Enjoy
___Kriett...
Suara kecil dari gagang pintu mulai mengisi kesunyian. Di hadapannya, tangannya tampak ragu untuk melanjutkan. Balutan jas masih terpakai di tubuh atletisnya.
Masih rapi. Hanya saja, wajahnya berbanding terbalik dengan pakaiannya. Terlihat kusut dengan jejak air mata yang sudah mengering. Menghembuskan napasnya guna melanjutkan langkah.
Hal pertama yang dilihatnya adalah, dinding bernuansa baby blue yang dihiasi berbagai macam ukuran figura. Ranjang mini size yang tertata rapi dengan beruang teddy di sisinya.
Alas pantofelnya kembali menapak secara perlahan, mengitari setiap jengkal kamar yang seumur hidup tak pernah ia masuki.
Potret dirinya terbingkai apik dalam balutan sampul kaca. Tidak hanya dirinya, bahkan ketiga anaknya pun juga terbingkai rapi di dinding.
Sosok sang istri yang telah lama pergi juga terpaku disana, tampak cantik. Bahkan foto keluarga kecilnya dulu ikut serta di sisinya.
Namun tak satupun dari banyaknya bingkai, terpajang wajah sang pemilik kamar.
Tak satupun.
Kini, arah pandangnya berhenti pada figura kecil yang sengaja dipajang di atas nakas samping ranjang. Tangannya dengan hati-hati mengambilnya.
Ah, Jaehyun ingat. Ini foto yang pernah ia ambil beberapa pekan lalu bersama ketiga anaknya.
Air matanya kembali mengalir, menggambar jejak baru di kulit peach nya. Hatinya sakit, teriris menjadi potongan kecil kala apa yang dilihatnya begitu memilukan.
Disana, sebuah sobekan foto dari wajah si malaikat kecil terselip di antara foto keluarga yang ia ambil beberapa pekan lalu.
Terselip di paling ujung bingkai, hampir tak terlihat.
Menghapus air matanya sekilas, ia membongkar bingkai tersebut. Di balik foto, berisi dua bait kalimat yang digores menggunakan tinta pena.
"Papa, kak Mark, kak Jeno, kak Sungchan, dan Gyu.
Hidup bahagia, selamanya."Bibir bawahnya bergetar, Isak tangis tak bisa ia redam. Dadanya sesak, sebegitu jahatnya ia terhadap malaikat kecil yang harusnya ia bahagiakan, malaikat kecil yang sang istri titipkan padanya.
Setiap kata yang pernah ia ucapkan pada darah dagingnya sendiri, kembali berputar di setiap ingatan. Tak sekali, bahkan ratusan kali ujaran kebencian yang Jaehyun dan ketiga anaknya lontarkan.
Menjambak helaian rambutnya sendiri dan beberapa kali mengusap wajahnya secara kasar. Mengabaikan keringat atau air mata yang tak henti-hentinya mengucur deras.
Dan lagi-lagi pandangannya jatuh pada benda yang membuatnya sakit untuk kesekian kalinya.
Boneka sapi usang yang pernah Jaehyun beli atas permintaan Taeyong kala mengandung sang malaikat kecil.
Memorinya kembali mencari dimana seutas kenangan itu berada.
"Jae, lihat! Boneka sapinya lucu, kita beli untuk dia ya?"
"Tapi anak kita laki-laki sayang"
"Tak apa, aku merasa dia akan lebih mirip dengan ku"
"Baiklah"
"Yeayy! Beomie dengar, Papa mau membelikannya"
Tubuhnya terjatuh di ranjang, memeluk boneka sapi usang yang pernah Taeyong minta kala itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/291818792-288-k200738.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelas Kaca || Beomgyu
FanficBeomgyu hanya mau Papa, kak Mark, kak Jeno, dan kak Sungchan menyayangi Gyu dan berhenti menyebut Gyu sebagai anak pembunuh dan pembawa sial. ft. Jung familly. Angst? tidak tahu, baca saja ceritanya.