih dibawa mengelus surai coklat lembut itu.
"Bisa"
Sederhana, tapi sangat bermakna artinya.
Manik indahnya terkunci pada manik sang dokter, tergambar harapan besar disana. Maniknya yang begitu lembut dan meyakinkan."Semua bisa asalkan ada usaha, Beomgyu"
Wajah manis itu menunduk, usaha lagi ya?
"Beomie sudah berusaha tapi tetap tidak bisa jalan"
Genggaman hangat Beomgyu rasakan di kedua tangan mungilnya. Hangat sekali, batinnya.
"Jika usaha adalah pintunya, maka sabar adalah kuncinya"
"Sampai kapan?"
Suaranya semakin lirih disertai manik yang berkaca-kaca. Entahlah, hari ini ia dalam perasaan yang kurang baik. Ia merasa ini semua sia-sia, pasalnya terapi nya sudah berjalan hampir setahun tapi, tak ada perkembangan sama sekali.
Apakah salah dirinya berpikir demikian?
"Sampai kapan Beomie harus bersabar?"
Dokter Jeon mengulum bibirnya, tak tau apa yang harus ia sampaikan lagi. Beomgyu bukanlah orang yang mudah menyerah menurutnya, namun akhir-akhir ini semangatnya sedikit berkurang.
"Beomie merasa semua sia-sia, dokter"
Beomgyu melepas genggaman tangan sang dokter, mengarahkan kursi rodanya menjauh dan pergi dari ruang terapinya.
Usianya masih belia wajar bukan?
Wajahnya mulai tampak bersalah, andai saja ia lebih jenius dan menyenangkan, mungkin ia bisa menyelamatkan anak semanis dan seceria Beomgyu. Tapi sayangnya ia bukanlah orang yang humoris.
Cklek!
"Loh sudah selesai terapinya?"
Sang Papa yang memang menunggu diluar pun menatap anaknya yang keluar dari ruang terapinya, terkejut karena tak biasanya malaikatnya itu tak memanggil dirinya.
"Beomie kenapa? ada sesuatu yang menganggu?"
Beomgyu menggeleng, seperti biasa ia menampakkan senyum indahnya. Ia merasa tak perlu diungkapkan, biarlah ia sendiri yang emban. Tak perlu orang lain, meski keluarga nya sekalipun.
"Beomie capek Papa, mau istirahat"
Tanpa bertanya lagi, Jaehyun mengangguk dan menggendong Beomgyu kembali ke kamar. Mungkin putranya memang sangat lelah sehabis terapi, begitu pikirnya.
"Hari ini dan seterusnya Beomie mau tidur sendiri di kamar Beomie, Papa"
Jaehyun menghentikan langkahnya, ada apa?
"Kenapa? Biasanya Beomie juga tidur dengan Papa, kasurnya tidak nyaman hm? Kalau gitu nanti Papa ganti kasurnya dengan yang lebih empuk"
Beomgyu menggeleng pelan.
"Ah! atau AC nya tidak dingin lagi? Nanti Papa ganti AC nya dengan yang baru, bagaimana?"
Dan lagi, Beomgyu kembali menggeleng pelan membuat Jaehyun menaikkan sebelah alisnya.
"Lalu?"
"Hanya ingin, Beomie sudah besar"
Setelahnya, Beomgyu menelusup kan wajahnya dipundak sang Papa. Enggan menambah pembicaraan. Jaehyun mengelus punggung sempit malaikat kecilnya, mungkin nanti ia akan bertanya pada dokter Jeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelas Kaca || Beomgyu
FanficBeomgyu hanya mau Papa, kak Mark, kak Jeno, dan kak Sungchan menyayangi Gyu dan berhenti menyebut Gyu sebagai anak pembunuh dan pembawa sial. ft. Jung familly. Angst? tidak tahu, baca saja ceritanya.