Enjoy
___"Chan gimana proses pendekatan lo? lancar gak?"
"Boro-boro lancar kak, susah banget buat deketin dia"
"Lo nya yang lembek sih! gimana gak susah, cara lo deketin dia cuma ngintip dari tembok. Kaya gue dong ke Nana, langsung sikat langsung pacaran"
"Halah modal tembakan dipinggiran kota aja pamer lo kak"
Sungchan membolakan matanya malas. Ia sungguh malas, nyatanya mendekati sang belahan hati tidaklah mudah melainkan sangat sulit.
Ya, itu yang dirasakan oleh Sungchan.
"Yang penting udah pacaran. Gak kaya lo yang modal ngintip doang tembak mah enggak"
"Gue mainnya lembut kak. Gue juga gak mau grasak-grusuk langsung nembak, nanti dia ilfeel sama gue"
"Lama lo! disikat jantan lain retak langsung tu hati"
"Ya lo doa'in aja kenapa?"
"Iya deh iya gue doa'in supaya lo cepat jadian"
"Nah gitu baru kakak gue"
"BERISIK!"
Keduanya terlonjak dari sofa ketika nada suara seperti macan mengaum memasuki gendang telinga mereka.
"Duh... alamat garis panjang kita Chan kena amuk kak Mark"
"Lo sih kak pake acara nanya-nanya, marah kan kak Mark jadinya"
"Gue udah bilang berapa kali jangan berisik! kalau mau berisik sana ke cafe"
"Iya kak kita gak berisik lagi. Maaf"
Ucap keduanya menunduk namun tersirat cengiran dari bibir Jeno. Entah apa yang lucu menurutnya.
"Loh kak mau kemana?"
Tanya Sungchan melihat Mark bergerak dari tempat ia duduk. Marak menatap Sungchan datar dengan mata yang siap mencekik lehernya hingga putus.
"Minum"
Mark membalik badannya dan pergi begitu saja tanpa ada pengucapan lain, hingga mengundang sebuah tawa takut dari Jeno.
"Kak Mark serem banget. Gue sampai gak napas pas ditatap"
Sungchan menggelang, dadanya naik turun menarik dan membuang napas setelah ditatap oleh Kakak sulungnya. Seperti ditatap oleh malaikat kematian, berbeda pula dengan Jeno yang menahan tawanya sampai-sampai ia tercekik oleh remukan biskuit yang berada dalam mulutnya.
•••
"Beomgyu?"
"Um?"
Mata bulat nan kecil itu menatap bibinya dengan mulut yang masih mengunyah.
"Kamu tinggal sama bibi dan paman lagi ya"
Kepala itu memberikan beberapa gelengan tanda bahwa si manis menolak.
"Kenapa?"
"Jawaban Gyu tetap sama bibi. Gyu ingin membuat keberadaan Gyu diakui oleh papa dan kakak-kakak"
"Tapi ini sudah keterlaluan sayang"
Bilah bibir kecil itu memberikan senyuman yang tercetak diwajahnya yang pucat.
"Gyu baik-baik saja. Bibi tidak perlu khawatir, papa dan kakak baik kok sama Gyu"
"Tapi mer--"
"Bibi"
"Beomgyu, bibi mohon sama kamu tolong tinggal sama bibi lagi. Bibi tidak mau kamu terus menderita"
Dua tangan mungil mulai menggapai jari jemari yang lebih besar darinya, mengenggamnya mencoba memberikan pengertian bahwa dirinya baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gelas Kaca || Beomgyu
FanfictionBeomgyu hanya mau Papa, kak Mark, kak Jeno, dan kak Sungchan menyayangi Gyu dan berhenti menyebut Gyu sebagai anak pembunuh dan pembawa sial. ft. Jung familly. Angst? tidak tahu, baca saja ceritanya.