Beomgyu 27

19.3K 1.3K 250
                                        

Enjoy
___

"Beomie..."

"Mama?"

"Beomie..."

Suara lembut disertai dengungan terus saja menggaung dalam kegelapan. Tubuh kecilnya terus berlarian mencari sumber suara yang diyakini adalah sang Mama.

"Mama, dimana?!"

Lisannya terus berteriak, namun tak ada cahaya atau penerangan sebagai jawaban. Kaki-kaki kecilnya dibawa kesana kemari guna berlari.

Merasa putus asa hingga kedua kakinya tertarik oleh gravitasi, menangis melihat kanan dan kiri yang diselimuti oleh kegelapan.

"Mama dimana hiks..."

"Mama di sini sayang..."

Suaranya terus berdengung mengisi telinga, akan tetapi wujudnya tak ada. Ya itulah yang Beomgyu alami saat ini. Di kegelapan yang sedikit demi sedikit menelannya.

"Dimana hiks? Gyu tidak bisa lihat..."

"Berbaliklah sayang"

Mengikuti instruksi dari suara yang di dengarnya, dengan perlahan ia membalik tubuh mungilnya.

Dalam kegelapan, berdirilah lelaki cantik dengan surai hitamnya. Terbalut dengan pakaian putih bersih, wajah dan segalanya bersinar menerangi kegelapan.

Beomgyu tahu dia siapa, mata, hidung, bibir, wajah yang cantik bagai jelmaan dewi  Aphrodite.

Beomgyu tahu dia siapa.

Lelaki yang selama ini ia sebut namanya dalam lisan, lelaki yang selama ini ia rindukan, lelaki yang selama ini terus menetap di hati juga pikirannya.

Bibir Beomgyu bergetar, kepingan darahnya meletup hebat. Luapan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya mengalir begitu saja.

Lelaki itu tersenyum, merentangkan tangannya lebar. Menatap sendu ke arah Beomgyu yang masih terdiam.

"Mama hiks..."

Dalam sekejap pula si manis ikut merentangkan tangannya. Memeluk erat lelaki yang selama ini ia hormati segenap jiwa maupun raga.

"Sttt... jangan menangis sayang, Mama di sini"

Ucapnya lembut bagai melodi penenang hati yang takut. Mengelus punggung si manis yang menenggelamkan wajah di dada.

"Mama, Gyu lelah. Gyu ingin ikut Mama kesana"

Beomgyu mendongak, menatap wajah cantik sang Mama yang dipenuhi oleh senyuman.

"Mama tahu. Tapi, belum saatnya sayang"

"Kenapa? apa Mama tidak mau bersama Gyu"

Taeyong menggeleng dengan sebuah senyum yang tak luntur.

"Bukan begitu, masih ada yang harus kamu lakukan dengan Papa dan Kakak-kakak mu"

"Apa?"

Tanyanya dengan kepolosan.

"Kamu akan tahu setelah kamu bangun"

Cup!

Perlahan Taeyong menghilang setelah mengecup sekilas dahi putih anaknya.

"Mama!"

"Mama! tidak... Gyu tidak mau, jangan pergi... jangan pergi hiks..."

Gelas Kaca || BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang