Enjoy
___Jaehyun dengan tapak sepatu pantofelnya berjalan kesan kemari. Map berwarna kuning berada di genggaman bersamaan dengan kaca mata kerja yang bertengger di hidung bangirnya.
Setelah selesai membaca dan memahami isi laporan kantornya, ia mengembalikan map tersebut ke atas rak.
Plak!
Amplop besar berwarna coklat usang terjatuh sesat setalah Jaehyun menarik dokumen lainnya. Tangannya beralih mengambil amplop tersebut guna dilihat apa isinya.
Ia pandangi amplop itu dengan seksama. Ingatan jangka panjangnya kembali di putar mencoba mengingat amplop itu didapatnya darimana, dan siapa yang meletakkannya.
"Ku harap kau membaca amplop ini segera kak"
Ah, Jaehyun ingat. Beberapa bulan lalu adiknya, Winwin datang ke kantornya memberikan sebuah amplop. Ia mengatakan bahwa amplop itu sangat penting, namun saat itu Jaehyun enggan untuk membukanya.
Dengan acuh ia membuka isi amplop itu dan mengeluarkan isinya. Disana ada surat yang sudah luntur dan beberapa lembar foto lama.
Tinta yang menggores di atas kertas pun sudah tidak terlalu terlihat, hingga Jaehyun harus memasang kaca matanya lagi. Ia daratkan punggung lebarnya di kursi kebesaran sambil menghela napas.
" Hai Jae... Jika kau membaca surat ini, berarti aku sudah pergi. Maaf karena membantah perintah mu saat itu. Tapi jujur, aku tak bisa jika harus merelakan buah hati kita, dia tak bersalah, dia malaikat kecil kita, buah cinta kita selama bertahun-tahun.
Aku menulis surat ini karena aku mencintai kalian, terutama dirimu dan anak-anak. Aku tahu kau sangat mencintaiku, aku tahu kau berbicara begitu karena kau takut kehilangan ku bukan?
Tapi aku tetap tak bisa membunuh darah dagingku sendiri. Namanya Beomgyu, Jung Beomgyu. Malaikat kecil ku dan Jaehyunie. Saat pertama kali aku mendengar tangisnya, rasanya aku menjadi seorang Ibu yang paling bahagia dan kuat di dunia.
Saat bayi kecil nan cantik itu dalam gendonganku, ingin sekali aku menemaninya hingga dia tumbuh besar, Namun nyatanya aku tak bisa.
Maka dari itu--Jika aku tiada, tolong sayangi malaikat kecil kita, beri dia banyak cinta agar tumbuh tanpa kekurangan kasih sayang. Malaikat kecil kita tak bersalah, takdir yang tak merestui kita untuk tetap bersama.
Kuharap kau selalu mencintai malaikat kecil kita sebagaimana kau mencintaiku selama ini. Dan aku percaya bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi lelaki tangguh seperti mu "
"Aku mencintai Jaehyunie..."
(Taeyong, 13 March 2004)
Buliran air mata mengalir dengan sengaja menuruni rahang tegasnya, hatinya sakit kala membaca secarik surat peninggalan sang istri. Merasa berdosa pada malaikat kecil yang sudah susah payah dipertahankan oleh mendiang istrinya.
Rasa bersalah dan penyesalan menyeruak dalam hati kecilnya, mengingat bagaimana perlakuan kasarnya pada malaikat kecilnya, padahal mendiang Taeyong sangat mempercayakan buah hatinya padanya.
Tapi karena keegoisan belaka, Jaehyun rela menyakiti malaikat kecilnya tanpa ampun, tanpa belas kasih, membuatnya menitihkan air mata di sepanjang hidupnya dan membiarkannya mengemis untuk sebuah cinta dan kasih sayang darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gelas Kaca || Beomgyu
FanfictionBeomgyu hanya mau Papa, kak Mark, kak Jeno, dan kak Sungchan menyayangi Gyu dan berhenti menyebut Gyu sebagai anak pembunuh dan pembawa sial. ft. Jung familly. Angst? tidak tahu, baca saja ceritanya.